Thirty Eight

5.8K 191 31
                                    

"jadi kau sudah siap untuk mati ??"

"Bukankah itu yang seharusnya aku tanyakan padamu, Mrs. Ezzry."

Saat ini Andy, Aysa, Mark, serta anak anak mereka berhadapan dengan keluarga Albert, serta keluarga Axl. Ezzry kesal dengan ucapan Andy yang begitu merendahkan mereka. Di belakang masing masing, terlihat anak buah dari masing-masing kubu. Mereka bersiap dengan beberapa senjata seperti pistol dan lainnya. Sementara Andy membawa sebuah pedang panjang, tidak lupa cadangan pistol di saku jaketnya, serta beberapa granat. Aysa sendiri bersiap dengan senjata miliknya termasuk Mark.

Di belakang, Watts dan Vasea sedang berada di sana menyiapkan segalanya. Keduanya menyeringai licik melihat pertempuran kedua keluarga besar mafia tersebut. Keduanya memiliki rencana sendiri dalam hal ini.

"Kau yakin, dia akan menempati janjinya."

"Sure, kita hanya harus memainkan peran, dan kita akan menjauh dari sini selamanya."

"Kita akan hidup bahagia."

"Benar, tanpa keluarga idiot ini."

Kembali ke Andy dan juga Ezzry.

"Kembalikan putraku !!"

"Well, jika kau mau dia kembali, kalahkan aku dulu."

Geram, Ezzry langsung menembakkan satu peluru ke udara itu artinya memberikan aba-aba kepada para anak buahnya, dan benar saja mereka menyerang pihak Andy, tetapi itu justru membuat Andy menyeringai dalam hati, dia memang sengaja memancing emosi Ezzry, dan...

Bruk !!

Beberapa bahkan sebagian besar anak buah Ezzry, masuk ke dalam sebuah lubang yang entah kapan di buat, dan entah berapa kedalaman nya, hingga mereka yang masuk tidak bisa keluar lagi. Andy menyeringai licik saat jebakannya berhasil, dia memang sengaja menggali beberapa lubang bulat kecil agar bisa di masuki oleh satu orang tiap lubang, dengan kedalaman yang cukup membuat mereka sesak, belum lagi jebakan lainnya yang berada di dalam lubang.

Ezzry yang melihat semua itu semakin geram, dia mengeluarkan kapak miliknya. Dan maju, menyerang Andy, dengan gesit Andy menghindari dan menyerang balik wanita gila itu dengan pedang miliknya. Aksi Ezzry diikuti oleh Anies Axl, yang menyerang Aysa. Pameela yang menyerang Mark, dan juga Daniels yang menyerang Maychea, Jordan, dan Jody.

Pertarungan berlangsung begitu seru, kedua anak buah masing-masing pihak saling menyerang satu sama lain. Beberapa ledakan granat dan suara tembakan terdengar, tapi tidak menyurutkan semangat Andy, dan lainnya untuk menyerang menggunakan senjata tajam, tanpa senjata api.

Tetapi yang paling seru adalah pertarungan antara Aysa dan Anies. Keduanya sama-sama berkeinginan membunuh musuh di depannya. Keinginan itu semakin menguat mengingat masa lalu mereka yang begitu buruk. Aysa memandang Anies dengan tatapan jijik dan geram, rasanya tangannya ingin mencincang nenek tua bangka di depannya itu. Kedua pedang mereka saling mendorong satu sama lain.

"Aku yakin ini akan menjadi hari terakhir mu, Georgeo."

"Jangan senang dulu, Axl."

Aysa pun melihat keadaanya semakin terdesak. Lelaki itu dengan sengaja menjatuhkan diri sejenak ke atas tanah. Anies menyeringai licik, dan maju menggenggam pedang miliknya, hendak menusuk Aysa dengan pedang itu. Tapi Aysa dengan licik, mengayunkan senjatanya ke depan, mengenai kedua kaki Anies membuat wanita tua itu tersungkur ke tanah, Aysa meraih kesempatan itu, dan...

Jleb !!

Pedangnya menusuk tepat di jantung Anies hingga tewas, Aysa terlihat begitu senang dan puas saat ini.

Tidak jauh berbeda dengan Daniels yang kewalahan melawan kedua anak Mark dan juga Aysa. Tentu saja ketiganya di bekali kemampuan bertarung yang baik, Daniels yang kewalahan hingga pedangnya pun terhempas jauh. Membuat lelaki tua itu melarikan diri, dan berlari menuju ke arah belakang yaitu Watts dan Vasea.

"Ada apa ??"

"Masih adakah anak buah kita ??"

"Sudah habis, kita sudah kehabisan anak buah saat ini." Ujar Watts dengan datar.

"Ini bahaya, kita kehilangan banyak anak buah. Lebih baik kita pergi dari sini."

"Maksud ayah, kabur ??"

"Well, hanya itu yang bisa kita lakukan. Vasea."

"Dan membuat mereka berfikir jika kita pecundang."

"Oh shut up, ini lebih baik, daripada-"

Dor !!

Sebuah tembakan terdengar jelas, hingga Daniels ambruk di tanah. Vasea hanya menggelengkan kepalanya.

"Kau tahu, membunuh pihak sendiri, sama saja bunuh diri."

"Terlalu lama, aku tidak tahan dengan pecundang ini."

Vasea terkekeh geli, dia pun mengalungkan kedua tangannya di leher Watts dengan manja.

"Kau tahu, jika kita terang-terangan membela mereka, keadaan kita akan semakin sulit."

"Kau tidak lihat, keadaan mereka sudah sangat terdesak saat ini, kita pasti akan aman." Ujar Watts.

❤️🔫💙🔫❤️🔫💙🔫❤️🔫💙🔫❤️

Maafkan Author yang memutuskan di tengah cerita 😅😅 karena Author gak tahu harus nulis apa lagi, pokoknya ini perang akan terbagi dalam dua chapter, yang satu kemungkinan akan lebih panjang dari ini..

Oke sekian dan terima kasih...

Maaf kalau perang kurang seru, Author bingung cara buat cerita tentang perang gitu gimana ✌️✌️

My Love Wild Story 2Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang