BAB 24

692 26 4
                                    

HAPPY READING GENGS

BAB 24

Kennie sedang berada di Rooftop ia berdiri sambil merentangkan tangannya, sambil menghirup udara segar. Ia mulai memejamkan mata. Beginilah cara Kennie menenangkan pikiran yang sedang kacau. Masalah datang silih berganti. Beberapa menit kemudian Kennie membuka mata dan tertunduk. Ia menghembus nafas gusar. "Gue harus jelasin semua Ke Bang Dony" katanya pada diri sendiri.

"Memang seharus begitu, lo harus jelasin Ke orangtua dan Abang lo" Kennie tersentak kaget, ia menoleh melihat siapa yang datang, yang mengganggu ketenangannya saat ini. Kennie menatap kesal, ternyata dia adalah Ben. Kennie menghentakkan kaki dan berdecak kesal. Kennie menjatuhkan bokongnya di sofa kumuh.

"Kayak jalangkung aja lo, datang tiba-tiba. Dasar Tengil" umpat Kennie, Ben terkekeh lalu duduk disampingnya.

"Memang sudah seharusnya lo jelasin yang sebenar pada orangtua angkat lo. Jelasin sedetail mungkin. Gue yakin orangtua angkat lo pasti mengerti tentang keadaan lo sekarang ini. dan lo harus kembali lagi kerumah lo, apapun itu mereka tetap orangtua yang pernah merawat lo dan mengandung lo" jelas Ben, Kennie tetap diam tanpa ekspresi apapun. Entah pikirannya saat ini harus bagaimana. Dan Benar kata Ben mereka yang pernah merawatnya waktu kecil.

"Lo lebih beruntung dari pada gue Ken, seharusnya lo bersyukur. Masih banyak anak lainnya tidak seberuntung lo. Dan lo tidak seberuntung gue Ken" ucap Ben lirih menunduk. Kennie menatap Ben Iba.

"Makasih" ucap Kennie tulus

"Sama-sama" balas Ben menampakkan seulas senyum lebarnya lalu mengelus kepala Kennie.

Terjadi keheningan keduanya, mereka beradu dalam pikiran masing-masing. sesekali Kennie menoleh begitu juga sebaliknya.

"WOI BERDUAAN MULU, KITA-KITA DISINI JADI NYAMUK YANG TERBANG ENTAH KEMANA. KITA CUMA NGONTRAK TAU NGGAK DISINI"

Kennie dan Ben menoleh melihat siapa yang berteriak. Kennie dan Ben terkejut dibuat oleh Dua curut dan Dini berada disini. "Dari mana mereka tahu tempat ini, perasaan Cuma gue dan Ben yang selalu kesini deh" gumam Kennie yang dapat didengar oleh Ben.

Kennie berdiri diikuti oleh Ben. "Kalian ngapain disini? Dari mana kalian tahu tempat ini?" Tanya Ben pada Randy dan Reno serta Dini

"Kami bertiga ikutin lo," jawab mereka serempat

Kennie masih menatap tidak percaya, saat melihat dua tangan yang bergandengan yaitu Reno dan Dini.

"Kalian jadian?" Tanya Kennie saat masih focus pada Reno dan Dini yang masih bergandengan tangan.

Reno menggaruk tengkuknya yang tidak gatal sementara Dini hanya nyengir kuda. Dengan memasang senyum mereka berdua mengangguk.

"Wahhh, Resek lo ya. Jadian nggak bilang-bilang gue. Lo anggep gue ini apaan Dini, Reno" oceh Ben.

"Sebentar malam kita Hangout di Caffe Tamara jam 8.00 enggak boleh telat" ucap Ben yang diangguki Reno, Randy, dan Dini. Sementara Kennie melongo.

"Caffe Tamara?" Tanya Kennie yang diangguki oleh Ben

Caffe Tamara adalah salah satu Caffe yang banyak di gemari kaum muda-mudi. Yap, Ben, Randy, dan juga Reno sering Hangout disana. Dan Caffe Tamara adalah salah satu tempat favorite Ben selain di Restorantnya sendiri.

"Kok kaget, Kenapa emangnya?" Kennie gegalapan, pasalnya hampir semua karyawan mengetahuinya. Dan lebih kagetnya lagi saat Ben menawari Kennie dan Dini buat ikut gabung bersama mereka.

"Lo ikut juga gabung, jangan selalu kerja mulu dan sekolah. Sesekali Hangout bareng kita. Kan gue yakin lo tidak pernah Hangout bersama teman lo. Secara lo itu anaknya pendiam, galak, Ketus, Dingin kayak es batu belum mencair dan berubah-ubah seperti BUNGLON" Sindir Ben pada Kennie yang langsung dapat tatapan tajam."Piss," Ben nyengir kuda, Kennie baru saja mengetahui bahwa Ben selalu datang di Caffenya hanya untuk Hangout bersama teman-temannya.

###

Caffe Tamara di penuhi oleh banyak anak muda-mudi yang sedang Hangout bersama teman-teman mereka. Malam minggu adalah malam yang biasa yang dilakukan oleh kaum muda. Caffe yang sangat terkenal di ibukota metropolitan. Dan Malam ini Ben, Randy, Reno, Kennie dan juga Dini sedang berada disana.

Reno yang duduk disebelah Dini, Randy yang duduk disebelah Ben dan Kennie. Randy yang menyadari dirinya tidak memiliki pasangan "Gila yee, jadi nyamuk gue disini" ucap Randy sambil mengelus dagunya.

"Makanya cari pasangan" sahut Reno

"Iya gue cari deh" tukas Randy

Kennie yang sedari tadi hanya diam, saat ada seorang pelayan membawa pesanan mereka. seketika menegurnya "Mba Kennie ya, Tadi Ibu Boss cari Mba katanya ada yang mau di bicarain" ucap sang pramusaji yang diangguki Kennie.

"Oke, makasih" ucap Kennie datar

Ben, Randy, Reno, dan juga Dini melongo setelah mendengar ucapan sang pramusaji. "Lo anak pemilik Caffe ini?" Tanya Ben tidak percaya. Setahu Ben Kennie hanya karyawan bekerja di Restorantnya selain sekolah. Dan tinggal di kompleks perumahan mewah.

"Iya, emang kenapa?" Tanya Kennie balik dengan tampang polos

"Enggak kenapa-napa sihh"

"Wow," ucap Dua durut, Dini hanya molongo

"Nahh, selama ini lo jadi pelayan di Restorant gue terus naik jabatan menjadi sekretaris gue. Dan gue baru tahu bahwa lo anak pemilik Caffe ini, tempat favorite gue. Yang sering gue datangin tempat Hangout juga" jelas Ben.

Reno, Randy, dan Dini baru saja mengetahui fakta baru mengenai Kennie. setahu mereka Kennie itu kerja jadi pelayan dan sekolah.

"Berarti lo anaknya Tante Ranty dong"

"Kok lo tahu sihh, lo stalker gue ya" pikir Kennie tidak menyangka, bahwa Ben mengenal ibunya. Ben dan lainnya tertawa lepas karena mendengar ucapan Kennie. "Ge-er banget ya lo" ucap Ben sambil mencubit kedua pipi Kennie dan membuat Kennie jadi salah tingkah.

"Cielah pipinya kok merah begitu, jangan-jangan lo naksir gue" kata Ben menggoda Kennie dengan tingkat pedean yang tingkat akut. Sedangkan yang lain hanya terkekeh melihat tingkah dua orang itu.

Kennie menampakkan senyum lebar yang tidak pernah ia tampakkan pada orang lain. Ben yang melihat senyum yang terpancar di wajah Kennie, "Lo cantik kalau senyum, sering-sering senyum ya" ucap Ben mengamati wajah Kennie. sedangkan yang dilihat memalingkan wajahnya.

###

Ranty sedang berada di ruang kerja, tepatnya ia masih berada di Caffe. Menatap layar monitor dengan serius, Kennie langsung masuk tanpa mengetuk pintu, "Mama...." Seru Kennie menghampiri Ranty.

"Ada apa Mama panggil Kennie kesini?" Tanya Kennie pada Ranty

"Mama, mau bertanya sesuatu sama kamu" Kennie mengerutkan dahinya bingung. "Tumben, Memangnya Mama mau Tanya tentang apa?" Tanya Kennie mulai serius

"Apa kamu sudah baikan sama Abangmu? Tidak biasanya kamu berantem lama sama Dony. Memangnya kamu sama Dony ada masalah apa?" Tanya Ranty, ia seminggu ini memperhatikan kedua anaknya tidak pernah saling sapa.

Kennie mendengus sebal menyandarkan badannya. "Aku kira Mama manggil aku tanyain apaan"

"Sebentar lagi kamu akan lulus, Mama sudah mendaftarkan kamu disalah satu Universitas luar Negeri. Dan kamu harus persiapkan diri untuk kesana" jelas Ranty membuat Kennie terkejut. Kenapa Ranty begitu cepat medaftarkan dirinya, sementara dirinya belum lulus SMA.

"Mama, itu terlalu kecepetan belum juga UN" Ranty hanya terkekeh mendengar jawaban Kennie.

"Jadi kamu sudah siap untuk kesana nanti?" Tanya Ranty yang mendapatkan jempolan dari Kennie.

"Katanya Nuri, kamu Hangout sama teman-temanmu disini ya?" Tanya Ranty yang diangguki oleh Kennie. Nuri merupakan salah satu pelayan di Caffe Tamara.

Mereka larut dalam pembicaraan hingga tanpa sadar waktu sudah menunjukkan pukul setengah sepuluh malam. "Udah jam setengah sepuluh Ma, yuk balik" ajak Kennie keluar dari ruangan Direktur. Ruangan yang luar masih di penuhi oleh para pengunjung dan Caffe mereka tutup tepat pada pukul sebelas malam.

Kennie melemparkan senyum saat melihat Caffe begitu di padati pengunjung. Dan entah nanti ia akan mengelolah Caffe tersebut.

Kennie [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang