3.3 The Truth

9K 1.1K 128
                                    

Mereka belajar dalam keheningan, mencatat penjelasan yang tengah guru tulis di papan tulis. Hanya satu orang yang diam tak berkutik. Gadis itu, mencoba belajar dan mengamati penjelasan guru tanpa mencatat apapun. Buku yang masih rapi dan alat tulis yang tak dipegang sama sekali menghiasi mejanya.

Sebenarnya Jaemin penasaran kenapa Keyra hanya diam saja, tidak seperti biasanya. Keyra termasuk siswa yang pintar dan rajin mencatat apapun.

Namun, Jaemin mencoba menahan diri untuk tidak ikut campur lagi urusan Keyra meskipun di kepalanya selalu ada nama Keyra. Jaemin tahu ada yang tidak beres dengan Keyra, Jaemin merasakan ada yang terjadi pada gadis itu. Apalagi sebelumnya Keyra tidak masuk sekolah.

“Sssttt! Woy!” panggil Jina pada Keyra yang duduk di depannya.

“Apaan?”

“Ko tumben lo gak nyatet?”

Mendengar pertanyaan yang dilontarkan Jina membuat Keyra langsung membenarkan jaket yang menutupi tangan kanannya yang dia taruh di atas pahanya.

“Males, nyatet mulu,” jawab Keyra dengan memaksakan senyumnya.

“Wahhh parah lo, yaaa.”

“Bu,” panggil Jisung sedikit berteriak, membuat seisi kelas menatapnya heran.

“Kenapa? Ada yang gak kamu ngerti?” tanya guru itu menatap Jisung yang mengacungkan tangannya.

“Bu, Keyra gak nyatet tuh. Kan mata pelajaran Ibu semuanya wajib nyatet,” celetuk Jisung yang membuat semuanya menatap Keyra.

Jisung, sialan emang! – Keyra.

Mendengar lontaran Jisung, membuat Keyra sedikit cemas. Teman satunya itu memang jahilnya keterlaluan, Keyra sudah mencoba menutupi masalah tangannya dengan baik, tetapi gara-gara lelaki itu kini dirinya malah menjadi pusat perhatian.

“Keyra gak akan nyatet apapun, tangannya lagi luka. Tolong nanti kalian pinjemin buku catatannya sama Keyra, ya?”

“Baik, Bu,” jawab semuanya dengan kompak dan melanjutkan lagi kegiatan yang sempat tertunda.

Keyra menghalangi jaket itu dengan tangan kirinya yang tidak terluka, dia harap tidak ada siapapun lagi yang akan mengorek masalah tangannya.

Namun, nihil. Jaemin, lelaki itu tiba-tiba langsung menarik tangan kanan Keyra yang tertutupi jaket.

“Awww,” ringis Keyra dengan spontan.

Jaemin terkejut, apa lagi yang terjadi pada sahabatnya itu?

Eh! Sahabat? Atau mantan sahabat?

Jaemin berdiri dari duduknya lalu berkata, “Bu, saya ijin anter Keyra ke uks. Katanya dia sakit.”
Keyra melongo mendengar ucapan Jaemin, kapan dirinya berkata sakit?

Jaemin menggenggam tangan kiri Keyra yang bebas dari perban, menariknya dengan pelan membuat Keyra mau tidak mau harus mengikuti ke manapun Jaemin pergi.

“Duduk,” ucap Jaemin sambil mendudukkan Keyra di salah satu ranjang uks.

Jaemin menarik bangku yang letaknya tidak jauh, dan kini duduk berhadapan dengan Keyra.
“Kenapa lagi?” tanya Jaemin yang begitu penasaran sambil menggenggam tangan kanan Keyra dengan lembut.

“Lepas!” pinta Keyra sambil mencoba melepaskan genggaman Jaemin, tetapi nihil lelaki itu menahannya.

“Jawab pertanyaan gue, Key!”

“Ini gak ada urusannya sama kamu.” Keyra mencoba untuk tidak menatap Jaemin, menatap lelaki itu membuat rasa penyesalannya semakin besar.

“Lihat gue dan lihat diri lo sendiri! Apa lo baik-baik aja dengan hubungan kita yang rusak gara-gara rasa egois lo!”

My New Life 'End'Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang