BAB 19

748 27 0
                                    

Maaf Gengs baru up lagi, Tapi kali ini akan lebih seruuu ceritanya. akan ada terkuak pengakuan.

jreng.... jrenggg .... jrenggg...

Upsss, Jangan lupa tinggalkan Jejak

Happy Reading Gengs



BAB 19

Di ruangan aula di sebuah Universitas Negeri Indonesia tempat pelaksanaan Lomba cerdas cermat MIPA dilaksanakan. Kennie yang mengenakan sebuah name tag perserta tergantung di lehernya. Di dalam ruangan mereka mempersiapkan diri untuk tampil di atas fodium. Dini yang terlihat cemas karena takut tidak bisa menjawab pertayaan dari dewan juri. Reka yang begitu menikmati membaca buku panduan yang di bawahnya. Ben yang hanya sibuk memperhatikan Kennie yang hanya duduk diam dan mengenakan bando Earphone.

"Rika sebentar lagi kita akan tampil dan kamu masih biasa saja" Reka berdiri lalu membuka Earphone yang dipakai oleh Kennie.

"Apaan sih lo, ganggu tahu nggak" bentak Kennie setengah kesal, Kennie berdiri dihadapan Reka menatap Reka tajam. Dini dan Ben kaget melihat keduanya.

"Sebentar lagi kita tanding dan kamu masih biasa saja, malah sibuk dengerin music tidak jelas itu. Ini pertandingan nasional dan kita harus menjadi kebanggaan orangtua serta sekolah kita Rika. Masih nyangkal lagi kalau kamu itu bukan adik aku yang selama ini aku cari" Kennie hanya terdiam memandang Reka tidak suka. Rasa perih di hati Kennie kembali memuncak.

"Iya, Kalau gue Rika memang kenapa? Dari dulu lo yang selalu dibanggakan Mami Papi, dari dulu lo selalu no. 1 kan di Mami sama Papi, gue tahu lo itu pintar. Mami dan Papi memberikan apa yang lo mau. Sementara gue di abaikan. Dibanding-bandingkan. kamu harus begini, harus begitu. Dan lo harus tahu Rika yang dulu sudah MATI, dan gue adalah Kennie Azzura Mahendra. Bukan Rika Adiwijaya" telak Kennie meluapkan segala keresahan di hatinya. Reka hanya terdiam menatap adiknya yang selama ini ia abaikan.

"Jadi kalian berdua ini saudara kembar?" Tanya Ben memastikan yang diangguki oleh Reka

"Iya, Kennie ini adalah Rika adik kembar aku" jawabnya

"Satu lagi, gue berada disini karena orang-orang yang sayang sama gue, peduli sama gue. Tidak kayak orangtua lo selalu abaikan gue dan tidak pernah anggap gue ada" Telak Kennie lagi membuat Reka hanya bisa bungkam.

Reka bersimpuh dihadapan Kennie membuat keduanya terlonjak kaget "Aku mohon kamu pulang kerumah. Karena Mama membutuhkan kamu" ucap Reka lirih

"Buat apa gue pulang jika orang-orang dirumah lo tidak pernah anggap gue ada" ucap Kennie dingin.

"Reka bangun lo, jangan kayak gini" Reka bangun menuruti Dini yang memegang lengannya.

Seorang panitia datang menghampiri mereka "lima menit lagi kalian naik diatas fodium. Jadi persiapkan diri kalian" kata Panitia lomba tersebut

Suasana kembali hening, Kennie kembali duduk bersedap dada, Ben menghampiri Kennie dan memeluknya.

"Gue nggak tahu apa permasalahan lo dan Reka, yang jelas lo berjuang. Lo pasti bisa membuktikan pada orangtua lo dan mereka" ucap Ben membalas pelukan dari Kennie.

Kennie, Dini, Reka dan Ben naik di atas Fodium mereka melawan SMA SAVEGA. Suasana cukup tegang. Dengan sigap Kennie menjawab pertanyaan yang dilontarkan oleh para dewan juri. Reka hanya terdiam tidak bisa melakukan apapun, ia bingung mengapa Kennie begitu cerdas dari pada dirinya.

Sesekali juga Ben melirik Reka yang tidak bisa berbuat apa-apa. Reka menghembuskan nafas panjang. Setelah satu jam mereka berada di atas fodium, akhirnya selesai juga.

Kennie [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang