Keyra tak segan-segan membuka lacinya, mengambil cutter berwarna merah. Menggenggamnya dengan sekuat tenaga. Menarik napas dan membuangnya, begitulah yang dilakukan Keyra berkali-kali.
Hanya kali ini. Keyra membutuhkannya. Ia tak bisa menahan rasa sesak yang membuncah dalam hatinya. Ada beban yang tak bisa ia kekuarkan sendiri. Tidak semua rasa dapat ia ungkapkan, ada kalanya diam dan melukai diri sendiri lebih baik dibandingkan harus menambah kecewa dalam hatinya.
"Bun, Kak Kenzo, maafin Keyra" Keyra hanya butuh kesakitan untuk setidaknya melupakan sedikit rasa sakit dalam hatinya.
Sretttt
Tes tes
Darah segar keluar dari kulit pergelangan tangannya yang putih bersih. Ia menahan rasa sakit itu, menggigit bibir nya sendiri agar tak ada suara yang keluar. Ada sedikit perasaan lega dalam hati Keyra.
Keyra ingin mati menyusul dua orang yang paling ia sayang, tapi ia belum siap. Ia masih takut akan apa yang akan terjadi setelah ia mati.
Keyra tahu apa yang dilakukannya salah, tapi tidak ada cara lagi untuk bagaimana dia melampiaskan perasaan kecewanya.
Keyra berjalan ke kamar mandi, membersihkan darah segar dari air yang mengalir membuat perih lukanya menjadi berkali lipat.
Tapi setidaknya Keyra dapat bernapas lega untuk saat ini.
Keyra membersihkan cutter itu dengan tisu dan menyimpannya kembali di tempat semula.
Sekarang yang harus dilakukannya adalah membersihkan diri.
-----*-*-----
Keyra mengerjapkan matanya perlahan, menyesuaikan dengan pencahayaan kamarnya. Pusing menyerang kepalanya.Keyra meraba keningnya.
'Kompresan? Siapa yang kompres? Ayah'
Tok Tok Tok
Suara ketukan pintu dari luar kamarnya menyadarkan Keyra dari pikirannya.
"Bunda masuk yaa?"
Keyra hanya terdiam tanpa berniat untuk menjawabnya, toh jika dia tidak mengijinkanpun Bunda barunya pasti akan masuk.
"Gimana keadaan kamu?" Bunda Yoora bertanya, ternyata ia tidak sendiri. Para Kakak tirinyapun masuk ke dalam kamarnya.
Keyra hanya menatap mereka tanpa minat.
"Tadi malem Bunda cek kamu udah tidur atau belum, tapi taunya kamu udah tidur. Bunda gak sengaja liat badan kamu keringetan terus menggigil, ternyata kamu sakit. Makannya bunda kompresin kamu" Bunda Yoora menjelaskan semuanya dengan detail meskipun Keyra tidak mempertanyakannya.
Ada sedikit perasaan tidak percaya, namun hatinya tidak bisa memungkiri bahwa mungkin Bunda Yoora memang baik, tapi ego nya masih lebih besar.
"Makasih" Setidaknya Keyra tahu bagaimana cara berterimakasih.
Satu laki-laki menatapnya dengan tatapan yang tak bisa Keyra jelaskan. Ia melihat Keyra dan.... Keyra cepat-cepat menyembunyikan tangannya ke dalam selimut.
"Kalian bisa keluar. Keyra mau siap-siap sekolah"
"Kamu belum boleh sekolah, Kakak udah ijin sama wali kelas kamu" Kali ini Taeil yang mengambil alih masalah pribadi Keyra.
'Kakak?' Keyra tersenyum miris. Kenzo telah meninggal 2 tahun lalu.
"Gausah sekolah sehari. Kamu kan pinter" Taeyong tidak bisa berbicara sedikit ramah, namun dalam hatinya ia menyayangi Keyra.
![](https://img.wattpad.com/cover/199934694-288-k394547.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
My New Life 'End'
FanfictionHidupku berubah begitu saja. Mereka. Para kakak tiriku dan para sepupunya masuk ke dalam kehidupanku saat aku sudah menutupnya dalam diam. Mencoba mencabut duri yang tak mudah dikeluarkan. Mencoba menutup lubang kesakitan dalam hatiku. Tapi semuanya...