HAPPY READING GENGS
BAB 38
Ben dan Kennie sedang berada disebuah gedung kosong yang tidak pernah terpakai sama sekali, Gedung yang selalu menjadi tempat untuk mengeluarkan segala keluh kesahnya. Tempat yang membuat hatinya menjadi damai dan merupakan tempat yang tidak pernah disinggahi oleh orang karena tempat itu begitu kumuh. Mereka sedang duduk dipinggiran gedung tinggi sambil mengayunkan kedua kakinya. Memandang langit biru sambil tertsenyum dan tertawa bersama. Sesekali mereka membagikan moment bersama.
"Gue seneng deh, melihat lo tersenyum begini" Ucap Ben selalu dengan pertanyaan yang sama.
"Sudah berapa kali lo ngomong gitu ke gue?" Tanya Kennie balik masih mengayunkan kakinya.
"Gue akan berhenti ngomong kayak gini. Kalau lo begini terus" Tukas Ben
"Siap Pak Boss" Ucap Kennie sambil hormat pada Ben
Langit mulai mendung menandakan awan gelap, angin yang semakin berhembus kencang hingga membuat Ben menyeret Kennie agar segara berteduh karena hujan sebentar lagi akan turun. Namun Kennie menepis memilih berdiri dan berdiam ditempat dengan posisi yang sama.
"Woi Bunglon kenapa masih disitu sih, mau hujan ini" Teriak Ben sebal pada kekasihnya yang keras kepala.
"Gue enggak mau pergi, gue mau tetap berada disini" Balas Kennie dengan teriakan yang menggelegar.
Kennie mendongak menutup kedua matanya, Hujan yang sudah mulai turun membasahi Kennie. merentangkan tangan, ia mulai menari dibawa hujan. Ben yang menoleh mendapati Kennie sedang menari melipat kedua tangannya. Menampakkan senyum simpulnya.
"Ayooo sini, keren tahu menari dibawa hujan" Ajak Kennia yang langsung diangguki Ben, dengan cepat Ben menghampiri Kennie ikut menari dibawa hujan. Menari dibawa hujan adalah hal yang paling habagia yang dirasakan oleh Kennie. Terkadang hujan selalu membuat semua orang merasa kesal, perkerjaan mereka jadi terhambat. Tetapi berbeda bagi Kennie yang sangat menyukai hujan. Karena hujan bisa menghapus kesedihannya. Dan sekarang hujan adalah sumber kebahagiaannya.
Dimana ada rasa sedih, pasti ada kebahagiaan yang datang menghampiri, terkadang dunia berputar begitu cepat. Kadang dibawa, kadang juga diatas. Air mengalir begitu cepat, seperti waktu yang berputar cepat.
###
Kennie yang baru saja pulang kembali dikejutkan oleh Dody, Ranty, dan juga Dony yang sedang duduk diruang tamu. Mereka semua menatap Kennie dengan tatapan introgasi. Sedangkan Kennie heran, Ben menampakkan senyum lebarnya. Lalu menyalami kedua orangtua Kennie.
"Om, Tante, selamat sore"
Dony beranjak menghampiri Kennie, melihat dari bawah hingga keatas dengan eskpresi kwatir "Heh Toa, lo dari mana? Kenapa pakaian lo berdua basah semua. Memangnya kalian abis ngapain? Abis nyebur di empang" oceh Dony panjang lebar. Sedangkan Ben terkekeh melihat ekspresi wajah kocak Dony.
Ranty yang memperhatikan Kennie dan Ben basah kuyub seperti kecebur empang. "Mendingan kalian berdua ganti baju dulu deh, nanti kalian sakit lagi" Ujar Dody
"Dony kamu ambilkan baju kamu untuk Ben, sedangkan Kennie kamu langsung kamar mandi" perintah Ranty yang langsung diangguki.
Setelah selesai menganti pakaian, Ben yang menggantungkan handuk dilehernya. Ia mengelap seluruh wajahnya yang basah. Dan langsung duduk disofa keluarga. Ben menyusuri seluruh ruangan yang menampakkan bingkai foto keluarga. Ben tersenyum saat mendapati foto kekasihnya itu. wajah yang tersenyum menampakkan gaya sedikit tomboy.
"Ternyata lo cantik juga" puji Ben saat menatap lekat bingkai foto yang terpajang
"Kenapa foto gue diliatin terus, Cantik ya" Sahut seseorang membuyarkan lamunan Ben. lalu menoleh kearah asal suara tersebut.
"Idih, sejak kapan Manusia Bunglon menjadi Ge-er dan tingkat kepedean akut"
"Sejak bersama cowok super Tengil kayak lo" Teriak Kennie tepat dikuping Ben, Ben mengusap telinganya karena mendengar suara cempreng milik Kennie.
"Bener kata Abang lo, suara lo kayak toa" keluh Ben, Kennie mendengus sebal
Ben mengapit Kennie hingga Kennie memukul lengan Ben meronta. Sehingga Kennie sulit untuk bernafas.
"Hey, dua pasangan aneh. Kalian dipanggil sama Papa dan Mama" seketika keduanya berhenti dan salah tingkah.
Berkumpul diruang makan sudah menjadi tradisi dikeluarga Mahendra, duduk makan bersama. Setelah acara makan selesai, mereka berbiacara, bercanda dan tertawa bersama. Ben dan Kennie menjadi bahan bullyan oleh Dony. Karena Dony sudah mengetahui hubungan mereka.
"Hhmm, Kennie dan Dony. Papa sudah mendaftarkan kalian disalah satu Universitas luar negeri" Ujar Dody, memberitahukan. Kennie yang terkejut "Papa, Kennie belum lulus. Belum juga UN. Main daftar gitu aja" Oceh Kennie sambil melipat kedua tangannya. Dony hanya diam menanggapi.
Dony dan Kennie memang hampir seumuran hanya berbeda setahun. Walaupun berbeda sekolah, karena Dony lebih memilih sekolah Kejuruan. "tahu nih, Papa. Seharusnya beritahu kami dulu" Tambah Dony ikut cemberut.
"Oke, Kalau begitu Papa minta maaf" Ujar Dody meminta minta maaf kepada keduanya anaknya.
###
Kennie sedang duduk ditaman belakang bersama dengan Ben. sesekali Ben mengjahili Kennie karena merasa gemas. "Bentar lagi kita lulus dan gue akan melanjutkan kuliah di luar negeri?" Tanya Kennie, Ben nautkan alisnya sebelah menatap heran padanya.
"Terus," Jawab Ben singkat
"Ish, Kok jawabnya begitu. Gue serius Tengil" Sebal Kennie karena saat ini Ben sedang lemot.
"Iya, gue juga akan lanjutkan sekolah pendidikan. Menjadi seorang Tentara" Ucap Ben. Kennie yang mendengar itu langsung menoleh menatap Ben tidak percaya. Seorang Ben yang ketengilan ketulungan ingin menjadi seorang Tentara.
Kennie yang menahan ketawa hingga tawa itu pecah seketika "Hahaha, Lo mau jadi Tentara. Cowok Tengil kayak lo mau jadi Tentara. Yang benar saja" Ben berdecak sebal karena Kennie sedang meledeknya.
"Kalau gue mau sekolah music, seperti pada impian gue sejak dulu" Ucap Kennie sambil menatap langit biru. Ben tersenyum simpul sambil mengusap pucuk kepala Kennie gemas. Begitu pun sebaliknya.
Seketika Ben mengingat sesuatu "Bagaimana? Apa Mama dan Papa lo sudah tahu? kalau lo bekerja di Restorant gue?" Tanya Ben bertubi-tubi, Kennie hanya menggelengkan kepalanya menunduk.
"Kenapa belum bilang sih, kenapa juga lo sembunyikan ini dari mereka?" Omel Ben pada Kennie sambil menatap geram
"Sebenarnya gue bekerja seperti ini karena gue pengen menjadi mandiri, gue enggak mau bergantung sama orang lain, apalagi orangtua gue. Tinggal disini saja, gue seneng banget. Disayang sama mereka. bercanda sama mereka. gue sangat bahagia mendapatkan keluarga seperti mereka. Mama Ranty dan Papa Dody sangat sayang banget sama gue. apalagi Abang Dony, meskipun dia rada konyol. Tetapi gue bahagia banget" Tutur Kennie.
semenjak ia tinggal dikeluarga Mahendra, Kennie merasakan kasih sayang yang seutuhnya. Ini yang diharapkan Kennie selama ini, kasih sayang dari keluarga. Namun dulu Kennie tidak pernah mendapatkan dari keluarga kandungnya. Masih ada rasa kecemasan dalam diri, melihat Anita-Ibunya yang sedang terbaring lemah.
"Semoga, Mami cepat sembuh" Ucap Kennie dalam doanya
"Amiinn" Jawab Ben seketika, Kennie menyerngit dahinya bingung
"Kok Aminn. Emang lo abis ngapain?" Tanya Kennie dengan begitu polosnya, Ben hanya terkekeh.
"Gue aminin karena lo sedang berdoa" Jawab Ben membuat Kennie melongo
"Lo cenayang atau apa sih. kok tahu kalau gue sedang berdoa" Kennie berdecak sebal sambil melipat kedua tangannya didepan dadanya.
"Iya, Emang gue cenayang, yang bisa baca pikiran lo" Tukas Ben sambil menunjuk jidat Kennie.
Kennie menepis tangan Ben dengan wajah cemberut sekaligus kesal pada kekasihnya itu. lalu menyandarkan badannya pada kursi panjang berwarna putih.
###
Jangan lupa, Recoment dan Votenya Gengs
KAMU SEDANG MEMBACA
Kennie [END]
Teen FictionJudul sebelumnya : Mengapa Aku Berbeda? Berganti : Kennie Mungkin sebagian orang tak mengenalku hanya melihat dari sisi kiriku. Aku hanya manusia biasa. Yang memiliki mimpi yang sama seperti mereka. Mungkin aku dikenal hanya sosok pejengan yang t...