2 minggu kemudian
Agni kini telah resmi menjadi salah satu anak magang di salah satu perusahaan properti. Agni bertugas membantu staff accounting. Sebagai anak magang, Agni membantu mengurus laporan keuangan. Agni juga belajar bagaiamana membuat laporan tertulis dan perpajakan.
Agni memandang deretan nominal-nominal angka di kertas, ia mulai menstabilo total angka agar sama dengan di sistem. Setelah itu Agni, mencatatnya lagi di buku besar. Inilah kerjaan yang ia lakukan beberapa hari ini. Ia hanya anak magang yang di kerjakannya hanya seperlunya saja. Pernah beberapa kali ia membuat surat-surat yang berhubungan dengan perbankan. Agni menikmati pekerjaanya dengan baik.
Agni memandang beberapa staff accounting yang jumlahnya tidak lebih 30 orang, semua siduk dengan kerjaannya masing-masing karena telah memasuki akhir bulan. Agni juga tidak diharuskan lembur, karena ia memang bukan pegawai disini. Ada beberapa teman seangkatannya terdapat dibagian finance yang mengurusi segala pengelolaan keuangan perusahaan.
Agni menutup buku besarnya, karena ia telah menyelesaikan laporannya. Agni sudah mengenal beberapa pegawai disini. Salah satunya Nisa, staff accounting, wanita itu begitu lincah, yang biasa mengajaknya ke bank.
Agni memandang ke arah Nisa disana, ia berjalan dengan wajah kusut. Rambutnya yang rapi kini sudah tidak berbentuk lagi, di ikat dengan karet gelang secara acak. Lipstik merah yang biasa ia kenakan telah pudar. Di tangannya membawa berkas.
Nisa lalu duduk di sampingnya. Menundukkan wajahnya, terlihat jelas wajah itu tidak bersemangat.
"Mampus, bisa-bisa saya di pecat kalau begini" gerutu Nisa.
"Ada apa Nis?" Tanya Agni penasaran.
Nisa menegakkan wajahnya menghadap Agni, anak magang yang baru beberapa hari ia kenal. Wajah anak magang itu begitu cantik, hingga membuatnya iri. Lihat saja kulitnya begitu bersih, walau hanya dengan sapuan make up tipis, dan apapun yang di kenakannya terlihat cantik di matanya.
"Saya salah membuat laporan keuangan".
"Apa yang salah?" Tanya Agni semakin penasaran.
Nisa menarik nafas, "saya salah terhadap persedian akhir, hingga berdampak laporan neraca laba dan rugi, saya lupa memeriksanya terlebih dahulu. Kamu tahu, laporan itu sudah masuk di meja atasan saya".
"Tadi kamu dari mana?".
"Ya, di marahin abis-abisan sama pak Deni".
Agni tahu, pak Deni adalah maneger accounting. "Ya, kan bisa di betulin lagi, setahu saya itu hanya terjadi kesalahan di saldo akhir saja, kamu bisa meminta bantuan IT, sehingga selisih itu bisa teratasi. Kalau enggak di ubah ya akan berdampak buruk pada proiode berikutnya" ucap Agni, setidaknya ia mengerti teori itu.
"Bukan itu masalahnya, masalahnya laporan saya sudah di meja direktur. Saya yakin sebentar lagi, dia akan datang".
"Kamu tahu? Atasan saya itu orangnya beda. Sayalah yang akan di marah habis-habisan. Saya takut di pecat, kamu tahu kan, saya baru saja kredit mobil".
Agni juga tidak mengerti untuk mengatasi solusi Nisa, karena ia merupakan anak magang. Pertama kali menginjakkan kakinya disini, ia hanya bertemu pak Deni, dan pak Deni mengalihkan dirinya ke Nisa, membantu pekerjaan Nisa.
"Setidaknya SP lebih baik. Dari pada PHK" gumam Nisa.
"Oh Tuhan, tolong saya" ucap Nisa lagi.
*************
Beberapa jam kemudian Pak Deni, keluar dari ruangannya. Semua para staff accounting berdiri, atas kehadiran pak Deni. Ruangan terasa hening, serta mesin printer yang berbunyi itu, tiba-tiba mendadak mati. Jujur baru kali ini ia merasakan ketegangan di dalam kantor.
"Pak Bram ada diluar, persiapkan semua berkas kalian, dan kamu Nisa persiapkan jawaban kesalahan kamu, Jika kamu masih ingin bekerja disini" Pak Deni.
Jantung Agni tiba-tiba maraton mendengar nama Bram? Kenapa perasaanya menjadi tidak enak, ketika mendengar nama Bram. Nama Bram seakan belum bisa hilang dari ingatannya. Entalah mungkin itu hanya perasaanya saja, toh nama Bram sangat banyak di dunia ini.
Agni memandang Nisa disampingnya, jujur ia tidak tahu apa yang harus ia lakukan selain memandang Nisa.
"Iya pak" ucap Nisa.
Pak Deni melangkah menuju pintu utama, memandang sekali lagi para staff nya, karena ia memang dalam keadaan genting. Tiba-tiba para komisaris akan datang ke kantornya. Tidak biasanya para komisaris, direktur keuangan, dan direktur operational datang ke ruangan accounting secara mendadak seperti ini.
Sedetik kemudian pintu terbuka, semua para staff accounting hening. Agni duduk di samping Nisa, ia mendengar Nisa bergumam, dan nampak sibuk dengan berkasnya. Agni memilih diam tidak bertanya, karena ia tidak tahu apa yang di cari Nisa dalam berkas-berkas itu.
Agni mengalihkan pandangannya ke dapan, ia memandang beberapa orang melangkah masuk ke dalam. Semua kembali berdiri, atas kehadiran ketiga orang penting itu. Agni merapikan rok yang di kenakannya, ia hanya diam dan tiba-tiba ia mengerutkan dahi. Ia mengenal laki-laki yang berdiri tegap disana.
Agni seakan tidak percaya apa yang di lihatnya saat ini. Ini merupakan hal yang paling tidak diinginkannya, bertemu dengan wajah laki-laki itu lagi. Sepasang mata itu juga menyadari kehadirannya, dan memandangnya intens.
"Bram".
***********
![](https://img.wattpad.com/cover/199588749-288-k851283.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
DENDAM SANG CEO (TAMAT)
Romance"Saya pikir kemeja ini cocok untuk anda" ucap Agni, Agni memperlihatkan kemeja itu untuk Bram. Alis Bram terangkat, ia kembali memperhatikan Agni dan lalu mengambil kemeja dari tangan Agni. Bram sengaja menyentuh tangan Agni. Bram merasakan sentuhan...