Chapter 30 : DBY - Meet Again

230K 11.5K 1.9K
                                    

Play List : Hello - Adele

*****

Bab sebelumnya :

Apa kau mengetahui siapa pengkhianat diantara kalian dan juga penyelamat Manora pada saat pembantaian keluarganya?" Athes bertanya dengan tatapan seriusnya pada Adam.

Adam membalas tatapan Athes tak kalah seriusnya. Pria paruh baya itu menarik napas sebelum menjawab,

"Ia adalah sahabat Antony___ seorang Abdi negara yang sangat di percaya, sekaligus pengkhianat Negara."

Athes terdiam. Ia mengalihkan tatapannya dari Adam pada layar laptop di hadapannya. Layar yang menampilkan sebuah titik. Menunjukan keberadaan titik tersebut di suatu tempat. Athes mengepalkan kedua tangannya. Manora, istrinya, sedang berada di panti asuhan tanpa izin darinya.


___________________________________________
___________________________________________

"Sekarang minum obatmu." Leanore menyodorkan satu butir obat ke mulut Peter. Peter meminumnya, Leanore mengambil gelas air putih yang ada di atas nakas dan memberikannya pada anak itu. Peter pun meneguknya.

"Thanks Lea."

Leanore tersenyum. Ia membantu Peter untuk membaringkan tubuhnya. Leanore menyelimuti anak itu sampai dada.

"Istirahatlah dan cepat sembuh."

Peter mengangguk. "Aku senang kalian berdua ada disini sekarang ketika aku sakit. Ketika aku membutuhkan kalian."

Peter menatap Leanore dan Mark secara bergantian. Mereka berdua duduk di samping kiri dan kanan di tepi kasur berukuran kecil milik anak itu.

Ya, seperti yang di katakan Beatris, mantan kekasihnya itu memang berada di Panti. 

"Percayalah, kami juga senang bisa merawatmu kembali saat kau sakit seperti ini." Mark tersenyum sembari melirikkan matanya pada Leanore.

Leanore terdiam. Hanya seutas senyum simpul yang bisa ia sunggingkan. Sementara perasaannya tidak karuan.

"Mark kuharap kau jangan pergi lagi... Aku tau kau pergi karena Lea memilih pria lain sebagai suaminya. Aku benci Lea mengkhianatimu, tapi aku___"

"Peter, sudah kuingatkan Lea tidak mengkhianatiku. Kami memang tidak berjodoh. Berhenti berpikiran negatif tentang kakakmu." sela Mark menjelaskan tanpa menceritakan kebenarannya.

Leanore tidak mempermasalahkannya. Ia tau, Mark tidak ingin membuat kecewa Peter dengan tindakan egoisnya yang memilih kabur bersama wanita lain dan mencampakkan dirinya.

Leanore tersenyum kecut. Jangankan bisa mengalahkan keberadaan Marinka di hati Mark, posisi dirinya di hati pria itu saja masih kalah dengan Peter. Leanore menarik napas secara perlahan. Ia harus menerima kenyataan dan berhenti mengeluh karena di anggap sebelah mata oleh pria dari cinta pertamanya itu. leanore harus rela, walau kenyataanya sangat sulit.

Leanore menyadari, kenyataan terkadang menjadi sisi gelap dari sebuah mimpi yang indah. Kenyataan adalah kehidupan, dan mimpi hanyalah sebuah angan. Kenyataan dan angan tidak mudah terjadi secara beriringan, seperti seringan membalikan telapak tangan.

"Maaf, aku tidak bermaksud untuk selalu menyalahkan, Lea. Tapi aku sangat sedih kalian tidak bersama." ucap Peter kemudian, membuyarkan dirinya yang larut dengan pikirannya.

"Yang penting kau dan aku selalu bersama." Leanore tersenyum manis pada Peter, "Dan aku sama sekali tidak tersinggung di salahkan. Aku cukup terbiasa akan hal itu." gurau Leanore dengan terkekeh. Dan itu bukan sekedar gurauan tapi sindiran untuk dirinya sendiri.

Devil Beside You (DE LUCA SERIES KE 2)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang