4.3 Dipermalukan atau Mempermalukan?

8.7K 1.1K 450
                                    

“Kak Jaemin!” panggil Mira yang melihat Jaemin sedang menatap Keyra. Begitupun sebaliknya, Keyra sedang menatap dirinya dan Jaemin bergantian. 

“Hah? Apa?”

Mira tersenyum, memanis-maniskan diri. “Aku suka sama Kakak, Kakak mau jadi pacar aku?”

“Tapi, sorry. Gue ... gak punya perasaan sama lo, kecuali ... rasa muak dan benci,” jawab Jaemin yang membuat semuanya berbisik-bisik menatap iba Mira.
Sedangkan Mira tergagap di tempatnya.
“Ma—maksudnya? Bukannya selama ini Kak Jaemin selalu ada buat aku? Kak Jaemin baik sama aku, Kak Jaemin selalu luangin waktunya buat aku. Kak Jaemin juga suka ‘kan sama aku?”

“Hahaha.” Jaemin tertawa, membuat semua orang menatapnya heran. “Jadi, karena gue bersikap baik sama lo. Lo pikir gue suka sama lo? Anjir sumpah lawakan lo buat gue nangis, haha”

“Maksud Kak Jaemin itu apa sih?!” teriak Mira yang membuat Jaemin langsung menghentikan tawanya.

Jaemin menatap Mira dengan senyum miringnya, siapapun yang melihatnya pasti merasa bahwa sekarang Jaemin sedang menjelma sebagai iblis.

Jaemin melangkahkan kakinya, berjalan mendekati Mira. Jaemin menyelipkan anak rambut Mira ke telinga.

“Gue baik karena gue masih punya rasa kemanusiaan, bukan manusia bejat kaya lo. Bahkan gue bersikap baik sama satpam sekolah, terus menurut lo, gue suka gitu sama satpam sekolah? Jangan pernah mikir gue suka sama lo. Sebenernya gue males banget baik-baikin lo, tapi karena gue harus lindungin orang yang gue sayang, gue rela deket sama cewek jahat kaya lo,” jelas Jaemin yang sengaja suaranya ia keraskan, agar semua orang mendengarnya.

“Maksudnya, Kak Keyra?” tanya Mira.

“Hahaha, lo dan semua orang di sini tahu gimana perasaan gue sama Keyra. Dan gara-gara manusia gak penting kaya lo, gue hampir kehilangan dia!” tunjuk Jaemin tepat di depan wajah Mira membuat gadis itu mengepalkan tangannya kuat.

“Tapi, kak Keyra sendiri yang ninggalin Kak Jaemin, ‘kan?”

“Iya! Dia ninggalin gue karena lo yang suruh! Lo berani-beraninya nyuruh cewek yang gue suka buat jauhin gue. Punya hak apa lo?” Emosi yang tertahan akhirnya meledak, tidak peduli bahwa mungkin dia akan mempermalukan Mira. Anggap saja sebagai konsekuensi karena mengganggu hidupnya dan hidup Keyra.

“Kak—Kak Jaemin tahu dari mana? Dari Kak Keyra? Iya?! Dia itu fitnah, Kak!” Mira masih saja membantah membuat Jaemin semakin naik pitam.

“Hahaha,” tawa Jaemin menggelegar di seluruh lapangan sekolah.

“Key, si Jaemin kenapa ketawa mulu sih keadaan lagi kaya gini?” tanya Jina yang tidak dijawab oleh Keyra. Gadis itu masih fokus pada tontonannya saat ini.

“Dia udah gila ngadepin orang gila kaya Mira,” celetuk Jaemin membuat Jina menganggukkan kepalanya tanda setuju.

“Lo salah, Keyra gak pernah ngadu apapun ke gue. Gue tahu dari orang terpercaya, dan gue juga lihat langsung saat lo ngancem bunuh diri di rooftop sekolah. Haha, dan begonya orang yang gue sayang itu malah peduli sama uler kaya lo.”

Wah parah ya, adik kelas kita gak tahu malu.

Ini nih yang di sebut perusak hubungan orang yang sebenernya.

Pantes gue jarang lihat Jaemin sama Keyra, ternyata oh ternyata karena cewek ini.

Perempuan gak ada harga dirinya, parah sih.

Kalau gue jadi tuh cewek sih malu.

Dasar muka tembok.

Males gue satu sekolah sama dia, untung aja gue mau lulus.

My New Life 'End'Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang