BAB 35

648 22 0
                                    

Happy Reading ya gengs, Di tunggu Recomentnya dan Jangan lupa tinggalkan jejak sebelum membaca ya. Terima kasih

BAB 35

Kennie dan Dini sudah kembali masuk sekolah setelah seminggu ia izin. Langkah kaki Kennie terkejut, saat masuk melihat seseorang yang tidak asing baginya sedang duduk di bangku sebelah Reka tepat dibelakang tempat duduknya. Kennie kembali melangkah lalu melempar tas punggungnya ke meja. Reka dan Jeny tersentak kaget, sedangkan Kennie hanya diam lalu merogoh tasnya. Mengambil buku novel dan earphonenya.

"Woiii, pagiiiii semuanya" Teriak Dini yang datang tiba-tiba menggemparkan seluruh kelas. Yang membuat semua siswa menoleh padanya dan menjadi pusat perhatian.

Kennie mendengus kesal, karena pagi-pagi ketenangan sudah terganggu akibat ulah Dini. "Bisa enggak sih kalau datang tidak pake teriak" teriak Kennie lebih cempreng membuat Dini, Reka, dan juga Jeny menutup kedua kupingnya.

"Gue baru tau kalau suara lo kayak toa" balas Dini yang baru mendengar suara cempreng milik Kennie. Kennie semakin kesal karena ledekan Dini, Kennie menjitak kepala Dini "Aww sakit tau" ringis Dini mengusap kepalanya akibat ulah Kennie.

Jeny masih menatap Kennie sambil tersenyum "Gak berubah lo, tetap saja seperti Bunglon. Yang selalu berubah-ubah sikapnya" gumam Jeny yang dapat didengar oleh Reka.

Setelah seminggu Kennie absen, tidak masuk sekolah. Ia dikejutkan karena Jeny masuk kesekolah yang sama. Tetapi Jeny tetap acuh tidak mau mengetahui hal apapun tentang Jeny. Karena baginya Jeny adalah masalalunya. Jeny beranjak lalu pergi berdiri tepat disamping Kennie saat ini. Kennie yang masih tetap membaca buku kesayangannya dengan earphone yang tidak lepas dari kedua telinganya.

Jeny berdehem keras membuat Kennie melepas earphone lalu mendongak menatap Jeny tanpa ekspresi sama sekali. "Boleh bicara bentar?" Pinta Jeny memohon. "Bisa tapi tidak disini" mendapatkan jawaban itu Jeny langsung mengangguk dan mengikuti Kennie dari belakang.

Tepat saat ini mereka berada di taman belakang, "Mau bicara apa?" ucap Kennie To The Point, namun bernada dingin.

"Gue tahu lo kecewa, Gue tahu lo marah, Gue tahu lo benci dan tidak mau bertemu gue lagi. Gue tahu, gue salah atas apa yang gue lakukan di masalalu. Tapi please lo jangan jauhin gue. Gue udah tahu semuanya. Apa yang terjadi sama lo---"

"Kalau udah tahu, lo mau apa. Mau ketawain gue, atau mempermalukan gue lagi depan orang-orang" potong Kennie dengan suara mulai meninggi. Jeny hanya bisa tertunduk.

Jeny menghampiri Kennie dan memeluknya sementara Kennie hanya terdiam. Ia tidak tahu apa benar Jeny sudah berubah atau hanya sekedar mencari perhatiannya agar memberi maaf padanya.

"Gue butuh waktu, untuk memikirkan semua ini. gue tahu lo itu orangnya baik. Tetapi kebaikan lo dan kejadian di masalalu itu membuat gue belum bisa maafin lo" setelah mengcapkan kata itu. Kennie langsung melepaskan pelukan dari Jeny lalu melangkah pergi meninggalkan Jeny yang masih termenung. Dengan mata yang mulai sebab.

Ben yang melihatnya dari jauh menatap Iba pada Jeny. Lalu mengkuti arah langkah Kennie yang pastinya menuju rooftop sekolah.

Kennie yang sedang berdiri seperti biasanya, menatap kedepan dengan tatapan kosong. Pikirannya saat ini sedang kacau. Setelah menikmati liburan kemarin. Kennie kembali masuk, Kennie masih tidak percaya kalau Jeny akan satu sekolah dengannya.

"Seharusnya lo maafin Jeny, Tuhan aja Maha pemaaf" ucap Ben berdiri disamping Kennie.

"Apaan sih. ganggu aja" ketus Kennie mencibir, selalu saja begitu, Ben selalu datang seperti jalangkung disaat Kennie sedang kacau.

Kennie [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang