BAB 10

947 33 0
                                    

BAB 10

Flashback on

Seorang gadis berjalan pelan memasuki rumah yang tidak begitu mewah tidak juga besar, namun elegan. Ia baru saja pulang dari tempat ia bekerja. Membuka pintu utama dan masuk begitu saja.

Rika Adiwijaya adalah adik kembar dari Reka Adiwijiya. Rika berjalan masuk namun langkahnya terhenti saat melihat kedua orangtuanya sedang duduk di ruang tamu bersama Reka yang duduk di tengah mereka.

"Bahkan gue dateng saja, mereka tidak perduli."ucap Rika dalam hati sambil tersenyum miris lalu berjalan kembali menaiki tangga.

Reka yang melihat kedatangan Rika, menaiki tangga "Rika dari mana aja kamu?" Tanya Reka berdiri dan diikuti oleh Joy dan Anita kedua orangtua mereka.

"Bukan urusan lo" ucap Rika ketus

"Rika, kalau ngomong sama kakakmu yang sopan" bentak Anita pada anak bungsunya.

"Belain aja terus. Memang aku tidak pernah di anggap sama kalian" ucap Rika dingin.

"Rika jaga omongan kamu" sahut Joy menatap Rika tajam. Dengan Gelengan Rika menaiki tangga dan berlari memasuki kamarnya.

Rika merunduk, Rika hanya bisa menghela nafas panjang dan duduk di pinggir Qween bad sizenya.

Rika yang selalu bertanya Kenapa selalu Reka yang mendapatkan segalanya

Mengapa selalu Reka mendapatkan apa yang diinginkannya

Sedangkan dirinya begitu susah payah untuk mendapatkannya

Bahkan Ayah dan Ibunya tidak pernah memperhatikannya, Rika merasakan dunia ini tidak adil padanya. Bahkan untuk sekedar menanyakan kabar pun tidak pernah sekalipun.

Rika hanya bisa menunduk, dan tidak bisa melakukan apa-apa untuk mendapatkan perhatian itupun dia harus susah payah. Ohh Tuhan, Apa salahku? Tanya Rika dalam hatinya.

Flashback off

Kennie mengerjapkan matanya saat melihat sebuah cahaya penerangan didalam kamarnya menyala, di hadapannya sebuah lilin berbentuk Angka 17 menyala. Ranty yang memegang sebuah kue berbentuk love bertulis Happy birthday my sweety Kennie Azzura Mahendra, Dody yang bertepuk tangan sambil menyanyikan lagu happy birthday, dan Dony yang berteriak-teriak tidak jelas, dengan jingrak kesana kemari dengan heboh.

Kennie terkekeh saat melihat Dony dengan kekonyolan yang dibuatnya sendiri. Tepat jam 12 malam. Pergantian angka, menjadi 17 tahun.

Ya, ini adalah ulang tahun pertama bagi Kennie, ada rasa haru di dalam dirinya. Kennie yang baru merasakan arti keluarga yang sesungguhnya.

Kennie memejamkan matanya sambil memanjatkan doa. Lalu mendekatkan wajahnya dan meniup lilin berangka itu.

"Wuuuiiihhhh, Adek gue tambah tua." Sorak Dony ala cheerleaders

"Woiii, lo ngapain? Bisa diam nggak. Kayak cacing kepanasan lo" omel Kennie sambil berdiri mencubit perut Dony. Dony yang merasa kesakitan mengusap perutnya.

"Enak aja, tuhh Mah. Kennie resek lagi" aduh Dony memasang wajah memelasnya. Kennie menatap tajam.

"Dasar tukang ngaduh" tukas Kennie tidak mau kalah. Dody dan Ranty hany bisa terkekeh melihat perdebatan kedua anaknya. Dony memberikan kotak sedang pada Kennie, dengan sumringah Kennie menerimanya. Ada senyum licik saat Kennie membuka kado pemberian Abangnya.

Satu

Dua

Ti-gaa

HUAAAAHHHHHH

Kennie [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang