Kesepakatan terjadi dari kedua belah pihak. Orang tua Agni tidak mempermasalahkan pernikahan sederhana karena waktu sangat mendesak. Pernikahan itu hanya dihadiri kedua belah pihak saja. Semua segala persiapan pernikahan Bram yang mengurus. Bram juga sudah memberi mahar lebih dari yang Agni bayangkan sebelumnya. Bram memberinya beberapa aset, apartemen, uang dan beberapa persen saham perusahaanya atas nama Agni. Agar orang tua Agni percaya, jika Agni dan dirinya dikemudian hari berpisah. Agni tidak kekurangan apapun dalam hidupnya. Perpisahan itu tidak akan terjadi nantinya, ia tidak akan pernah sedikitpun untuk meninggalkan Agni. Segala sesuatu semua ia planing dengan matang, ia tahu apa yang harus ia lakukan.
Pernikahan itu akan diadakan di rumah Bram, karena setelah itu Agni akan tinggal bersamanya di Singapore. Ayah Agni, awalnya berat memutuskan itu. Melihat kesungguhan Bram terhadap Agni, ia menyetujui saja. Ada perasaan yakin bahwa Bram tidak akan menyakiti putri kecilnya.
Bram sudah meminta restu kepada orang tua Agni, untuk membawa Agni tinggal bersamanya di Singapore. Ada beberapa pekerjaan, yang mengharuskannya untuk tinggal di Singapore. Agni harus bersamanya karena Agni sudah menjadi tanggung jawabnya, sudah seharusnya mereka tinggal bersamanya. Bram tidak bisa menjanjikan apa-apa kepada orang tua Agni. Ia hanya mengatakan akan mencintai Agni dan menjaga Agni. Bram meminta pengertian kepada orang tua Agni, agar memenuhi semua permintaanya.
Keputusan Bram untuk membawa Agni ke Singapore adalah keputusan yang sangat berat bagi orang tua Agni. Agni akan tinggal jauh darinya. Tapi Bram meyakinkan lagi, bahwa ia akan menjaga Agni dengan baik, jika Agni rindu ingin pulang ke Indonesia, Agni akan pulang bersama.
**********
Adam memandang Agni disana, ia tidak kuasa melihat adik kesayanganya memutuskan untuk menikah dengan Bram. Adam tidak tahu apa yang di lakukan Bram kepada Agni, hingga Agni mencintai Bram begitu dalam. Adam sebenarnya tidak setuju atas lamaran itu, kedua orang tuanya sengaja tidak memberitahu lamaran Bram kepadanya. Adam tahu, bahwa kedua orang tuanya tidak ingin, ia membuat kegaduhan dalam acara lamaran itu.
Andai ia tahu sejak awal, Bram datang ke rumah, ia pastikan tidak memberi restu kepada Bram. Adam tahu betul sifat Bram seperti apa. Ia hanya tidak ingin terjadi apa-apa, terhadap adik perempuannya. Apalagi ia mendengar Bram akan membawa Agni ke Singapore. Itu merupakan hal yang paling sulit ia terima.
Adam berjalan mendekati Agni, yang tengah menatapnya. Ada tersirat wajah kesedihan disana. Adam lalu duduk disamping Agni, Adam meraih jemari Agni. Ia akan berbicara cukup serius dengan adiknya ini. Bahwa keputusannya untuk menikah dengan Bram, merupakan hal yang harus ia pikirkan secara matang. Pernikahan adalah ikatan yang paling sakral di lakukan orang diseluruh dunia ini. Semua akan berhadapan dengan hukum, dan berjanji di hadapan Tuhan.
"Dek".
"Iya mas" ucap Agni, ia memandang Adam.
"Padahal mas, kemarin baru saja melihat kamu mengenakan seragam putih abu-abu. Sekarang, mas tidak menyangka kamu akan menikah. Waktu ternyata cepat berlalu, jujur mas tidak setuju keputusan ibu, dan bapak untuk menikah dengan Bram. Mas begitu sakit mendengar keputusan itu. Sungguh mas masih tidak terima, atas keputusan ini. Keputusan yang kalian ambil begitu cepat, tidak mempertimbangkannya lagi. Bahkan tidak mengajak mas, prihal kedatangan Bram kesini".
Adam menarik nafas, ia memandang iris mata Agni, mata itu berkaca-kaca, dan air mata Agni jatuh.
"Mas, menyayangi kamu dek, mas sangat menyangi kamu. Kamu adik mas, yang mas sayangi di dunia ini. Mas bisa mencarikan kamu laki-laki yang pantas lebih dari Bram, jika kamu mau" ucap Adam parau, manahan tangisnya.
"Mas tahu Bram seperti apa, bagaimana sifat Bram, mas sudah mengenal Bram cukup lama. Tapi sekarang laki-laki itu malah merebut kamu. Jujur mas sedih mendengar kamu menerima lamaran itu, kamu memohon kepada ibu dan bapak agar merestui hubungan kamu dan Bram. Sedemikian besarkah kamu mencintai Bram?".
Agni terisak mendengar ucapan Adam, air matanya tidak bisa ia bendung lagi, Agni tidak kuasa untuk menjawab pertanyaan Adam.
Adam memandang Agni, ia usap air mata yang jatuh dari wajah cantik Agni, "Mas tidak tahu untuk berkata apa lagi terhadap kamu, mas hanya bisa mendoakan kamu agar kamu bahagia bersama laki-laki pilihan kamu".
"Mas hanya ingin lihat kamu bahagia, itu saja. Mas hanya tidak ingin kamu menyesal nantinya. Menikah itu tidak semuanya indah yang kamu bayangkan. Semua akan kamu rasakan rasa sakit, lelah dan masa depan kamu".
"Kamu sudah memutuskan untuk berkomitmen untuk menjalani hidup dengan seseorang, maka kamu tidak hanya membagi sebagian hidup, namun kamu membagi seluruh hidup kamu dengannya".
"tapi mas percaya, jika kalian sudah saling mencintai. Semua hidup kalian akan lebih berati".
"Jadikan pasangan kamu tempat berbagi semua moment dalam hidup kamu".
"Adakalanya nanti kamu akan bosan tidak selalu tentang cinta, tapi mas percaya bahwa pernikahan yang di dasari dengan cinta, kamu akan mencintanya dan mencintainya lagi".
Bram menarik nafas, ia lalu memeluk tubuh ramping Agni, ia tahu Agni menangis dalam pelukknya. Ia sungguh menyayangi Agni. Masih tidak ingin Agni pergi darinya.
"Mas sangat menyayangi kamu dek, mas sayang kamu" ucap Adam, ia masih menahan air matanya.
Adam melepaskan pelukkanya, ia kembali memandang Agni.
"Mas bisa apa, selain menerima keputusan kamu. Mas juga tidak bisa melarangn kamu lagi, selama ibu dan bapak merestui hubungan kalian berdua. Oh Tuhan, kamu adik mas yang mas sayangi di dunia ini".
"Jika keputusan kamu ingin menikah itu sudah bulat, ya menikahlah. Mas hanya bisa berdoa yang terbaik untuk kamu".
Agni mengusap air matanya, ia tidak tahu akan berkata apa lagi kepada Adam.
"Terima kasih mas".
*************
KAMU SEDANG MEMBACA
DENDAM SANG CEO (TAMAT)
Romance"Saya pikir kemeja ini cocok untuk anda" ucap Agni, Agni memperlihatkan kemeja itu untuk Bram. Alis Bram terangkat, ia kembali memperhatikan Agni dan lalu mengambil kemeja dari tangan Agni. Bram sengaja menyentuh tangan Agni. Bram merasakan sentuhan...