Di lain negara, seorang lelaki tampan yang sedang duduk di kursi kebesarannya dengan lengan kemeja yang dia gulung sampai di bawah siku, kacamata yang bertengger di pangkal hidungnya membuat lelaki itu terlihat berkali lipat tampannya, dan jangan lupakan rambut yang tertata rapih dengan pomade benar-benar mencerminkan seorang atasan yang berpengaruh.
Meskipun lelaki itu baru lulus kuliah satu tahun yang lalu dengan berbagai rintangan yang tidak mudah dilalui, tetapi lelaki itu kini sudah menjabat sebagai Direktur di perusahaan keluarganya, tentu saja masih dengan pantauan sang ayah yang menjabat sebagai CEO.
Lelaki itu masih sibuk dengan beberapa berkas yang ada di tangannya.
Brak
Dia melempar berkas-berkas itu ke meja.
Melepaskan kacamatanya, mengusap wajahnya kasar, dan memijat pangkal hidungnya.
Fisiknya lelah, hatinya juga tidak kalah lelah.
Hatinya begitu sakit menahan rindu pada seseorang yang masih tidak dia ketahui keberadaannya. Selama lima tahun ini dia terus mencari perempuannya, tidak peduli berapa biaya yang dia keluarkan, yang penting dia harus menemukan perempuan yang lima tahun ini selalu mencekiknya dalam rindu.
“Aku kangen kamu, Key ...” lirih lelaki itu yang tidak terasa meneteskan air matanya.
Tok tok tok
Ketukan di pintu tidak dia hiraukan. Pikirannya masih berpacu pada gadis yang tiba-tiba menghilang lima tahun lalu.
Kriet
Seseorang membuka pintu meskipun belum mendapatkan ijin dari si empunya.
“Jaemin!” panggil orang itu hati-hati. Dia adalah Jisung, sahabat Jaemin dan Keyra semasa sekolah menengah.
Lelaki yang sibuk dengan pikirannya memang Jaemin. Lelaki itu kini sudah sukses di usianya yang masih muda, tetapi tidak dengan percintaannya.
“Kenapa?”“Lo mikirin Keyra?” tanya Jisung, pasalnya dirinya selalu memergoki Jaemin yang tengah menangisi Keyra.
Jaemin menutup matanya sejenak. “Gak ada seharipun gue gak mikirin dia. Gue sayang sama dia, lo tahu sendiri, ‘kan? Gue kangen banget sama dia, dari kecil gue gak pernah pisah. Sekalinya dipisahin malah lama, dan itu buat gue tersiksa."
"Ditambah gue gak tahu sama sekali keadaan dia, yang gue tahu kalau dia koma lima tahun yang lalu, saat di mana terakhir gue lihat dia.”
Bukan cengeng, hanya saja dia benar-benar rindu. Dia tidak tahu bagaimana keadaan Keyra sekarang,
“Kenapa lo gak nyerah?” Pertanyaan Jisung membuat Jaemin menatapnya nyalang.
“Gak ada kata nyerah dalam hidup gue, apalagi ini nyangkut Keyra. Orang yang gue sayang!”
“Gue tahu, tapi lo juga gak tahu ‘kan dia sekarang kaya gimana? Gimana kalau dia udah bahagia? Gimana kalau dia udah punya pengganti lo?”
Jaemin berdiri dari duduknya, menatap Jisung dengan perasaan yang tidak jelas. “Itu masih mending, gue rela dia bahagia meskipun bukan sama gue, dari pada gue harus tahu kalau dia masih koma. Gue masih bisa terima kalau dia punya pengganti gue, tapi gue gak bisa terima kalau keadaan dia gak baik-baik aja.”
“Gimana kalau dia udah gak ad—“
“Tutup mulut lo!” Jaemin menunjuk Jisung tepat di depan wajah lelaki itu. “Jangan pernah ngomong hal yang gak masuk akal lagi. Gue yakin Keyra masih hidup!”
“Okay sorry kalau omongan gue udah keterlaluan, tapi lo juga harus mulai mikirin hidup lo sendiri. Selama ini lo cuma sibuk nyari Keyra, kuliah, kerja, gitu aja terus. Gue sebagai sahabat lo, gak mau lihat lo kaya gini terus-terusan.”
KAMU SEDANG MEMBACA
My New Life 'End'
FanfictionHidupku berubah begitu saja. Mereka. Para kakak tiriku dan para sepupunya masuk ke dalam kehidupanku saat aku sudah menutupnya dalam diam. Mencoba mencabut duri yang tak mudah dikeluarkan. Mencoba menutup lubang kesakitan dalam hatiku. Tapi semuanya...