ninth

17.4K 459 64
                                    

Tak !!!

"Ouwh..."

Seorang lelaki merasa sangat sakit di bagian kepalanya, saat pria itu memukulnya dengan sebuah tongkat di tangannya. Pria itu tampak geram mendengar ucapan lelaki itu. Matanya menatap tajam, serta giginya bergertak saling bertabrakan antara atas dan bawah. Ekspresi nya mengeras saat ini.

"Apa yang kau pikirkan Jody ?!!! Melepas Evelyn dan menerima jalang itu !!!"

Suara itu, tampak meninggi hingga rasanya orang di luar bisa mendengar pembicaraan mereka. Beruntung saat ini keduanya berada di ruang bawah tanah, tempat persembunyian mereka. Jadi mungkin orang yang berada di rumah atas mereka mendengar ucapan itu.

"Aku senang saat kau mengatakan berhubungan dengan Evelyn, tapi setelah mendengar kabar ini, rasanya aku ingin memukul mu ribuan kali !!"

Jody hanya bisa menunduk, jika ayahnya sudah marah seperti ini. Maka lebih baik dia diam mendengarkan, sebelum tongkat itu kembali memukul ke arah tubuhnya. Pria itu, Jady Axl hanya bisa menghela nafas, mendengar ucapan anaknya Jody, dimana dia putus dengan Evelyn, dan berpacaran dengan Clarity.

"Padahal kesempatan kita untuk membalas dendam terbuka lebar, saat kau berpacaran dengan Evelyn." Ujar Jady dengan sedikit lirih.

Jady masih ingin membalas dendam kematian Jayden kakaknya, jika Jody bisa berpacaran dengan Evelyn maka mereka bisa langsung menyerang Enanka, Mark, dan untuk urusan Aysa dan Jennyfry mungkin Jady bisa memanfaatkan pertemanan Evelyn dan Helina nantinya. Tapi Jody berpacaran dengan Clarity, apa yang bisa di dapatkan dari sana ??

Clarity bukan anak mafia, bukan anak gangster, hanya seorang anak pengusaha biasa, tidak berguna dan hanya jalang murahan saja. Ck !!

Jady rasanya ingin mendorong Jody masuk ke dalam jurang, melihat selera wanita pujaan anaknya hanya seorang jalang murahan, lebih baik dia berpacaran dengan Evelyn (meski itu hanya untuk dendam saja).

Lagipula Jady tidak akan membunuh Evelyn, jika saja gadis itu memang menjadi menantunya nanti. Dia hanya akan membunuh Enanka dan Mark, juga Aysa dan Jennyfry kalau perlu. Hanya itu, untuk anak-anak nya adalah urusan belakang.

Jady kemudian duduk di kursi. Tangannya memijat keningnya yang sedikit merasa pusing, diapun memasang pose berfikir untuk kali ini. Jika Jody tidak segera merebut kembali Evelyn dari Jordan maka bisa-bisa keinginan nya membalas dendam tidak akan terwujud, jadi satu satunya cara Jody harus berbaikan dengan Evelyn. Harus !

"Aku mau kau kembali berbaikan dengan Evelyn."

"Baik dad.." ujar Jody lirih. Bukannya dia tidak suka dengan Evelyn. Tapi setelah apa yang Evelyn lakukan padanya, membuat Jody merasa kesal dan malu. Dan ayahnya menyuruh Jody untuk berbaikan dengan Evelyn ?? Dimana harga diri Jody di mata Evelyn dan... Jordan nantinya ??

"Dan... Aku tidak mau kau berhubungan lagi dengan jalang itu ! Dia gak berguna sama sekali untukku !"

"Tapi..."

"Tidak ada tapi-tapian !! Aku jijik melihat jalang kecil itu ! Aku tidak akan segan-segan membunuhnya jika aku melihat kau mendekati nya !"

Jody menghela nafasnya, "baik dad."

Jody mulai melangkah meninggalkan ruangan itu dengan langkah lunglai tak bersemangat, dia tidak menyangka. Dia harus berbaikan dengan Evelyn yang sudah mempermalukan nya. Untuk masalah Clarity ?? Dia mah masa bodoh. Mau di bunuh, mau disiksa Jody mah santai aja. Sebenarnya dia hanya akting aja paniknya.

Setelah sepeninggalan Jody, muncul seorang wanita masih muda dari belakang. Dia menatap suaminya itu, memberikan segelas teh untuknya.

"Ku pikir kau terlalu keras pada Jody."

"Honey, aku hanya ingin dendam ku selesai, oke ?? Setelah ini aku bebaskan dia untuk memilih."

Wanita itu, Rosina Axl. Ibu dari Jody, istri Jady. Wanita berusia 40 tahun yang masih terlihat muda, dan cantik. Wanita itu sebenarnya baik, cuma karena dia istri Jady, gak mungkin dia akan mendukung pihak dari lawan Jady. Hanya saja Rosina sedikit tidak setuju dengan Jady saat lelaki itu menggunakan Jody untuk mengait Evelyn.

"Tenang saja, aku tidak akan membuat Jody dalam bahaya." Ujar Jady tersenyum.

Rosina hanya menghela nafas, "baiklah."

_* * * * ** * * * *_

"Cameron, aku punya tugas untuk mu."

"Apa itu dad ??"

Saat ini Mark dan juga Enanka berada di hadapan Cameron putra mereka. Mark dan Enanka menyusun sebuah rencana disini, dan mereka dengan sangat terpaksa menyuruh Cameron karena mereka sendiri tidak bisa berbuat apapun, untuk turun tangan sekarang.

"Aku ingin kau mencegah Evelyn untuk bertemu Jody."

Mark tahu tentang Jody ?? Hey, meskipun Evelyn tidak pernah memberitahu ayah dan ibunya. Mark bukan tipe orang bodoh yang akan diam saja saat Evelyn di apartemen. Diam-diam Mark mengirim kaki tangan untuk mengawasi Evelyn.

Mark pun mencari tahu tentang Jody, identitas nya selama ini. Dan Mark tahu jika Jody adalah keluarga dari Axl. Sungguh di sayangkan jika putrinya terjebak oleh putra Axl, entah rencana apa yang akan mereka lakukan pada putri mereka.

Beruntung Jordan hadir, mengusir Jody dari kehidupan Evelyn. Namun tak bisa di pungkiri jika nantinya Jody akan datang lagi dalam kehidupan Evelyn. Maka dari itu untuk kesiagaan awal, Mark memanggil Cameron. Menyuruhnya menghalangi jalan Jody untuk menghampiri Evelyn.

"Kau tidak perlu khawatir ayah, aku akan menghalanginya."

"Bagus."

Cameron meski dia tidak tahu apapun soal Jody, tapi lelaki ini tahu kehidupan mafia. Hanya ada hukum yang mereka jalankan, bunuh atau di bunuh. Dan Cameron tidak perlu bertanya apa tujuan Mark melindungi Evelyn. Yang pasti lelaki ini tahu kakaknya dalam bahaya besar, dan bisa jadi Jody adalah musuh dari sang ayah. Mengingat mafia memiliki musuh segudang.

Saat Cameron hendak berbalik arah,

"Tunggu !"

Cameron berbalik lagi dan melihat Enanka mendekatinya, wanita itu tersenyum sangat manis dan cantik. Meski berusia hampir 40 tapi semua orang masih bisa melihat garis kecantikan yang kuat di wajahnya. Enanka berdiri di hadapan Cameron dan menyerahkan sesuatu.

Sebuah pistol.

Bukan sembarang pistol, memang kecil bentuknya tapi pistol itu di lengkapi cadangan peluru banyak di dalam, juga terdapat pisau lipat yang bisa di gunakan sewaktu dalam bahaya.

"Ini ???"

"Kau sudah dewasa, kau bisa memiliki senjata ini untuk berjaga-jaga."

"Thanks mom."

Cameron menerima pistol itu dan berbalik kemudian mulai berlalu dari sana. Enanka sedikit menatap khawatir pada putranya. Dia tidak menyangka masa lalu mereka justru membawa bencana bagi putra-putri nya. Membuat mereka dalam bahaya besar di usia yang masih remaja.

"Jangan khawatir, Cameron adalah seorang lelaki. Dia pasti memiliki insting untuk melindungi."

Seolah bisa membaca ketakutan sang Istri, Mark sedikit tersenyum menenangkan istrinya untuk tidak khawatir, dan itu sedikit membuat Enanka. Wanita itu kemudian memeluk suaminya, semoga saja Jady tidak bergerak lebih cepat saat ini.

💙🔫❤️🔫💙🔫❤️🔫💙🔫❤️🔫💙

Bersambung.....

Adegan aksinya mulai kelihatan ya 😁😁

Btw, untuk adegan 18+++ nya sedikit di kurangi dulu, Author mah tambahin banyak aksinya untuk beberapa chapter ke depan.

Udah itu aja, pesan Author...

Oke sampai jumpa semua...

My Love Wild Story 2Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang