BAB 41

565 14 0
                                    

HAPPY READING GENGS

BAB 41

Ben yang sedang berjalan sambil membawa dua botol minuman serta makanan. Ia berjalan cepat hingga langkahnya terhenti saat dua curut datang menghampirinya. "Eitss, Mas Bro. lo mau kemana? Kok buru-buru amat. Widihhh bawa makanan lagi" Ucap Reno berlagak memeriksa Ben seperti pencuri ketangkap basah.

"Dua curut somplak. Lo gangguin gue aja. Udah gue mau pergi dulu sudah ditungguin sama pacar gue" Ketus Ben, mendengus sebal pada kedua sahabatnya.

Reno dan Randy melongo dan memandangi Ben berjalan jauh, "Begini nih, kalau sudah punya pacar. Lupa tuh sama kita" Dumel Randy

"Lo mah iya, Gue enggak. Bye" Ucap Reno pergi begitu saja meninggalkan Randy yang terdiam mematung. Randy menarik nafas dalam menahan amarahnya. Sambil mengepalkan kedua tangannya erat.

"Hufttt, Dasar dua koplak. Gue ditinggal sendiri" Kesal Randy pada kedua sahabatnya.

"Makanya cari pacar sana" Ucap salah satu siswa yang lewat didepan Randy membuatnya tambah kesal.

"Diam lo" Ketus Randy menatap tajam, sedangkan yang ditatap malah memasang tampang meledek.

Ben yang sudah sampai di sebuah gazebo tempat Kennie sering membaca. "Ini gue bawakan minuman, sebentar lagi lanjut bacanya" Ucap Ben, Kennie meletakkan bukunya dan membuka earphone yang ia pakai. "Makasih" Ucap Kennie sambil menampakkan senyum lebarnya lalu menegukan sebotol air minum hingga tandas.

Ben menatap cengo, "Lo beneran haus, Ya?" Tanya Ben masih menatap Kennie

"Jadi, pilihan lo, Apa?" Tanya Ben seketika membuat Kennie bingung,

"Semoga pilihan gue ini tepat" Jawab Kennie menautkan kedua alisnya

"Semoga" Tambah Ben sambil tesenyum

Kennie yang melihat Reno dan Dini sedang berjalan berdua, "Dini, Reno, kesini" Panggil Kennie, membuat dua orang itu menoleh. Lalu menghampiri Kennie.

Mereka berkumpul di gazebo taman, hanya satu yang tidak ada Yaitu Randy, dua pasangan yang sibuk bercanda, tertawa bersama. Kennie tersenyum senang. Dini yang selalu dijahili oleh Reno.

"Btw, katanya Elo, mau lanjut sekolah luar negeri ya?" Tanya Dini

"Iya, Gue akan kuliah di Australia" Jawab Kennie, Ben terkejut medengar jawaban

"Di Australia? Kok tidak bilang gue sih" Ucap Ben cemberut sambil melipat keduanya tangannya depan dada.

"Maaf Ben, Gue baru tahu semalam. Dan gue berangkat setelah pengumuman ujian sekolah nanti" jelas Kennie membuat Ben lebih terkejut lagi

"Jadi lo disini, sisa 4 bulan lagi dong" Ucap Ben panic, yang diangguki Kennie lagi

###

Malam ini adalah malam yang paling ditunggu Ben selama ini. tepat pada hari ini. dia mengajak Kennie untuk Dinner di sebuah Restorant. Kennie yang mengenakan gaun berwarna biru senada sedangkan Ben mengenakan Jas abu-abu senada.

Ben yang sudah duduk di sofa bersama kedua orangtua Kennie, Kennie yang berjalan menuruni anak sambil menampakkan senyum lebarnya. Semua yang berada di ruang tamu terpesona melihat kecantikan Kennie. Dony menatap cengo, sedangkan Ben tersenyum lebar menatap kekasihnya.

Sedangkan Dody dan Ranty tersenyum melihat Kennie begitu anggun malam ini. "Gila, Cantik banget lo. Ini beneran adek gue. yang super cempreng, toa." Puji Dony, seketika Kennie cemberut sambil mengerucutkan bibirnya.

"Lu muji atau ngejatohin sih" Kesal Kennie

"Om, Tante. Ben pamit dulu ya" Ucap Ben pamit kepada Ranty dan Dody, sementara Dony terdiam sambil menatap adiknya sambil tersenyum.

Ben membuka pintu mobil untuk Kennie, lalu Ben menyusul duduk di bagian kemudi. Menyalakan mesin lalu menancap gas melaju dengan kecepatan sedang.

Lima belas menit kemudian mereka sampai disebuah Restorant ternama ibukota. Ben yang turun dan langsung membukakan pintu Kennie. Ben dan Kennie berjalan beriringan. Kennie menatap takjub. Semua dekorasi ruangan sudah tertata rapi.

"Ini beneran lo yang dekorasi?" Tanya Kennie masih menyusuri ruangan indah

"Bukan gue, tapi pegawai. Gue hanya meminta mereka. jadi hasilnya gini deh" Ucap Ben enteng. Seorang pramusaji datang membawakan makanan diatas mampang. Makanan itu ia simpan dihadapan Kennie. dan Ben.

"Malam ini, Aku bahagia banget. Bisa duduk bareng sama kamu" Ucap Ben masih menatap Kennie lekat.

"Aku juga, Awalnya kamu tuh orangnya nyebelin banget. Ternyata kamu orangnya romantic juga" balas Kennie

Ben hanya terkekeh mendengar pujian darinya. Kennie tidak menyangka bisa berpacaran dengan orang yang selalu menganggunya setiap hari. Kennie menatap jus berwarna orange itu lalu memegangnya. Ia teringat ketika Ben yang melemparkan bola yang seharusnya masuk kedalam ring. Malah terpantul mengenai gelas yang berisi minuman berwarna orange itu.

Seketika Kennie terlonjak kaget berdiri melihat semua bajunya basah akibat ulah Ben. "Wahh, waktu itu kamu ngeselin banget, sumpah. Pake buku novel gue ikutan basah juga. Padahal itu buku novel kesayanganku lagi" Ucap Kennie mengeluarkan segala kekesalannya pada Ben.

Ben terkekeh mendengar Kennie berbicara panjang lebar. Ben tersenyum Kennie sudah menjadi hangat. Kennie sudah berubah dan ini berkat Ben.

"Maafin aku, Sudah membuat bukumu basah" Ucap Ben meminta maaf,

"Enggak apa kok" Balas Kennie sambil tersenyum

Ben tersenyum sambil menatap langit yang dihiasi bintang bertebaran diatas sana. Ben berdiri masih mendongakkan kepalanya. Masih menatap langit biru itu. Kennie yang ikut berdiri tepat berada disamping Ben.

"Malam ini aku sangat bahagia, Seandainya masih ada Mama. Aku akan menceritakan semua tentang kamu." Ben menoleh lalu kembali menatap langit lagi

"Aku yakin, Mama kamu pasti bahagia disana. Karena ada Anaknya yang begitu kuat, pinter dan jago mengelolah Restorant" Ucap Kennie memuji.

"Makasih, kamu sudah hadir dikehidupanku, Bunglon" Ucap Ben tulus

"Sama-sama Tengil. Kamu juga sudah hadir mengisi hari-hariku yang sepi ini" Ucap Kennie tulus

Semua itu, berubah semenjak engkau hadir dikehidupanku

Aku juga tidak menyangka, dari sikap nyebelin kamu, bisa mengubah hari-hariku yang sepi menjadi berwarna.

Dunia ini terasa sangat sempit, bertemu dengan masalalu yang sudah aku kubur dalam. Dan bertemu dengan mereka yang membuat merubahku kembali menjadi hangat.

Masalalu sudah menjadi kenangan bagiku, namun aku tidak harus melupakannya.

Masalalu yang akan aku jadikan pelajaran dalam hidupku, meski masalalu begitu menyakitkan.

Harapan aku bisa membuktikan pada semua orang yang tidak pernah menganggapku ada.

Bagiku, Engkau adalah kekuatanku, yang menguatkan aku disaat aku rapu

Terima kasih, Untuk semua yang engkau berikan

Kennie Azzura Mahendra

Kennie [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang