BAB 39

3.2K 130 0
                                    

Agni memandang pantulan bayangannya di cermin, ia melihat kalung pemberian Bram. Agni menyentuh kalung itu, Bram seolah tidak lepas dari dirinya. Ia sungguh tidak bisa melupakan Bram dan masih mencintai laki-laki brengsek itu.

Hari pernikahan semakin dekat, segala persiapan pernikahan sudah di urus wedding organizer. Dari mulai gedung pernikahan, susunan acara, make up, foto kamar pengantin, dekorasi pernikahan, katering pesta dan vendor pernikahan. Tidak hanya itu, setiap detail prosesi juga harus diperhitungkan waktu dan timing yang tepat, sehingga susunan acara menjadi rapi.

Bram tidak pernah lagi menghubunginya, semenjak memberikan kalung ini kepadanya. Agni sungguh sangat bersyukur bahwa Bram tidak pernah menggangu hubungannya dengan Alan, hingga menjelang hari pernikahan dirinya.

Sudah seminggu ini Agni memang tidak pernah keluar rumah. Karena memang pengantin perempuan tidak diperbolehkan keluar, itulah hal yang dilarang oleh orang tuanya. Agni sungguh bosan hanya berdiam diri di kamar seperti ini. Untuk melepas rindu kepada laki-laki itu, ia hanya bisa menghubungi Alan lewat video call.

Agni tersenyum, ia tidak menyangka akhirnya ia bisa merasakan juga bagaimana rasanya menjadi pengantin, ia seakan mimpi.

WO yang di pilih Alan memang yang terbaik, tidak ada satupun yang memberatkan dari pihak mempelai, walau hanya hal-hal kecil seperti dekorasi atau lampu. Agni kini duduk disalah satu sofa ruang tamu. Ia membuka salah satu instagramnya dan memencet power remote Tv. Suara deringan ponsel terdengar.

"Alan calling".

Agni menggeser tombol hijau lalu diletakkannya di telinga kirinya.

"Iya mas".

"Mas merindukanmu sayang, sudah hampir seminggu mas tidak ketemu kamu" ucap Alan, di balik speaker ponselnya.

"Sabar, mas tahu sendiri Agni enggak boleh keluar".

Alan tertawa, mendengar ucapan calon istrinya itu. Ia ingin sekali secepatnya menikahi Agni. Sungguh ia sangat merindukan Agni

"Kamu lagi apa sayang?".

"Nonton Tv" ucap Agni.

"Tidak biasanya kamu nonton Tv".

"Bosan mas, mau enggak mau, ya nonton Tv" Agni melirik ke arah Tv flat mencari chanel siaran menarik disana.

Agni memilih acara infotainment, sungguh ia sudah lama sekali tidak menonton acara gosip seperti ini. Jujur ia jarang menonton Tv, karena kesibukkanya sebagai mahasiswa dan bekerja. Jika libur Ia lebih suka membaca berita di sosial media, walau ia tahu banyak berita yang ia baca itu hoax.

"Mas lagi apa?".

"Mas lagi nelfon kamu sayang" Alan terkekeh atas penuturannya, ia hanya ingin bercanda kepada calon istrinya itu.

"Semua keluarga di rumah sehat?" Tanya Alan lagi.

"Sehat mas, semuanya senang menjelang pernikahan kita, ibu, bapak, mas Adam, mbak Melisa Semua begitu antusias".

"Disini juga sama, orang tua dan adik perempuan mas sudah enggak sabar nunggu menjelang pernikahan kita. Setiap malam mas di beri wejangan, di kantor juga mas di ejek habis-habisan sama rekan kerja mas".

Agni mengalihkan tatapanya kearah TV, ia memandang host Tv infotainment itu. Wanita pemandu acara itu begitu cantik, ya jelas saja cantik ia kenal betul wanita itu adalah pemenang putri Indonesia tahun kemarin. Pembawaanya lugas dan sangat menarik.

"Mas ada dimana?" Tanya Agni.

"Di kantor".

"Belum cuti".

"Besok baru cuti sayang, mas cuti 12 hari dan dapat ijin khusus menikah 3 hari dari kantor. Sesuai dengan rencana mas dari awal, ingin mengajak kamu ke Luzern. Tapi berhubung kamu belum mengurus Visa, ke Luzern nya kita pending dulu, sebaiknya ke Bali saja".

"Iya mas".

"Mas pasti akan ngajak kamu kesana sayang".

"Iya, mas".

Agni menyandarkan punggungnya dan ia mengerutkan dahi, memandang TV flat di hadapannya. Agni menekan tombol volume pada remote itu. Agni tidak tahu apakah ia salah dengar apa tidak, dan ia melihat beberapa foto di layar TV itu. Agni tahu betul siapa laki-laki yang di layar Tv itu.

"Mas".

"Iya sayang".

"Itu mas" ucap Agni, ia sulit percaya, bahwa ada foto Alan dan Jenar disana.

"Itu apa sayang".

"Mas dan Jenar" Ucap Agni pelan.

Agni memandang Jenar yang sedang diwawancarai. Ia tahu betul siapa Jenar, Jenar adalah artis muda yang tengah naik daun. Jenar membintangi beberapa film dan iklan. Wanita itu sangat cantik, bahkan tidak ada cela sedikitpun di wajahnya.

"Ya, saya dan laki-laki itu memang memiliki hubungan".

"Saya dengar laki-laki itu pengacara" tanya wartawan.

"Iya".

"Apakah hubungan kalian akan berlanjut ke jenjang pernikahan?" Tanya wartawan itu lagi, mengejar Jenar hingga ke mobil.

"Doakan saja" ucap Jenar santai.

"Bagaimana tanggapan mbak Jenar, memiliki kekasih bukan dari kalangan artis".

"Saya pikir, lebih menarik jika memiliki hubungan di luar kalangan artis, dan tidak buruk menurut saya. Dia lebih mengerti saya".

"Sudah dulu ya, lain kali kita sambung lagi" ucap Jenar.

Jenar lalu masuk kedalam mobil bersama bodyguard dan asisten pribadinya. Mobil itu berlalu meninggalkan awak media yang mewawancarainya.

"Mas, mas memiliki hubungan dengan Jenar?" Tanya Agni seketika, ia tidak percaya apa yang dilihatnya.

"Jenar?".

"Iya, barusan Agni melihat sendiri, disana ada foto mas dan Jenar. Jenar mengakui bahwa mas kekasihnya".

"Jenar itu klien mas sayang, bukankah mas sudah cerita kepada kamu, klien mas itu artis atas kasus pelecehan seksual. Artis itu adalah Jenar sayang, Itu sama sekali tidak benar sayang, sungguh".

"Tapi mas, Jenar mengakui sendiri, bahwa ia memiliki hubungan khusus dengan Mas" timpal Agni.

"Agni percaya mas, mas sama sekali enggak ada hubungan apa-apa dengan Jenar".

"Mas, Jenar enggak mungkin mengakui jika ia tidak memiliki hubungan dengan mas. Dia itu artis papan atas mas. Bagaimana Agni percaya mas dalam keadaan seperti ini".

"Kenapa semua seperti ini. Mas akan mengklarifikasi hal ini bersama Jenar, mas akan menghubungi Jenar sekarang juga. Kamu tenang ya sayang".

"Iya mas".

"Kamu jangan pernah terpengaruh berita itu. Percaya kepada mas, mas tidak memiliki hubungan khusus dengan Jenar".

"Iya".

**************

DENDAM SANG CEO (TAMAT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang