BAB 07
Semua siswa berhamburan keluar dari ruang kelas saat bell istirahat berdering keras. Kennie yang tengah membereskan buku-bukunya yang di masukkan kedalam tasnya. Dan menyisakan buku novel yang selalu ia bawa kemana-mena.
"Ken, ke kantin yuk" ajak Dini, Kennie hanya menggeleng "Nggak" jawab Kennie dingin.
"Ken, ayo dong. Please kali ini saja. Gue pengen jadi temen lo yang terbaik. Karena gue pengen berteman dengan lo. Please, Please, Please" ucap Dini memohon
"Gue nggak bisa" ketus Kennie beranjak dari bangkunya meninggalkan Dini yang masih termenung.
"APA YANG HARUS GUE LAKUKAN SUPAYA BISA BERTEMAN DAN BERSAHABAT DENGAN LO KEN?" Teriak Dini berdiri, dan langkah Kennie terhenti seketika. Menoleh kearah Dini yang masih menatapnya. Kennie kembali menghampiri Dini lalu memeluknya. Dini tersentak kaget.
"Terima kasih mau menerima gue jadi teman lo." Ucap Kennie lirih
"Dan nggak usah melakukan apapun, cukup menjadi teman dan sahabat yang terbaik itu sudah lebih dari cukup" Dini termenung karena medengar penuturan Kennie. Ia baru mendengar Kennie berbiacara sepanjang itu. Dini tersenyum haru membalas pelukan Kennie.
"Mulai sekarang kita sahabatan" Dini yang melepaskan lalu menunjukkan jari kelingkinya kearah Kennie, dengan perlahan Kennie membalasnya.
"Horeeeee, akhirnya Kennie mau menjadi sahabat gue. Terima kasih Ya Allah telah kabulkan doaku" Dini yang kegirangan seperti memenangkan sebuah undian berhadiah. Kennie termangu menatap Dini jingkrak bersorak kegirangan. Seketika Dini mengapit lengan Kennie dan membawanya keluar dari kelas menuju kantin.
Dan semua siswa seantero mendadak heboh melihat Kennie dan Dini berjalan bersamaan sepanjang koridor.
"Hah, Si kutub sudah punya teman"
"itu tidak meungkin"
"Mana mungkin kan dia punya temen, perasaan dia tidak punya teman sama sekali?"
"Si kutub kan doyannya sendirian"
"Wahhhh, si kutub tidak sendirian lagiii"
Begitulah komentar siswa pada saat Dini dan Kennie berjalan menuju kantin. Selama dua tahun Kennie bersekolah di SMA Garuda. Kennie sama sekali tidak memiliki teman ataupun sahabat. Entah itu karena apa? Karena Kennie tidak ingin berteman.
Sesampainya di kantin Dini dan Kennie mengambil tempat duduk. Kennie yang masih menampakkan wajah datarnya. Sedangkan Dini tersenyum menatap sekeliling kantin yang begitu di padati oleh siswa.
Ben yang datang tiba-tiba dan duduk diantara Kennie dan juga Dini. "Hey semua, Widiiihhh si Bunglon kantin juga." Kennie menoleh menatap tajam Ben yang hanya menampakkan cengirannya. "Diam lo" ketus Kennie
"Hey Ben. Gabung disini saja." Sahut Dini antusias
"Heh, Kennie Azzura Mahendra, gue boss lo dan lo sekretaris gue sekaligus asisten gue juga. Jadi gue bebas mau duduk disini. Dan ini perintah" Tekan Ben
"Kok gitu?, ini bukan di Resto. Ini di sekolah." Celetuk Kennie tidak terima
"Ini berlaku di mana aja. TITIK" tegas Ben dan Kennie menatap Ben tidak suka atas perlakuannya.
Karena geram Kennie menatap Ben dengan sorot mata menajam, begitu juga dengan Ben membalas tatapan tajamnya.
"TIDAK"
"HARUS"
"KALAU GUE BILANG TIDAK YA TIDAK"
"KALAU GUE BILANG IYA, DAN BERLAKU DARI KEMARIN"
KAMU SEDANG MEMBACA
Kennie [END]
Teen FictionJudul sebelumnya : Mengapa Aku Berbeda? Berganti : Kennie Mungkin sebagian orang tak mengenalku hanya melihat dari sisi kiriku. Aku hanya manusia biasa. Yang memiliki mimpi yang sama seperti mereka. Mungkin aku dikenal hanya sosok pejengan yang t...