Malam semakin gelap, bulan purnama kini tergantung tepat di atas langit. Suasana semakin mencekam, dan semakin gelap. Hanya seorang yang pemberani yang mampu melewati gelap di tengah malam, terutama ketiga lelaki yang justru malah masuk ke kandang musuh.
Jody, Jordan, dan Maychea. Ketiganya kompak masuk ke dalam markas dengan cara yang terbilang nekad, dimana ketiga nya akan masuk secara mengendap-endap. Padahal di tengah malam seperti ini, pasti penjagaan markas mafia lebih ketat daripada siang hari. Entah apa yang merasuki ketiganya untuk masuk disana, yang jelas mereka memiliki tujuan yang pasti yaitu menyelamatkan Evelyn.
Jordan, dan Jody mulai mempersiapkan senjata, sementara Maychea mengintai dari kejauhan berapa orang / penjaga yang harus mereka hadapi. Rupanya para mafia itu cukup cerdas, dengan menaruh beberapa penjaga cukup banyak di pintu gerbang. Tapi mereka lupa, jika yang mereka hadapi jauh lebih kuat dari anak buah mereka yang jumlahnya banyak itu.
"Bagaimana ??"
"Lumayan, tapi kita bisa hadapi bersama."
"Kau yakin ??"
"Sure.. trust me brother, we can do it !!"
Jordan mengangguk dan mulai memasukkan senjata miliknya. Lelaki itu memang mafia, tapi entah kenapa dia merasa sedikit... Err.. takut ?? Bukan, hanya saja dia khawatir jika orang tua mereka tahu apa yang mereka lakukan sebelum berperang besok. Hanya saja, Jody memiliki keinginan kuat untuk menyelinap, mencari Evelyn (kalau yang ini Jordan mendukung penuh niat Jody), serta memberikan sedikit pelajaran pada mereka (kalau ini yang setuju banget malah Maychea, soalnya adiknya Jordan itu kejam + sadis jadi suka kalau masalah balas dendam).
Ketiga nya kemudian mulai berjalan perlahan menuju ke depan gerbang. Para penjaga yang bingung segera mendatangi mereka. Tentu saja, mereka bakal curiga, melihat ketiga orang dengan tudung hitam yang hampir menutupi seluruh wajah mereka. Saat para penjaga itu mendekat, disitulah aksi pun terjadi.
Ketiganya kompak langsung melepas tudung mereka, dan mulai memukul penjaga disana. Tidak hanya tiga, tapi jumlahnya terus bertambah, melihat musuh datang, pasti para penjaga yang ada di dalam markas langsung ikut keluar menghabisi musuh mereka. Tidak perlu waktu lama, para penjaga itu bisa K.O di tangan ketiga nya. Jordan terlihat sangat bangga sekaligus ngeri melihat banyak penjaga yang sudah terbaring di atas tanah, Jody menepuk tangannya seakan membersihkan dari debu, dan Maychea menyiapkan senjata pistol di balik saku celananya.
"Kalian siap ??"
Jordan serta Jody mengangguk dengan mantab. Sementara Maychea menyeringai dan memberi aba aba pada keduanya.
"Kalau begitu ayo !!"
Maychea, langsung mendobrak pintu markas, dan terlihat banyak penjaga disana. Ketiganya mulai melancarkan aksi bela diri mereka.
Bug !!!
Bug !!!
Plak !!!
Pukulan serta beberapa bunyi pistol ada disana. Beberapa anak buah melempar peluru ke arah mereka bertiga, tapi dengan latihan yang selalu Andy ajarkan, mereka bisa dengan lincah menghindari peluru tersebut. Bahkan Maychea langsung melempar balik peluru dari pistolnya hingga tepat mengenai perut bodyguard tersebut.
Butuh waktu lama bagi mereka, karena begitu banyaknya penjaga, tapi perlahan jumlah penjaga itu yang sedikit seiring banyak mayat yang berhasil mereka kumpulkan. Setengah jam berlalu, ketiga nya menarik nafas panjang, saat melihat seluruh mayat penjaga berada di atas tanah. Ketiganya menyeringai licik dalam diam.
Ketiga nya lalu memasukkan kembali senjata mereka, dan mulai menelusuri lorong demi lorong, hingga mereka mendengar suara dari Evelyn dan juga Azada. Ketiganya menolehkan kepala ke kanan dan kiri, mencari sumber suara itu berasal, hingga mereka mendapati sumber suara yang berasal dari ujung lorong.
"Kau yakin ??"
"Sangat, ayo kita kesana."
~sementara~
"Ahhh... Shit !!!"
Evelyn menggeliat tak menentu, saat tangan Azada menyentuh titik sensitif nya. Azada yang sedang dalam keadaan mabuk begitu menggilai tubuh seksi Evelyn yang tidak tertutupi kain apapun, sehingga gadis itu terlihat sangat seksi dan hot. Azada terus menggoda Evelyn, dengan memberikan beberapa kissmark di tubuh serta menyentuh titik sensitif Evelyn.
Evelyn hanya bisa pasrah, dan terus mendesah. Kedua tangannya masih dalam kondisi terikat, membuat nya tidak bisa berbuat banyak kecuali pasrah di bawah pimpinan Azada. Kedua tangan Azada mulai memasuki daerah dada busung Evelyn, tangan lelaki itu mulai meremas lembut kedua dada besar itu.
"Ohhhh... Fuck !!!"
Evelyn menggeliat keenakan, saat tangan itu memijat lembut bagian dadanya. Memanjakan pegunungan nya yang tidak tertutupi oleh bra. Lidah Azada mulai menelusuri setiap inchi tubuh Evelyn. Rasanya saat ini tubuh nya di manja oleh kedua tangan serta lidah Azada, yang menggelitik di setiap tubuhnya.
"Ahh... Ahhhhhhh... Azada...."
"Ssst..."
Azada mencium dan meraub bibir Evelyn, dengan rakus. Lidahnya mulai menjilati bibir bawah dan atas Evelyn. Gadis itu membuka mulutnya perlahan, dan membiarkan lidah Azada menelusuri mulutnya. Barulah saat Evelyn kehabisan nafas, Azada melepas ciuman tersebut, dan menjilati kedua pipi Evelyn.
Keduanya begitu menikmati masa masa seperti ini, Evelyn kini mulai terbuai dengan permainan lembut Azada yang membuat pikirannya kehilangan kontrol untuk sesaat.
Hingga....
"Hentikan !!!!"
❤️🔫💙🔫❤️🔫💙🔫❤️🔫💙🔫❤️
Bersambung....
Gimana nih update an nya ??. Seru gak nih ??? Kurang panjang atau malah udah pas ??
Hehehe Author sengaja buat pendek, karena....
#edisiidemacetkayaJakarta
Tapi tenang aja, ntar Author buat chapter depan agak panjang..
Oke sekian dan terima kasih...
KAMU SEDANG MEMBACA
My Love Wild Story 2
RomanceWarning !!!! 21+++++ (Cerita sudah tamat / ending) Aku bagaikan seekor domba di antara dua serigala yang menginginkan aku, Apakah aku dapat bertahan dengan salah satu serigala atau justru aku harus memiliki keduanya ?? That's My Love Wild Story. *...