BAB 27

635 24 0
                                    

HAPPY READINGS

BAB 27

"Gue mau Tanya sama lo Ken, kenapa lo tidak pernah undang teman-teman saat acara ulang tahun lo. Dan lo tidak undang gue juga?" Tanya Dini panjang lebar. Kennie menoleh menampakkan senyum tipisnya.

"Sorry Din, saat itu gue tidak mau kasih tahu. gue juga tidak tahu kalau gue dibuatkan acara segede itu. gue juga baru tahu kalau Ben dan Bokapnya datang di acara ultah gue" jelas Kennie panjang lebar. Dini yang mendengar penuturan Kennie yang berbiacara panjang. Melongo tidak percaya.

"Gue tidak salah lo ngomong panjang banget" ucap Dini menampakkan senyum lebarnya.

"Biasa aja kali" ucap Kennie kembali semula, tetapi setidaknya Kennie sudah ngomong panjang lebar.

"Kumat lagi deh" celetuk Dini

Dini menoleh kebelakang melihat bangku yang masih kosong, "Reka kemana ya? Kok belum datang juga. Dan ini sudah hampir masuk lagi" ucap Dini saat melihat jam di pergelangan tangan kirinya.

Kennie menoleh seketika ia mengingat, "Ia juga kemana si Reka ya, kok gak dateng. Apa terjadi sesuatu? Tapi kenapa ia tidak memberi tahu gue sih." Gumam Kennie sambil mengepalkan kepalanya. Dini yang melihat reaksi Kennie, menatap aneh.

"Woi, melamaun aja. Emang lo mikirin apa sih?" Tanya Dini saat melihat perubahan ekspresi sahabatnya itu.

"Enggak kenapa-napa kok" jawab Kennie sekenanya

Dini yang tidak mengerti tentang sikap Kennie, Dini yakin saat ini Kennie seperti menyembinyikan sesuatu padanya. Namun Dini enggan menanyakan hal itu. "Ken, kalau ada beban pikiran lo yang lo pendam lebih baik lo cerita ke gue. Gue siap menjadi pendengar. Jika lo anggap gue sebagai sahabat lo" ucap Dini penuh penekanan.

Kennie tetap diam, entah apa dipikirannya saat ini, ia bingung. Mngkin memang benar Kennie harus berbagi cerita pada Dini. Selama ini Kennie hanya diam. ia mulai sedikit percaya pada Dini, meski belum sepenuhnya. Yakin.

Dini yang begitu berharap menjadi sahabat terbaik Kennie, yang bisa membantu Kennie saat susah dan maupun senang. Semenjak ia mengenal Kennie, tidak banyak hal tahu tentang sahabatnya itu. walaupun banyak keterjutan yang terjadi.

"Nyokap Reka sakit" ucap Kennie, membuat Dini terkejut

"Bukannya nyokap Reka, nyokap lo juga ya?" pikir Dini, yang mengetahui Kennie dan Reka bersaudara.

"Iya," Angguk Kennie

"Pulang sekolah, kita singgah jengukin Nyokapnya lo. Lo itu durhaka banget sih jadi anak. Lo harus merawat nyokap lo. Pantes saja Reka tidak datang" oceh Dini panjang lebar. Membuat Kennie diam mendengarkan ocehan Dini seperti emak-emak.

"Enak aja, Gue bukan anak durhaka, gue datang kali kemarin jengukinnya" celetuk Kennie lagi. Membuat Dini terkejut lagi.

Saat Dini mau mengoceh tidak jelas, Kennie segera membekap mulutnya dengan tisu. Dini menggeram kesal pada Kennie.

"Bisa diam nggak" ucap Kennie ketus, lalu Dini terdiam dan mengusap mulutnya setelah dibekap oleh sahabatnya itu.

"Segitu tidak dianggapnya gue. Sama mereka" batin Kennie menggeram

Kennie dan Dini terkejut saat semua siswa keluar dari kelas secara tiba-tiba. Dini yang menyeret tengan Kennie dengan segera mengikuti siswa yang berlarian itu. "Dini tidak pake seret juga kali" kesal Kennie saat dirinya hampir saja terjatuh. Dengan begitu penasaran Dini dan Kennie segera menuju lapangan. Karena pusat kerumunan siswa berada di sana.

Siswa membuka jalan buat Kennie, Kennie tersentak kaget saat melihat Ben tersenyum merekah sambil memegang toa. dengan menepuk tangan sebanyak tiga kali. Siswa yang berada di belakang Ben itu melebar dan sebuah spanduk panjang bertuliskan

Kennie [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang