BAB 42

663 16 0
                                    

HAPPY READING GENGS

BAB 42

Hari ini semua siswa disibukkan dengan ujian Nasional yang diadakan setiap tahunnya. Semua siswa mengerjakan soal begitu dengan hikmat. Kennie tampak tenang mengerjakan soal yang sudah dipelajarinya beberapa bulan lalu. Ujian yang begitu sangat menegangkan membuat semua dag dig dug saat memandang soal-soal yang memusingkan kepala.

Pengawas yang berjalan sambil mengecek dan melihat semua siswa mengerjakannya. Ujian berlangsung selama tiga hari. Dan selama itu Kennie juga izin kerja untuk melaksanakan ujiannya.

Kennie menghembuskan nafas lega, setelah Ujian Nasional berakhir hari ini. "Gila, sampe kepala gue pusing menghadapi soal-soal tadi" Dumel Dini,

"Makanya belajar, jangan pacaran mulu" Tukas Kennie membuat Dini cemberut

"Gue belajar juga kali, Lo enak pinter" Ucap Dini semakin mengerucutkan bibirnya

Kennie hanya terkekeh menanggapi "Everthing is possible, it's nothing we can do" seketika Dini menampakkan seulas senyum saat mendengar ucapan menyemangat dari Kennie.

"Bisa aja lo" Jawab Dini ikut terkekeh

Hari ini mereka berada dikantin seorang pelayan datang dengan membawa makanan pesanan mereka. Dini menatap makanan dengan binar. Sementara Kennie langsung menyeruput orange jus.

Dini makan dengan lahap, Kennie yang melihatnya tercengang "Seperti tidak makan seminggu aja lo" ledek Kennie sambil memasukkan satu sendok bakso kedalam mulutnya.

"Laper gue, belom makan dari pagi. Tidak sempat karena buru-buru" Ucap Dini masih dalam mengunyah makanan.

"Pantesan"

Dini menyeruput orange jusnya "Jadi setelah pengumuman lo bakalan berangkat ke Australia?" Tanya Dini membuat Kennie berhenti

"Iya," jawab Kennie singkat

"Yahhh, berarti kita bakalan jauh dong" Ucap Dini lesuh, Kennie yang memandang sahabat itu.

"Kita bakalan menjadi sahabat untuk selamanya, meskipun kita jauh. Tetapi kita akan selalu kontekan kok" Ucap Kennie menenangkan sahabatnya itu.

"Unchhh so sweet banget sih" Ucap Dini menatap Kennie dengan pupi Eyesnya

Mereka saling berpelukan seperti tidak akan terpisahkan, Jeny yang melihat mereka hanya tersenyum masam. Meskipun dari kejauhan ia sudah bisa melihat Kennie tersenyum hangat. Meskipun bukan dirinya. Tetapi ia merasakan bahwa Kennie sudah kembali.

Reka yang datang langsung merangkulnya dari belakang lalu menoleh kearah Jeny yang masih focus menatap dua sahabat saling menyayangi itu "Suatu saat kamu akan begitu bersama dengan Kennie" ucap Reka memberi semangat pada kekasihnya.

"Dan aku yakin akan hal itu" Ucap Jeny menyakinkan dirinya sendiri

Ben, Reno, dan Randy datang mengagetkan Kennie dan juga Dini. "Woi, mau dong di peluk" Ucap Reno sambil menampakkan wajah pupi eyes

Dini menatap jijik pada pacarnya "Najis," Ucap Randy menatap kembarannya kesal

Mereka duduk dengan pasangan masing-masing. sedangkan Randy duduk sendiri tanpa pasangan. Ben masih asik menjahili Kennie, sedangkan Reno malah sibuk romantisan dengan Dini. Randy hanya duduk diam entah apa ia harus lalukan. Hari ini adalah hari yang paling menyebalkan baginya. Pertama, ia jadi bahan obat nyamuk dari dua pasangan yang menurutnya aneh tingkat akut. Kedua ia masih bertengker sendirian dengan ponsel yang sama sekali tidak ada Chat dari siapapun.

"Dua pasangan aneh? Bikin gue iri aja tahu enggak" Kesal Randy karena ucapannya masih diacukan oleh dua pasangan dihadapannya.

Reka dan Jeny yang berdiri langsung menghampiri dua pasangan serta Randy yang masih sendirian disana.

"Gue akan cariin pasangan buat lo" Ucap Reka membuat Randy menoleh menatap acuh

"Lo siapa sih?, datang langsung nawarin gue. Gue enggak butuh" Ucap Randy ketus lalu menoleh memainkan ponselnya

"Kenalin gue Reka, Abangnya Kennie dan Ini Jeny pacar gue" Ucap Reka memperkenalkan diri. Sedangkan Randy masih acuh dan tidak ingin membalas jabatan dari Reka.

"Udah tahu" Jawab Randy, tidak mengalihkan pandangannya dari ponselnya

###

Sepulang sekolah Kennie mampir di rumah Reka alias rumahnya yang dulu. Karena hari ini ia mendapatkan kabar dari Reka. Anita-Ibunya sudah keluar dari rumah sakit. Ben memarkirkan mobilnya. Kennie turun dari mobil dan disusul Ben dari belakang. Meraka masuk kedalam.

Reka yang sudah menunggu Kennie dan Ben sejak lima belas menit lalu. "Kalian dari mana aja. Mami cariin kalian berdua" Ucap Reka kwatir.

"Sorry, macet tadi" Ucap Ben

Mereka dengan segera menuju kamar Anita, Kennie mamasuki melihat Anita sedang duduk di kursi roda sambil menatap pemandangan luar lewat jendela. Anita menoleh mendapati Kennie yang sudah berdiri sambil tersenyum tipis, Kennie menghampirnya lalu menyalami tangan Ibunya lama. Anita mengusap kepala Kennie lembut.

"Mami, Doakan Kennie. semoga bisa mencapai semua impian Kennie" Ucap Kennie yang mendapatkan anggukan dari Anita.

"Mami, selalu mendoakanmu nak. Tanpa kamu minta" Ucap Anita tulus, anak yang dulu diabaikannya kini sudah kembali meski belum sepenuhnya. Tetapi ia merasa bahagia karena anaknya sudah mulai dewasa.

Semua menatap haru, Kennie yang masih berlutut dihadapan Anita dan masih memegang kedua tangan Ibunya itu.

Ben yang menatap Kennie dan Anita seketika langsung menitikan air matanya tanpa ia sadari. Air mata itu langsung turun begitu saja. Ben langsung pergi begitu saja, Reka dan Jeny menatap bingung. Jeny dan Reka membiarkan Kennie berduaan dengan Ibunya.

Reka yang merangkul Jeny keluar dari kamar Anita dan menuju ruang tamu. Dan mendudukan Jeny. "Biarkan mereka berdua dulu. Karena dua minggu lagi Kennie berangkat ke Australia" Kata Reka, Jeny terkejut karena ia tidak tahu sama sekali Kennie akan pergi tepatnya keluar negeri.

"Berangkat ke Australia? Memang Kennie mau ngapain disana?"Tanya Jeny dengan polosnya.

Reka mendengus sebal karena Jeny sedang lemot, "Jelas mau kuliahlah disana, mau ngapain lagi" Ucap Reka kesal lalu mencubit hidung Jeny dengan gemas.

Reka menghela nafas berat, karena ia nanti bakalan jauh dari adiknya. sedangkan Jeny terdiam dengan masih memikirkan masalalu yang kelam atas perbuatannya pada Kennie dulu. Penyesalan selalu datang di akhir, bukan berada didepan.

"Gue menyesal sudah abaikan dia selama ini. dan sekarang dia akan pergi untuk menggapai impiannya" Ucap Reka menunduk

Jeny menoleh, mengembungkan kedua pipinya, "Sama gue nyesel banget sudah kecewakan Kennie, dan dia belum mau menerima gue dengan segampang membalikkan telapak tangan"

Reka langsung memeluk Jeny memberi ketenangan pada kekasihnya, ia begitu tahu bagaimana perasaan Jeny saat ini. Ben yang masuk melihat dua orang yang sedang berpelukan. Ben hanya menatap iba, setidaknya Kennie sudah mau kembali. Tetapi tidak sepenuhnya.

Kennie [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang