BAB 22

731 22 0
                                    

HAPPY READING GENGS

BAB 22

Kennie sedang berada di sebuah Rooftop gedung tinggi, tidak ada yang tahu Kennie sering kesini. Ia berdiri sambil menatap pemandangan indah ibukota. Pemandangan geudung-gedung tinggi. Kennie berdiri di pinggir Rooftop. Ia mengeluarkan segala keluh kesahnya dengan berteriak sekencang-kencangnya.

"ARGHHHH"

"KENAPA GUE HARUS HIDUP DI DUNIA? DAN KENAPA MEREKA TIDAK PERNAH ANGGAP GUE ADA? APA SALAH GUE"

Teriak Kennie mengeluarkan segala amarahnya yang terpendam. Langkah Ben terhenti karena sedari tadi ia mengikuti Kennie karena takut terjadi sesuatu padanya.

Ben hanya bisa berdiri dari kejauhan, ia tidak ingin mengganggu Kennie. ia juga membiarkan Kennie sendiri. Ben tahu karena merasakan apa yang Kennie rasakan saat ini. Ben duduk di sofa yang sudah kumuk dan tidak terpakai itu. meskipun sofanya tidak baru. Tetapi masih bisa dipakai.

Kennie berteriak lagi, hingga membuat Ben menutup telinga karena mendengar teriakan yang tingginya 10 oktaf.

"Gila nih cewek, suaranya melengking banget" gumam Ben masih menutup telinganya.

Kennie menoleh kebelakang melihat Ben yang sudah duduk dengan tatapan smirknya. Kennie heran kenapa Ben selalu mengikutinya, padahal ia ingin sendiri dulu tidak mau di ganggu sama siapapun.

"Sejak kapan lo berada disitu?" Tanya Kennie menghampiri Ben dan duduk di sebelahnya.

"Sejak lo berteriak seperti orang gila" ledek Ben pada Kennie yang mendapatkan tatapan tajam.

"CK, gue bukan orang gila, Tengil" Kennie berdecak sebal sambil melipat kedua tangannya didepan dada.

"Gue pernah kali merasakan apa yang lo rasakan saat ini, gue tidak pernah merasakan kasih sayang dari Mama. Hanya Papa yang selalu berada didekatku. Gue tidak tahu siapa nyokap gue. Gue tidak tahu bagaimana wajah dan rupanya. Seharusnya lo itu beruntung memiliki mereka. Tapi gue tahu juga lo diabaikan sama orang tua kandung lo dan sekarang lo hidup dikeluarga angkat lo. Tetapi lo harus ingat juga Mama kandung lo sudah mengandung lo selama Sembilan bulan dan sekarang lo begini. Gue tahu lo kecewa tetapi lo juga harus tahu dia Mama lo. Dan lo tidak seberuntung gue"

Kennie terdiam terpaku mendengar cerita Ben, selama ini tidak tahu bagaimana Ben sebenarnya, tentang kehidupan Ben. Selama ini ia terlalu cuek padanya. Walaupun itu Ben selalu berada di dekatanya selama ini. selama ia mengenal Ben, Kennie hanya tahu bahwa ia anak dari Bossnya Pak Darto. Hanya itu Kennie ketahui.

"Sorry, Gue minta maaf" ucap Kennie menoleh menatap Ben secara intens

"Kenapa minta maaf?" Tanya Ben bingung, Ben memperbaiki duduknya menghadap Kennie yang menunduk. Ben memegang kedua bahu Kennie.

"Gue akan mengantarkan lo kerumah Reka" ucap Ben yang diangguki Kennie.

###

Ben memarkirkan mobil jazz tepat didepan rumah bernuanza elegan itu. Ben dan Kennie turun dari mobil. Ben sempat melongo melihat rumah begitu megah sederhana namun elegan.

Ben berjalan masuk sementara Kennie terdiam di tempat. Langkah Ben terhenti lalu berbalik menatap Kennie yang masih terdiam.

"Bunglon, malah diam. Ayo masuk," ajak Ben

Kennie menatap rumahnya, Ia mengamati setiap sudut ruangan. Masih seperti biasanya tidak ada yang berubah sama sekali. Tetapi ia masih merasa seperti orang asing dirumahnya sendiri.

Kennie berhenti, Ben yang melihat Reka yang ada diruang tamu terkejut melihat kedatangan Ben dan juga Kennie. Reka sangat berterima kasih pada Ben yang bisa membujuk Kennie.

Kennie [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang