A/N
Hi! Hi! Hi!!!! It's been how long? Oh, right, AGES. LOL. My apology for the verrrryyy verrrryyy late update (not that it matters), anyhoo, I've decided to ......
put an end to this story...
.... not in this chapter of course.
But SOON.
I'm very thankful for those that I do not know personally but kept on giving comments or rating this nonsense, and I hope that MAYBE if you feel this is still worth reading, PLEASE don't forget to share this to your friends or relatives or families (THAT ARE NOT UNDERAGE). :)
I didn't expect people would actually read this bc the idea of writing this in the first place came from a dream that I had about two years ago, also, as my coping mechanism from stress. I wasn't confident to share it before my friends encouraged me, but then I also thought, it wouldn't hurt, would it? anggep aja back up file biar ngga ilang eheheh.
SO HAPPY READING
AND LET'S BE FRIENDS!
***
[INDIRA]
Kampret 22.30
Udah masuk aplikasi visa kalian?Dira 22.30
Udah. Punya lu pasti kelar duluan?
Nepotisme nih.Kampret 22.31
Dua hari lagi keknya punya kalian kelar.
Jangan bilang Indrika alesannya, awas lu!Dira 22.32
AWAS APA?!
Berani ngancem?Kampret 22.33
Hehe nggak, xoxo"Apaan sih senyum-senyum?" Mas menegur gue saat masuk ke kamar dan menemukan gue sedang terkikik sendiri memandang hape.
"Ini adekmu, bikin ulah lagi."
"Apa lagi?" tanyanya sambil mendecakkan lidah.
"Punya dia udah jadi dong Schengennya."
"Kok cepet banget?"
"Mantannya kerja di Embassy Belanda. Pas ngurus ketemu. Eh tapi punya dia doang yang dicepetin. Indrika aja belom jadi."
"Kan mereka barengan?"
"Tau kali kalo mereka pacaran, makanya sengaja." gue menyingkap selimut agar Mas bisa berbaring. "How's the meeting?"
"As usual. Dull." dia memasang kacamata dan menghidupkan e-book readernya. "Untung gue sipit ya jadi kalo setengah nyuri-nyuri tidur nggak ketahuan." candanya.
Gue tergelak sampai hampir menjedotkan kepala ke headboard tempat tidur.
"Mau jadi anggota DPR, tidur pas rapat?" sindir gue.
"Tapi kalo gue jadi DPR nggak mungkin bakal korup, Dir."
"Kok gitu?"
"Mager."
"Ya sama aja gabut!"
Dia tersenyum dan menarik lengan gue mendekat dan mengecup pipi gue lembut.
"Tadi belum sun pas baru pulang." katanya.
"Ya kan emang harus mandi dulu baru boleh sun sun?"
"Aturan dari manaaa.." dia menggeleng. "Lu lagian dulu aja romantis banget main tunggu-tungguan. Sekarang kalo gue lembur atau meeting malah pulang duluan!"
KAMU SEDANG MEMBACA
November Rain
ChickLit"Brian. Nama gue Brian. Lu kan denger tadi nama kita dipanggil barengan?" ujarnya ketus. Indrika memandang laki-laki yang membangunkannya dari last call pesawat yang hampir membuatnya ketinggalan penerbangannya ke Bangkok tadi. Punggungnya perlahan...