BAB 40

580 15 0
                                    

HAPPY READING GENGS

BAB 40

Tanpa terasa ujian sekolah sudah mulai diadakan, Kennie yang tengah sibuk mempersiapkan dirinya. Untuk menghadapi ujian sekolah. Dony yang berdiri tepat depan pintu kamar Kennie sambil memerhatikan Kennie masih sibuk dengan belajarnya.

"Serius amat sih, belajarnya?" Aktivitas Kennie terhenti saat melihat Dony sudah berada di dekatnya.

"Ihh, Abang ganggu aja deh. Mendingan lo pergi sana belajar yang bener. Biar nilai bagus" Canda Kennie, membuat Dony mendengus sebal

"heh, Abang yang sangat ganteng ini sudah pinter, malahan nilai gue, bagusan gue dari pada lo" cercah Dony, yang mendapatkan timpukan bantal dari Kennie.

"Pede amat lo" ketus Kennie tidak terima, bukannya belajar mereka malah ribut didalam kamar. Hingga terdengar sampai kebawa.

"Heh, Abang jelek, lo tidak usah ganggu gue napa. Gue mau belajar" Dumel Kennie saat Dony masih mencolek bahunya dengan usilnya.

"Kan gue bilang gue tidak ganggu lo belajar. Gue hanya temenin lo belajar gimana sih" Tukas Dony tidak mau kalah

"Bukan lo temenin gue, tapi ngabisin cemilan gue aja" Ucap Kennie cemberut karena sedari tadi Dony terus memakan cemilannya hingga habis.

"Iya, nanti gue beliin yang banyak. Deh. Cemilan gini doang. Pelit amat sih" Balas Dony. Masih memakan cemilan Kennie.

"Bomat, Bodo amat" Teriak Kennie tepat didepan mata Dony. Setelah perdebatan yang begitu panjang akhirnya Dony dan Kennie memilih berdiri di balkon. Mereka berdiri sambil menatap langit biru yang dipenuhi banyak bintang yang bertamburan diatas sana.

Kennie yang tersenyum saat melihat satu Bintang yang begitu terang diatas sana. Kennie menghembuskan nafas berat. Impiannya yang selama ini akan segera terwujud.

"Bintangnya lucu ya, Tapi sayang Bintang yang berada disebelah gue jelek banget. Enggak ada terang-terangnya. Cemberut terus" Sindir Dony sesekali menoleh kearah Kennie.

"Idih, Sapa yang cemberut, Enggak ada" Balas Kennie ketus

"Udah deh, tidak usah bohong sama gue. lo itu lagi mikirin apa sih?" Tanya Dony sambil menatap Kennie mengintimidasi

"Sejak kapan Abang gue ini jadi kepoo begini" Tanya balik Kennie

"Kalau Abang di suruh milih antara Impian atau Kembali pulang. Abang pilih yang mana?" Tanya Kennie membuat Dony menyerngit dahinya bingung.

Dony terdiam mendapatkan pertanyaan aneh dari adiknya itu, ia terkekeh lalu memberi jawaban sambil menunjuk didepan dada Kennie.

"Pilihlah sesuai kata hatimu" Ucap Dony sambil tersenyum simpul

###

Pagi ini Kennie telah bersiap untuk berangkat sekolah, dengan wajah penuh ceria berbeda dari biasanya. Dony yang baru saja keluar dari kamarnya heran melihat adiknya tersenyum sendiri. Mereka menuruni anak tangga menuju ruang makan. Dody dan Ranty keheranan melihat Kennie yang duduk langsung mengambil susu putih dan roti strawberry kesukaannnya.

"Heh, lo kesambit apaan. Senyum sendiri. Orang gila lo" Canda Dony yang sudah meledek Kennie.

Kennie mengerucutkan bibirnya kesal karena pagi ini Dony sudah membuat usil padanya " Heh, Sableng jomblo akut. Terserah gue dong" Balas Kennie tidak terima

"Gue tidak jomblo kali, gue ada pacar. Yang cuantik banget dari lo" Timpal Dony,

Dody dan Ranty yang sudah terbiasa melihat pemandangan di meja makan seperti biasa dengan perdebatan antara kakak dan adiknya itu.

"Pagi semuanya" sapa seseorang membuat Kennie tersedak kaget, siapa lagi kalau bukan Ben yang datang untuk menjemput Kennie.

"Tengil, Ngapain pagi-pagi kerumah gue?" Tanya Kennie menoleh mendapati Ben yang sudah berdiri dibelakangnya

"Mau jemput lo lah, Bunglon" Jawab Ben, mengambil tempat duduk

"Pagi Om, Tante" Sapa Ben sopan

"Heh somplak Abangnya enggak disapa juga. Calon kakak ipar lo nih" dengan pedenya Dony

"Pagi Abang ganteng" Dony tersedak saat Ben mengatakan ganteng padanya

"Jijik gue dengernya"

Seketika diruang makan terjadi tertawa akibat ulang Ben yang mengusili Dony. Sementara Dony hanya sibuk makan dengan tampang cemberut sekalgus jijik. Kennie yang melihat ekspresi Kakaknya aneh.

"Biasa aja kali Bang mukanya. Jangan cemberut gitu dong" Rajuk Kennie sambil memeluk Dony.

Setelah acara makan pagi selesai Kennie dan Ben pamit untuk berangkat kesekolah. Mereka keluar berjalan secara beradampingan. Kennie terkejut saat melihat sebuah mobil berwarna merah porcesein milik Ben yang terparkir tepat depan pintu utama. "Mobil baru?" Tanya Kennie yang dapat anggukan dari Ben.

"Iyalah, Hadiah dari bokap" Ucap Ben enteng, Kennie berfikir sejenak sambil mengerutkan dahinya bingung "Lo ulang tahun ya. Kok gue tidak tahu sih?" Tanya Kennie polos membuat Ben terkekeh.

"Tidak lagi ulang tahun, Gue dapat mobil dari bokap karena gue berhasil" Kennie yang semakin dibuat bingung oleh Ben. "Berhasil?, Emang lo menang lomba ya?" Tanya Kennie lagi mulai ngawur. Membuat Ben terkekeh lagi. Ben mulai menyalakan mesin dan melajukan mobilnya dengan kecepatan sedang.

"Gue berhasil bisa menjadi pemimpin di Restorant bokap gue. dan itu berkat lo juga" Ucap Ben sambil tersenyum kearah Kennie.

"Ini bukan berkat gue. Ini berkat kerja keras lo. Gue hanya membantu saja" Ucap Kennie merendah. Karena sebenarnya, kerja keras dan doa yang kita. Dan jika terus bersabar dan bertawakkal. Itu menurut Kennie.

Ben sudah memasuki gerbang sekolah, ia memarkirkan mobil lalu mematikan mesin dan bergegas masuk. Mereka berjalan beriringan, semua mata memandang mereka. ada yang sibuk bergosip ria, ada yang mendukung. Ada juga yang tidak suka. Tetapi Kennie dan Ben tetap acuh seperti biasanya.

"Kenapa orang-orang pada ngeliatin gue, aneh deh" Dumel Kennie, saat semua memperhatikannya.

"Udahlah cuekin aja, mungkin mereka semua syirik" mereka tetap melanjutkan jalannya menuju kelas. Ben menghentikan langkahnya saat Kennie sudah sampai dikelas. "Udah sampai kelas, Gue lanjut ke kelas gue lagi ya" Pamit Ben yang angguki Kennie.

Memasuki kelas yang penuh keramaian, Jeny langsung menyambut hangat Kennie "Pagi Rika, Mak-Maksud gue Kennie" Jeny memasang wajah sumringahnya sedangkan Kennie, hanya menampakkan senyum tipis dihadapan Jeny, setelah itu menuju bangkunya.

Dini yang sudah berada ditempat hanya mengikuti arah pandang Jeny yang cemberut karena Kennie masih bersikap dingin padanya.

"Lo yang sabar ya" Ucap Dini memberi ketenangan pada Jeny, yang dibalas dengan anggukan.

Kennie [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang