BAB 46

10K 209 9
                                    

Bram memandang Agni disana, kekasihnya itu mengenakan kebaya putih yang sudah ia siapkan sebelumnya. Kebaya putih sederhana sangat pas ditubuh Agni. Bram mengenakan jas berwarna putih senada dengan kebaya itu. Agni sangat cantik mengenakan kebaya pilihannya.

Bram sadar, ia jatuh cinta pada pandang pertama ketika Agni mengenakan kebaya merah di acara pernikahan Adam. Itulah moment yang tidak pernah ia lupakan, ia sudah jatuh cinta pada wanita itu sejak pertama kali melihatnya.

Inilah hari bersejarah bagi dirinya, ia akan memiliki Agni sepenuhnya. Bram merasakan debaran jantungnya, ia tidak pernah merasakan hal seperti ini sebelumnya. Ini mungkin akan hal yang akan ia lakukan seumur hidupnya. Pernikahan adalah gerbang menuju kebahagian untuk dirinya.

Tidak banyak orang yang hadir untuk menyaksikan akad nikah yang akan berlangsung beberapa menit itu. Bram duduk di salah satu kursi, ia menarik nafas, mengedarkan pandangan kesegala penjuru ruangan. Bram memandang satu persatu orang yang hadir.

Disana ada Adam dan melisa, mereka juga menjadi saksi pernikahan dirinya. Ya, sudah seharusnya mereka hadir, karena Agni adalah saudara terdekat mereka. Disana juga ada orang tua Agni, wajah itu terlihat haru, atas acara yang berlangsung. Putri kecilnya kini menikah dengan laki-laki seperti dirinya. Aldo asistennya disana, wajah itu terlihat tenang, laki-laki itu lah yang menolongnya selama ini. Aldo selalu dapat di andalkan.

Bram juga memandang adik kembarnya disana, kedua adiknya jauh-jauh terbang dari London - Jakarta, hanya untuk menjadi saksi pernikahan dirinya.

Bram menarik nafas, acara berlangsung dengan khidmad. Acara sambutan dari keluarga Bram, kepada calon pengantin wanita. Selanjutnya serah terima dengan berjabat tangan, sebagai simbol bahwa kedua keluarga saling menerima satu sama lain.

Inilah sesi yang paling mendebarkan bagi Bram. Bram memandang Agni berjalan mendekat diiringi ibunya. Jantungan maraton menatap wajah cantik itu. Kini Agni berada disampingnya, Bram menatap iris mata Agni. Inilah waktunya ia akan akan mengucapkan janji suci, di hadapan Tuhan. Pengucapan janji suci itu berlangsung dengan lancar. Ada perasaan lega ia mengucapkan janji suci itu, ia bahkan bernafas lega, atas kalimat sakral yang telah ia ucapkan.

Bram memandang Agni, jantungnya kembali berdesir, hanya dengan menatap Agni. Bram lalu mengecup kening Agni, inilah kecupan pertama untuk Agni, menyandang sebagai istrinya. Sungguh perasaan ini begitu dalam, yang sulit ia ungkapkan dengan kata-kata, ada perasaan bahagia hanya dengan mengecup kening Agni. Betapa besar kekuatan cinta yang ada pada dirinya. Bram melepas kecupannya, suasana haru dan bahagia tepancar diseluruh ruangan.

Bram meraih tangan Agni, ia menatap iris mata itu. Ia akan berbicara dengan hatinya yang sangat dalam. Mungkin inilah kata-kata yang harus Agni tahu. Ia akan ungkapkan semua yang ada di dalam hatinya. Bram tahu ia tidak bisa merangkai kata-kata indah. Tapi ia akan berkata sejujurnya kepada wanitanya. Bram ingin Agni tahu apa yang ada didalam hatinya. Inilah akan ia ungkapkan kepada Agni yang telah resmi menjadi istrinya.

"Ada yang ingin saya ingin ucapkan kepada kamu" ucap Bram pelan.

Agni mencoba tersenyum, ia memandang wajah Bram. Agni membalas genggaman Bram.

"Ya katakanlah, saya akan mendengarkan kamu".

Bram mengeratkan genggamannya, ia mencoba mengecup punggung tangan Agni, lalu ia lepas kecupan itu, di tatapanya iris mata bening itu.

"Kamu telah resmi menjadi istri saya" ucap Bram.

"Pernikahan ini pertama dan terakhir bagi saya. Kamu harus percaya saya, saya tidak berniat untuk meninggalkan kamu. Kamu satu-satunya wanita yang saya cintai. Kita sudah memutuskan untuk menikah, dan kita akan jalani pernikahan ini baik suka maupun duka".

"Saya akan belajar menjadi suami yang baik untuk kamu, saya akan menghormati kamu sebagai istri saya".

"Saya tahu pernikahan ini, bukan tentang kebahagian, bukan juga tentang cinta, tapi pernikahan ini untuk bagaimana kita hidup dan saling menghargai satu sama lain".

"Saya mencintai kamu sebagai istri sah saya, saya akan melindungi kamu. Sekaranglah saya berhak atas kamu semua. Saya suami kamu".

"Saya sungguh mencintai kamu, dan saya berharap kamu selalu ada disetiap langkah saya".

"Saya mencintai kamu, mungkin saya sedang belajar untuk memulai hidup bahagia bersama kamu".

"Saya mencintai kamu, saya akan menjadikan kamu wanita, yang terpenting dalam hidup saya".

"Bersandarlah dipundak saya, hingga kamu nyaman. Sudah seharusnya saya membuat kamu nyaman".

"Saya senang mengetahui bahwa saya adalah laki-laki satu-satunya yang terbaik dalam hidup kamu".

"Kamu istri saya, orang pertama yang saya pikirkan disaat saya membuka mata".

"Kamu istri saya, saya akan menghabiskan masa hidup saya, hanya bersama kamu kebahagian terbesar dalam hidup saya".

"Kamu istri saya, kita akan bersama hingga hidup kita menua".

"Kamu istri saya, kamu adalah ibu dari anak-anak saya".

"Kamu istri saya yang saya cintai, dan jangan pernah tinggalkan saya".

"Walaupun saya tahu, saya tidak bisa menjadi yang sempurna, tapi kamu adalah wanita yang menyempurnakan hidup saya".

"Saya sungguh mencintai kamu".

Agni sungguh terharu mendengar kata-kata Bram. Inilah kata-kata yang paling romantis yang pernah ia dengar. Air mata Agni, tiba-tiba jatuh dengan sendirinya.

"Apakah kamu tahu, saya tidak pernah menyesal memilih kamu, saya tidak pernah menyesal mencintai kamu".

"Saya sungguh mencintai kamu, kamu suami saya" ucap Agni, ia menahan isak tangis bahagiannya.

Pernikahan inilah yang menjadi bukti pernikhan mereka berdua. Dua insan yang memutuskan untuk menikah karena adanya saling cinta di antara keduanya. Rasa cinta itu akan bertambah dalam diantara keduanya. Komitmen yang kuat untuk janji saling mencintai. Tugas seorang yang telah menikah adalah menjaga benih cinta itu agar tetap tumbuh dan berkembang.

End

************

DENDAM SANG CEO (TAMAT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang