BAB 32

579 23 0
                                    

HAPPY READINGS

BAB 32

Hari ini Kennie tidak berencana untuk sekolah. Apalagi kerja. Hari ini Kennie akan pergi di suatu tempat. Tempat yang tidak ada satu pun yang mengetahuinya. Kali ini Kennie mengenakan mobil pemberian dari Dody-Ayah angkatnya. Kennie izin sekolah dan kerja.

Dengan senyum lebar ia memasukkan barangnya kedalam bagasi mobilnya. Setelah itu ia berpamitan pada Ranty.

"Mah. Kennie berangkat dulu ya. Dalam beberapa hari ini Kennie butuh tempat untuk ketenangan. Tapi Mama jangan kwatirnya. Kennie akan baik-baik saja disana" ucap Kennie yang di angguki oleh Ranty.

"Iya, sayang" ucap Ranty sambil tersenyum mengusap wajah Kennie lembut

"Mah, kalau ada yang cari Kennie. atau siapapun itu. Mama jangan beritahu ya. Please" ucap Kennie memberi pesan pada Ranty.

"Tenang aja sayang. Pasti. Tetapi selalu berkabar ya" ucap Ranty lalu kembali memeluk Kennie erat.

Setelah berpamitan pada Ranty, Kennie segera menuju mobilnya. Lalu masuk di jok kemudi. Kennie memasang seatbell lalu menyalakan mesin mobilnya dan bergegas pergi.

Mungkin Kennie pergi selama seminggu baginya itu sudah lumayan untuk liburannya kali ini. ia menyusuri jalan yang begitu dipadati oleh kendaraan yang belalu lalang. Mobil mini cooper berwarna putih yang terkesan begitu mewah. Ini yang untuk pertama kalinya Kennie menggunakannya.

Beberapa jam kemudian ia sampai disebuah Villa milik keluarga Mahendra yang akan di tempati Kennie selama seminggu. Villa yang begitu besar. Dan nyaman karena pemandangan disekitar tempat itu begitu nyaman. Kennie yang memasuki gerbang setelah ia dibukakan oleh penjaga.

Kennie yang turun dari mobilnya seketika langsung menatap takjub pada villa milik keluarga Mahendra. "Wow" satu kata meluncur saat melihat pemandangan begitu indah. Ia menatap sekeliling villa, Kennie berdecak kagum. Ini pertama kali Kennie kesini dan disugukan oleh panorama yang begitu indah.

"Non, Kennie ya?" Sapa salah satu penjaga Villa yang merupakan lelaki berumuran setengah abad. Kennie menoleh menatap lalu tersenyum tipis.

"Iya, benar saya Kennie. Bapak penjaga Villa inikan?" Tanya Kennie bali yang dapat anggukan oleh Lelaki baya itu.

"Mari Non, masuk. Saya akan antarkan anda" tawar lelaki itu yang dapatkan anggukan dari Kennie.

"Nama Bapak siapa?" Tanya Kennie menanyakan nama pada lelaki baya.

"Panggil aja, Pakde Rojali. Non. Dan disini Non. Akan ditemani sama istri saya. Bibi Surti." Jelas Pakde Rojali pada Kennie.

"Makasih ya Pakde" ucap Kennie lalu menaiki tangga menuju kamarnya.

Kennie menghempaskan badannya pada kasur Qween sizenya yang empuk itu. ia menatap langit kamarnya. Hari ini Kennie beristirahat setelah menempuh perjalan selama dua jam. Tepatnya Kennie berada di bandung di sebuah perkampungan yang indah akan panorama alam.

Kennie yang baru saja bangun dari tidurnya nyenyaknya. Tepat pada pukul setengah enam Kennie bergegas membasuh muka setelah itu ia mengambil Headphone serta ponselnya diatas nakas. Tidak lupa ia juga mengambil jaket hoodie biru miliknya. Kennie berjelan keluar dari Villa. Lalu mengambil sepeda yang berada di garasi.

Pagi ini Kennie akan bersepada santai. Menyusuri perkampungan. Tujuannya kali ini pergi ke kebun Tea, milik keluarga angkatnya. Kennie tersenyum lebar saat beberapa pekerja di ladang tea menyapanya.

Kennie yang memarkirkan sepedanya di bawah pohon, setelah itu ia ikut bercengkrama dengan para pekerja. Kennie juga belajar memetik daun tea. Setelah semuanya selesai Kennie melanjutkan perjalanannya. Mengambil sepeda dan mengayuh sekuat tenaga.

Kennie [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang