0.9 Sick

18.8K 1.7K 82
                                    

Keyra membanting pintu kamar dan menguncinya dari dalam. Berjalan ke kamar mandi dan menatap cermin yang memperlihatkan pantulan dirinya.

Menyedihkan.

Satu kata namun beribu alasan mengapa ia menyedihkan.

Wajah yang ia punya sempurna. Banyak lelaki yang takluk padanya.

Otak yang ia punya juga genius, tak perlu di ragukan lagi.

Lahir dari orang tua yang memilik latar belakang terhormat.

Kehidupan yang penuh dengan harta melimpah.

Lalu kenapa ia tidak bahagia? Semua yang ia miliki tidak berarti. Ia hanya ingin kasih sayang. Apa dia tidak pantas mendapatkannya? Apa ia salah jika mendapatkannya?

DUG DUG DUG

"Key buka pintunya, ini Kakak"

Rasanya dadanya sangat sakit. Dia memukul-mukul dadanya, berharap setidaknya sakit itu akan reda meskipun itu mustahil.

"Key buka pintunya, ini Ayah" 'Ayah? Haha' Keyra tertawa dengan miris. Apa ia masih punya Ayah? Sedangkan ia sudah tidak pernah merasakan kasih sayangnya.

"Keyra ini Bunda" 'Bunda aku cuman satu'

"PERGI!!! AKU PENGEN SENDIRI!!!" Keyra menghapus air matanya dengan kasar, kenapa hidupnya tidak pernah tenang? Ah dulu sangat tenang sampai dia merasa kesepian.

"Keyra buka pintunya! Atau Kakak dobrak!"

"DOBRAK AJA KALO KALIAN MAU AKU PERGI!" Setelah Keyra berbicara seperti itu tidak ada lagi suara ketukan maupun teriakan dari luar kamarnya.

Keyra mengisi bathub dengan air yang mengalir, merendamkan dirinya sendiri yang masih lengkap memakai seragam sekolah.

"Bun... Kapan Keyra bahagia? Apa Keyra harus nyusul Bunda dulu baru bisa ngerasain bahagia? Kak Kenzo... Keyra kangen, biasanya Kakak selalu ada buat Keyra. Kakak bakalan ngehajar mereka yang nyakitin Keyra... Hiksss terus sekarang Keyra harus ngadu sama siapa? Hiksss hikss" Keyra bertanya pada Bunda dan Kenzo meskipun ia tahu mereka tidak akan menjawabnya, mereka berdua sudah tenang di alamnya. Tapi ia percaya bahwa Bunda dan Kenzo selalu mengawasinya dari atas sana.

Keyra menutup matanya, ia lelah. Hatinya lelah. Batinnya lelah.

-----*-*-----
"Bunda bawa dulu Ayah ke kamar yaa?" Bunda Yoora membantu Ayah berjalan, setelah mereka berdua mendengar perkataan Keyra dan membahasnya bersama anggota keluarga yang lain. Ayah mana yang akan merasa baik-baik saja saat tahu anaknya hampir mati? Ayahnya merasa dia bukanlah Ayah yang baik. Ia menyesalinya.

Namun penyesalan tetaplah penyesalan.

Tak bisa diubah.

Hanya bisa di sesali dan di ratapi.

Tapi, untuk apa?

Penyesalan ada karena untuk menjadi pelajaran, agar manusia dapat melangkah dengan hati-hati, dan penuh perhitungan.

"Yeong, nanti kamu minta maaf sama Keyra" Taeil menepuk pundak Taeyong. Ia tahu Taeyong menyayangi Keyra, Taeyong keras dan begitupun Keyra. Mereka berdua tidak bisa mengalah sampai salah satu dari mereka merasakan penyesalan. Seperti sekarang, Taeyong menyesal telah bersikap kasar pada Keyra, andai dia bisa menyelesaikan semuanya dengan kepala dingin, mungkin semuanya tidak akan begini.

Taeyong hanya mengangguk menanggapi perkataan Taeil.

"Yuta, kamu juga"

"Iyaaa"

My New Life 'End'Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang