BAB 20

807 24 0
                                    

BAB 20

Kennie berjalan sepanjang koridor menuju kelas, banyak pasang mata yang memperhatikan dan itu membuatnya merasa risih. Tetapi Kennie tetap mengacuhkan dan mengabaikan. Langkah Kennie terhenti saat dihadapannya ada tiga orang yang menatap dengan tatapan tidak suka. Dan ketiga orang itu adalah Maura serta antek-anteknya. Kennie berjalan kembali tidak memperdulikan Maura serta antek-anteknya.

"Manusia Kutub berhenti lo" teriak Maura menggelegar, berbalik dan langkah Kennie terhenti

"Ada apa? gue tidak ada urusan sama lo" ucap Kennie dingin, dan menatap dengan ekspresi datar

"Oh ya, gue ada urusan sama lo. Karena gue lihat lo semakin dekat dengan Ben. Pacar gue" ucap Maura penuh tantangan.

"Ben bukan pacar gue. Asal lo tahu dia bukan tipe gue" Balas Kennie lebih dingin sambil menatap tajam.

Maura merogoh saku bajunya lalu menunjukkan sesuatu pada Kennie. Kennie tercengang saat melihat foto dirinya tengah melayani pelanggan di sebuah Restorant. Maura yang menatap Kennie dengan senyum liciknya. Kennie bingung dari mana Maura bisa tahu bahwa dirinya kerja.

"Dari mana lo dapat foto ini?" Tanya Kennie pada Maura. Hanya Ben yang mengetaui bahwa dirinya bekerja tepatnya di Restorant milik Ben.

"Lo tidak perlu tahu dari mana gue dapat foto ini. ternyata seorang Manusia Kutub hanya seorang pelayan di Restorant. Wow ironis ya, kalau butuh duit lo bisa kok kerja di rumah gue sebagai PEMBOKAT" ucap Maura penuh tantangan membuat Kennie geram. Kennie tersenyum licik menatap Maura.

Semua siswa menyaksikan terjadinya perang pada Maura dan Kennie. semua siswa berkumpul di koridor menyaksikan pertunjukkan yang sangat menarik bagi mereka. Kennie bertepuk tangan dihadapan Maura dengan senyum meremehkan. Kennie sempat bingung pada tiga orang dihadapannya ini. mengapa Maura dan antek-anteknya sangat suka membuli orang. Padahal dirinya belum tentu benar. Kennie menggeleng-geleng kepala menatap Maura.

Kennie melipat kedua tangan di depan dada, "Gue bingung pada Lo, lo dan lo. Kok ada ya. Orang hobynya membully. Menyebar gossip sana sini. Asal lo tahu, lebih baik gue jadi pelayan di Restorant dari gue harus meminta uang pada orangtua hanya cuman untuk menghamburkan uang bermain di club malam. Lebih baik gue kerja di Restorant lebih berarti dari pada gue harus bermain malam dengan om-om kumis hanya demi kepopuleran semata" seulas senyum tipis menatap ketiganya. Maura hanya diam dan tidak bisa berkutik. Dari mana Kennie bisa tahu bahwa ia selalu ke club malam? Dari mana Kennie tahu bahwa ia selalu menemani om-om di club hanya untuk bersenang-senang? Semua pertanyaan ini muncul di benak Maura.

Maura hanya diam tidak bisa berkata-kata, Maura baru saja membangunkan singa yang sedang tertidur. Ternyata Kennie tidak mudah untuk dilawan.

Dari jauh Ben melihat Kennie, cowok populer itu tersenyum saat melihat Kennie mempermalukan Maura dihadapan semua orang. Maura yang terkenal sombong yang selalu memamerkan segala kekayaannya hanya demi ke populeran semata.

Sebenarnya Kennie malas meladeni Maura, tetapi karena Maura yang memulainya jadi Kennie harus sigap. Kata orang sedia payung sebelum hujan. Hal ini yang di lakukan Kennie. sebenarnya Kennie sering melihat Maura berada di club malam tetapi karena tidak ingin mencampuri urusan orang ia memilih mengabaikan. Tetapi kali ini berbeda Kennie justru membongkar kedok Maura yang sebenarnya.

Maura berlari kencang karena malu, "See, Makanya jangan suka menindas orang. Karena orang yang lo tindas secara tidak langsung mengetahui kelakuan lo diluar sana" gumam Kennie lalu kembali berjalan menuju kelas. Dan semua siswa tercengang. Dan Kembali menjadi bahan pembiacaraan di sekolah.

Kennie memasuki kelas lalu duduk di tempat kemdian menyumpal telinga dengan earphone. Sambil membuka buku novelnya. Dini datang dengan wajah sumringah dan duduk di samping Kennie.

"Gila lo hebat banget bisa lawan tuhh. Nenek lampir, pasti dia sudah malu tuh" ujar Dini hanya dibalas deheman oleh Kennie.

"Biasa aja" jawab Kennie datar

"Biasa aja lo bilang, ini lebih dari biasa Kennie"

Ben masuk dan langsung duduk dihadapan Kennie. Kennie terlonjak kaget

"Bisa nggak sih. Kalau datang tidak bikin kaget" Dumel Kennie sedangkan Ben memasang cengengesan.

"Akhirnya lo buka kedok Maura juga. Gue sering melihat dia juga. Tetapi gue abaikan saja toh itu bukan urusan gue. Tetapi gue heran dari mana lo tahu kalau Maura suka main club malam?" Tanya Ben pada Kennie.

"Pantesan aja dia sombongnya ketulungan dan ganjen sama lo. Ternyata dia itu --" belum sempat Dini menjawab ia sudah mendapat jitakan dari Kennie. Dini meringis kesakitan sambil mengusap kepalanya.

"Hush, lemes juga tuh mulut" ucap Kennie datar

"Tapi memang benarkan Maura main club malam. Kayaknya Maura butuh ustazd buat di rukyah deh" Kennie dan Ben melongo mendengar ucapan Dini yang mulai ngawur.

"kenapa pada ngomongin nenek lampir itu sih. Kalian berdua saat ini sedang meganggu ketenenangan gue tahu nggak" ucap Kennie kesal.

Dini hanya menampakkan senyum lebarnya sedang Ben hanya tertawa. Kennie yang kembali membaca novelnya dan Ben menatap Kennie secara seksama. Ben tidak tahu mengapa tidak dari dulu ia bertemu Kennie si Cewek Bunglon. Ben tersenyum lebar.

Entah mengapa Kennie berbeda dari cewek lainnya. Entah magnet apa yang bisa selalu berada didekatnya. Dini yang memperhatikan Ben berdehem keras. Dini tahu Ben menyukai Kennie. dan itu terlihat dari cara pandang Ben pada Kennie.

Kennie yang notabene pendiam, cuek, dingin, dan kadang juga berubah-ubah sikap. Dini juga bingung kenapa Kennie segitu cueknya pada Ben. Apakah Kennie tidak peka sama sekali ataukah ia belum bisa move on dari masa lalunya?

Pertanyaan itu terus berada di benak Dini. Semenjak ia berteman dengan Kennie. tidak pernah cerita tentang kehidupan padanya. Dan beberapa hari lalu juga Dini dan Ben mengetahui bahwa Kennie dan Reka itu saudara Kembar.

Dini memang sempat curiga pada mereka. Dan ternyata kecurigaan Dini itu benar. Siapa Kennie sebenarnya kenapa ia begitu misterius dan Dini sebagai sahabatnya merasa tidak ada gunanya.

###

Reka duduk di taman sendirian ia masih memikirkan bagaimana cara mengajak Kennie untuk pulang kerumah. "Mah, Maafkan Reka belum bisa mengajak Rika pulang" ucapnya pada dirinya sendiri.

Dini menghentikan langkahnya saat melihat Reka sedang duduk sendirian dengan wajah murung. Dini menghampiri Reka.

"Kenapa tuh muka kusut aja kayak belum di setrika" tegur Dini membuat Reka mendongak menatap Dini yang sudah berada di dekatnya.

"Lagi mikirin apa sih? Cerita sama gue sapa tahu gue bisa bantu?" tawar Dini pada Reka

"Aku bingung? Aku harus apa sekarang?" Reka memulai pembicaraan dan Dini ikut mendengarnya.

"Bingung kenapa? Memangnya masalah lo itu apa?" Tanya Dini

Reka menghembus nafas panjang lalu berbicara "Mami lagi sakit, dan Mami ingin aku mengajak Rika pulang. Tetapi Rika selalu menolak dan tidak mau pulang" ucap lirih Reka. Dini menatap iba padanya, sambil menepuk bahu Reka.

"Gue akan bantu lo, supaya Kennie bisa balik lagi" seulas senyum tipis Dini pada Reka.

"Makasih," ucap Reka tulus


#######

Apakah Reka bisa membujuk Kennie untuk pulang menemui Mamanya yang sedang sakit?

Kira-kira Mamanya Reka sakit Apa ya?

tetap staytune yaaa,,,,,


Kennie [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang