2

83.5K 4.5K 31
                                    

SALMA terus menggerutu setelah keluar kelas tadi, hingga jam 3 sore ia masih belum pulang karena Azam, padahal harusnya dosen baru itu hanya mengajar di satu atau dua kelas tapi berbeda dengan Azam, dosen baru itu di beri beberapa kelas langsung mungkin karena gelarnya yang berasal dari Luar Negeri.

Selesai sholat ashar Salma kembali duduk di depan ruang dosen menunggu nama Agam Azam  di papan dosen bergeser, dari tidak ada menjadi ada.

Beberapa kali dosen sudah keluar masuk, niat Salma ingin bertanya lalu masuk menjadi tak jadi karena beberapa dosen tampak sibuk sendiri-sendiri. Sepertinya Allah mendengarkan doanya, lelaki dengan setelan sama seperti pagi tadi dengan diimbuhi kacamata berjalan ke arah ruang dosen.

Entah memang tidak melihat atau pura-pura tidak melihat Azam membiarkan Salma begitu saja, melewatinya tanpa berniat menyapa apalagi mengembalikan ponselnya.

"Assalamualaikum" ucap Salma sembari mendorong pintu kaca bening agak buram. Kemudian ia melangkahkan kakinya mendekati meja Azam.

"Assalamualaikum kak" ucap Salma sekali lagi lebih khusus mengucap salam untuk Azam.

"Pak" tegas Azam.

Salma memutar bola matanya lalu mengulang ucapan salamnya sekali lagi "assalamualaikum pak" ucap Salma mengharuskan rasa tidak ikhlasnya menjadi ikhlas.

"Waalaikumsalam" jawab Azam "gimana?" tanya Azam mengimbuhi.

"Mau ambil hp pak" Salma menelisik meja Azam, mencari benda kesayanganya bercasing warna hitam yang berujung nihil. Tak ada ponsel diatas sana. Ia takut ucapan Azam tentang menjual hp tak main-main.

"Bukanya tadi gak apa-apa kenapa sekarang diminta" suara Azam tampak mengintimidasi. Entah kemana jiwa mudanya itu, harusnya ia memaklumi kesalahan seperti ini bukan.

Salma menyesal tadi membiarkan Azam pergi begitu saja, tapi jika di cegahpun itu tak menjamin ponselnya kembali.

"Mau saya cegah tapi gak berani pak" aku Salma dengan polosnya.

Seorang dosen di samping Azam ikut berdiri melihat mahasiswanya yang merengek pada dosen baru nan muda itu "ada apa si pak? " tanya bu Amira, dosen muda juga yang berumur sekitar 2 tahun di kampusnya.

"Gak papa bu, ini minta hp nya di kembaliin"

"Udah tau kuliah malah mainan hp, udah pak gak usah kembaliin, panggil orang tuanya pas wisuda aja" kompor bu Amira.

"Jangan pak,,,  nanti umi marah" pinta Salma "kalo gak di kembaliin sekarang gak papa tapi jangan di laporin umi, besok-besok gak papa kok" imbuh Salma.

"Ya udah pak, assalamualaikum" Salma mengucap salam dan pergi meninggalkan ruangan. Takut bu Amira semakin mengompori Azam, begitu juga Azam yang semakin kuat dengan ancamanya.

Ia paling tidak suka jika ponselnya mesti disita, jika itu uminya ia yakin, ia tak akan berhenti meminta, kalo tidak di beri Salma kadang sampai menangis. Bukan karena ada someone tapi karena semua tugas dan file ada di ponsel.

Salma berjalan menuju ke samping kantor satpam, ia terduduk disana menunggu orang tuanya menjemput. Ah iya, ia lupa ponselnya tidak bersamanya bagaimana ia menghubungi orang tuanya. Kenapa ia bisa lupa.

Khitbahmu Calon ImamkuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang