"Jadi gimana Sal?"Tanya Faiyah dari sebrang. Kemarin malam ia sudah menceritakkan semuanya pada Faiyah bahwa hari ini ia akan pergi dengan Mulan. Entah apa yang akan di tunjukkan Mulan padanya.
"Gimana ya,,," Salma tampak menimang "aku takut, tapi mas Azam gak angkat telpon"
"Nah keluarganya?" tanya Faiyah tentang Azam yang tak kunjung mengangkat panggilanya.
"Kemarin umi Hindun kesini sama ayah Hendrik, cuma gak ada yang tau" suara Salma merendah.
"Aneh ya, gak biasanya lho" ungkap Faiyah, Azam orang yang bertanggung jawab setaunya, dan tidak mungkin ia hilang tanpa kabar seperti ini. Kecuali ada kepentingan.
Semua hening sejenak.
"Gimana kalo kamu ke rumah, siapa tau dia disana" imbuh Faiyah memberi solusi.
"Kalau iya, pasti telpon rumah juga bakal di angkat Yahhh" Salma mulai mengeluarkan rengekan kecilnya.
"Iya ya, kemana sih oppa tuh" Faiyah menyengir di sebrang sana, yang masih bisa di dengar Salma secara jelas.
"Udahlah" Salma menepis bayangan buruknya.
"Kamu jadi anter aku kan?" tanya Salma pada Faiyah, kemarin Faiyah berjanji akan mengantarnya agar sahabatnya itu bisa jadi saksi, saksi jika Azam mulai menaruh curiga padanya.
Salma berusaha menjauhi pembicaraan tentang masalahnya. Ia sungkan untuk pergi pada saat belum tujuh hari meninggalnya Abi Ali, tapi mau bagaimana lagi. Ia sudah menyetujui kemauan Mulan kala itu.
"Jadi,,, sans aku udah di jalan kok, ini juga udah mau sampe rumah kamu"
Benar, baru saja Salma hendak mematikan ponselnya ia mendengar khas suara klakson Faiyah. Ia menengok kebawah, disana ada gadis seumuranya dengan khimar panjang warna biru muda dengan tangan melambai ke atas.
"Bentar" lirih Salma dengan memberi isyarat.
Ia turun ke bawah, sebelumnya ia sempat menyambar tas yang ada di gantungan belakang pintu. Lalu ia pamit pada uminya dan beberapa keluarganya yang masih ada disana, begitu juga dengan adiknya -Maryam.
"Ayo"
Salma masuk ke dalam mobil diikuti Faiyah, mobil Faiyah melaju membelah padatnya kita di siang hari.
"Kamu udah hubungin Mulan?" tanya Faiyah dengan mata yang berfokus pada lawan jalannya.
"Ah iya, aku lupa bawa ponsel" Salma menepuk dahinya keras-keras beberapa kali.
"Dulu aku maklum Sal, kamu belum punya suami, sekarang ada suami masih teledor lupain hp" kritik Faiyah. Sejak dulu Salma memang sering melupakan ponsel, katanya ponsel itu tidak penting.
"Ya mau gimana lagi"
Faiyah memberikan ponselnya dan meminta Salma lekas menghubungi Mulan agar ia sampai tempat tujuan lebih dulu.
***
"Kamu gak hubungin Salma Zam?"
Pertanyaan Agnes membangunkan Azam dari tidurnya, karena menjaga Agnes semalaman membuat Azam sejak subuh tadi kembali tidur. Beruntung masa libur dukanya dan duka Salma masih, jadi ia bisa menggantikan ibu Agnes menjaganya.
"Astaghfirullah"
Azam terduduk dan melihat jam.
09.30 sudah siang dan sejak kemarin ia belum menghubungi Salma. Ia berdiri menggeledah saku celana, saku baju dan jaketnya. Nihil, ponselnya tak ada.
KAMU SEDANG MEMBACA
Khitbahmu Calon Imamku
Literatura Kobieca(COMPLETED) Salma Gadis keturunan Jawa yang di tinggal oleh tunanganya di H-3 bulan menikah menjadi perbincangan banyak orang. Bahkan hingga H- satu minggu tak ada tanda-tanda Yudhistira calon suaminya datang, setidaknya untuk memutus khitbahnya. H...