BAB 28

642 26 0
                                    

BAB 28

Kennie memarkirkan mobilnya tepat depan rumah bernuansa elegan namun sederhana. Kennie keluar dari mobil sambil menenteng makanan dan buah-buahan. Ia mulai mengetuk pintu. Dan beberapa menit kemudian seorang pembantu membuka pintu. Kennie masih tetap memasang wajah datanrnya seperti biasa, membuat pembantu yang hampir seumuran dengannya bergidik ngeri.

"Silahkan non masuk, Ibu ada dikamarnya" ucap pembantu itu yang langsung diangguki Kennie.

Kennie berjalan menuju tangga lalu masuk kekamar Anita, perempuan baya itu tersenyum saat melihat Kennie datang. Dan menampakkan senyum tipisnya.

"Bagaimana keadaan Mami?" Tanya Kennie

"Alhamdulillah, sekarang sudah lebih baik" ucap Anita menampakkan senyum lebarnya.

Kennie menyimpan tas lalu keluar kamar menuju dapur, ia masih mengingat dimana letak dapur. Meski ia sudah tidak berada di rumah ini dulu. Pembantu yang sedang berdiri di dapur, yang sedang memasak.

"Eh, non. Ada yang bisa saya bantu?" Tanya Pembantu yang bernama Inem

"Gue mau mengambil mangkuk dan sendok" ucap Kennie yang langsung diangguki Inem

"Gue boleh Tanya enggak?" Tanya Kennie lagi, saat melihat rumahnya tampak sepi

"Iya, non boleh" ucap Inem sambil mengambil mangkuk dan sendok sesuai permintaan Kennie. dan memberikannya.

"Kenapa rumah ini sangat sepi, memang pemilik rumah ini semua pada kemana?" Tanya Kennie membuat Inem terdiam dan berbalik badan.

Kennie yang melihat reaksi pembantu itu langsung bingung. "Memang apa yang terjadi di rumah ini, selama gue pergi?" Tanya Kennie membatin.

"Semenjak Nyonya sakit, Tuan jarang berada di rumah. Reka yang juga selalu berdebat dan bertengkar dengan Tuan. Mereka selalu bertengkar, entah itu masalah sepele ataupun besar. Palingan juga Tuan berada di rumah cuman sebentar. Setelah itu pergi lagi. Saya merasa kasihan dengan Den Reka, yang hampir setiap hari mengurus Nyonya." Jelas Inem yang selalu mengetahui keadaan rumah.

"Kalau Non Jeny, dia juga selalu datang membantu Reka untuk mengurus Nyonya yang sedang sakit" tambah Inem. Kennie baru saja mengetahui fakta baru, keadaan rumah tidak seperti dulu lagi. Meskipun ia dulu di abaikan oleh orangtuanya tetapi kini ia merasa bahwa keluarganya berantakan.

Reka yang baru saja datang bersama Jeny sambil menenteng kantong kresek entah itu isinya apa.

"Rika, akhirnya kamu mau pulang juga" ucap Reka saat melihat Kennie berada di dapur. Sedangkan Reka sibuk mengambil gelas lalu mengisi air mineral.

"Gue Kennie, bukan Rika, You Know" ucap Kennie dingin

Kennie langsung pergi begitu saja tanpa melihat Jeny yang sedang memperhatikannya. "segitu berubahnya lo, tidak pernah lihat gue" gumam Jeny lirih sambil megigit bibir bawahnya.

Reka yang mengusap punggung Jeny memberikan ketenangan pada sahabatnya itu. lalu bergegas menyusul Kennie naik keatas. Reka membuka pintu lalu melihat apa yang dilakukan Kennie pada Anita. Reka tersenyum lebar saat Kennie menyuapinya.

Kennie berhenti lalu berdiri dilanjut dengan Reka yang duduk dipinggir Bed king sizenya, Reka memberikan obat dan segelas air mineral pada Anita. Setelah itu Anita kembali berbaring. Setelah itu mereka keluar dari kamar Anita dan menuju ruang keluarga.

"Makasih karerna lo sudah mau kesini" ucap Reka tulus, tetapi Kennie masih menampakkan wajah datarnya.

"Gue pergi dulu," ucap Kennie dingin lalu melangkah pergi, tetapi lengannya di tahan oleh Jeny tetapi di tepis Kennie.

Kennie [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang