Chapter 9: The Rain

441 54 18
                                    

Gue kembali ke hotel di hari yang saking complicated-nya sampai serasa seminggu itu. What happened with the guy is one thing, but meeting my boyfriend's ex-girlfriend is another thing I need to talk about with him.

Finally I take my phone out from my bag.

7 missed calls from Nick💕

So I decide to call him back.

"Hi, babe. Called you so many times." suara diseberang menjawab. That familiar warm voice.

"Sorry, again. Tadi di kereta nggak enak mau angkat, rame." Well, this is partly true.

"How's your first Bangkok trip without me?"

"This isn't my first, you know. Hahah"

"Kan yang dulu nggak sendirian?"

Yang ini juga nggak sendirian, batin gue. But of course I didn't say it out loud.

"Nemu banyak cafe lucuuu, aku tadi makan banyak."

"Sounds fun! Can't wait to join you makan-makan lucu!" gue bisa membayangkan senyumnya di balik telepon.

"Naik boat juga tadi. Ombaknya gede banget, dulu kita nggak sampe berombak gitu, tadi berasa di laut."

"Oh ya? Jauh banget dong mainnya kalo sampe naik boat?"

"Iya ke Wat Arun lagi. Pengen liat temple-nya nyala. Dulu kan nggak sempet gara-gara hujan"

"Pantesan, nggak jawab-jawab ditelponin. Melongo pasti kamu ya liatnya? Hahah"

Terlintas di pikiran gue untuk segera mengklarifikasi apa yang gue temukan tadi.

"Nick.."

"Yes?"

"Is there something you need to tell me?"

"What do you mean?"

"Is there something, you wanted to tell me, but haven't?"

"...happy anniversary? Wait, did I get the date wrong?"

"Belum kali ah."

"Hahaha I know, it's still in several days. What is it?"

"Exactly, what is it that you need to tell me?"

"I..love you?"

"I knoooow. You sure that's all you gotta say?"

"Absolutely. I don't have anything new to tell."

Lie. He lied to me.

Meskipun gue lagi berada di titik jenuh sama dia sekalipun, gue ngerasa masih sayang. I don't know what's this feeling inside me, tapi gue yang jalan seharian sama orang lain aja merasa bersalah dan menimbang-nimbang untuk cerita jujur aja sama dia. Tapi dia yang menyembunyikan keberadaan mantanya yang entah gimana ceritanya bisa ada di satu kota yang sama dengan dia, all the way from across the globe, nggak merasa hal ini perlu dibahas.

Fine, if this is what he wants I'll play along. I'll pretend like nothing has happened.

Malem itu gue nggak bisa tidur sampai jam 1 malem, bertentangan dengan kebiasaan ngebo gue setiap liat kasur atau sandaran-sandaran empuk lainnya. Gue memutuskan untuk berendam dengan air hangat sampai hati gue tenang, baru gue bisa tidur dengan nyenyak.

Dan gue mimpi didatengin si Bambang, idola Indira, ngejar-ngejar gue naik ikan lele raksasa. Kayaknya gue kebanyakan berdoa kepada dewa lele sampe dihantui ke mimpi. Gue harus minta maaf sama si Bambang kalo nanti ketemu bannernya di jalan.

November RainTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang