Fourth

27.2K 705 8
                                    

Jordan

Aku meraih gelas di tangan Maychea. Aku melihat gadis itu sedang berdiam diri, aku mendekati nya sembari membawa minuman gelas di tangannya. Dia terlihat sangat gugup saat kau mendekati nya, aku hanya menyeringai licik dalam hati.

Kemarin malam, kau mencium bibir ku. Kau harus membayarnya, gadis nakal.

Aku kemudian berdiri di hadapannya, sementara Evelyn, gadis itu mencoba menghindari kontak mata dari ku.

"Kau kelihatan takut sekali padaku, ada apa ??" Aku bertanya dengan nada santai, seolah tak terjadi apapun antara aku dan dia. Tapi, hey itu hanya akting biasa.

"T-tidak..."

Aku terkekeh dalam hati, dia tidak pandai berbohong. Padahal dia anak mafia, kenapa dia tidak bertingkah seperti anak mafia pada umumnya ?? Aneh.

"Acara tidak akan lengkap tanpa minuman, ini ambillah."

"T-terima kasih, tapi tidak."

"Ayolah, minum saja."

Dia tetap menggeleng, dasar gadis keras kepala. Tapi itu membuatku sedikit tertarik padanya. Semakin dia menolak ku, semakin aku mengagumi nya. Dan keinginan ku untuk menyetubuhi nya semakin kuat.

Aku mendekati nya, dia pun mengambil beberapa langkah untuk mundur, aku terus melangkah mendekatinya dengan santainya. Dia pun juga sama, terus mundur beberapa langkah sampai...

Tuk.

Tubuhnya terjebak di antara dinding ruangan, dan tubuhku. Aku menyeringai melihat domba di depan ku mulai masuk dalam perangkap ku. Aku mendekatkan wajah ku, padanya membuat gadis itu semakin ketakutan.

"Kau nakal, Evelyn." Bisik ku, dengan nada lirih.

Kedua tangan ku, mengurung nya disana. Ku rasakan tubuh gadis itu sedikit bergemetar ketakutan, tapi justru itu aku sangat menyukainya, aura ketakutan dari mangsa ku, tatapan horor dari mereka membuat ku puas. Well, bisa di bilang aku lebih mirip copy paste dari ayah ku, Aysa. Seorang psikopat + mafia yang kejam, bisa di bilang keduanya adalah kombinasi dari sifat ku.

"M-maaf..."

"Kau harus mendapat hukuman."

"A-apa ??"

"Minumlah."

"Tap-"

"Minum !"

Dia tampak kesulitan meneguk savila nya, dia kemudian perlahan meraih gelas di tangan ku, dan meminum nya secara perlahan. Aku tersenyum miring, bagus. Jika dia meminum habis anggur itu, reaksi obatnya semakin manjur. Setelah menghabiskan minuman itu, Evelyn menjatuhkan gelas itu, hingga pecah.

Tampak wajahnya sedikit gelisah, wah cepat sekali reaksinya, kita lihat apa yang akan terjadi setelahnya. Dan reaksi obat tersebut semakin terlihat. Evelyn dengan ekspresi wajah kepanasan memerah, matanya mulai menatap ku dengan sayu, bahkan kakinya terlihat lemas seakan tak kuat menanggung beban tubuhnya.

Aku pun, segera membantunya, dengan melingkarkan tangan ku di pinggangnya, membantu nya menanggung beban beratnya. Aku menatapnya, begitu pula sebaliknya.

My Love Wild Story 2Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang