12

67.8K 3.6K 17
                                    

Waktu kuliah sudah begitu dekat. Waktu cutinya juga akan segera kadalursa. Andai saja cuti nikah bisa seperti cuti hamil atau lahiran yang memiliki waktu lebih lama. Mungkin sekarang ia bisa berbaring lebih lama. Tapi nyatanya realita tidak seindah itu.

Salma yang sejak ba'da Insya kemarin tidur, terbangun di pukul 2 pagi. Baru saja ia hendak menarik selimutnya, ia kembali menurunkanya. Melawan rasa dingin dari jendela yang sengaja di buka malam tadi. Ia tersentak karena belum sholat Isya.

Salma lekas melipat selimutnya dan mencari kacamata miliknya. Ah iya, lalu bagaimana dengan Azam. Tubuh Salma tergerak mencari pemilik nama Azam, di sofa kamarnya, orang itu sedang terlelap. Salma tak tega membangunkan lelaki itu untuk sholat tahajud, akhirnya Salma putuskan membangunkan Azam nanti setelah ia selesai melaksanakan sholat Isya dan Tahajud.

Selesai mengambil air wudhu dan sholat Isya' Salma memegang ujung lengan pakaian yang di gunakan Azam. Mereka kan sudah muhrim, jadi Salma yang awalnya hanya memegang pelan lengan Azam, kini memberanikan diri menepuk suaminya.

"Mas bangun, sholat tahajud" panggil Salma pelan.

Azam membuka matanya perlahan, mendapati Salma berdiri dengan mukena membuatnya tersentak kaget. Ia mengelus dada nya pelan, ia lupa bahwa sekarang statusnya adalah suami Salma. Rasanya melihat Salma saat pertama kali membuka mata masih hal yang sangat baru bagi Azam.

"Iya" jawab Azam dan mendudukkan tubuhnya

"kamu udah tahajud?" tanya Azam lirih.

"Udah, bangun gih udah mau subuh loh" ancam Salma.

Mengetahui kata akan segera subuh Azam cepat-cepat mengambil air wudhu dan sholat tahajud. Ia mengambil 4 rakaat dengan dua rakaat salam dan dua rakaat salam terakhir.

Selesai sholat Azam mencari suara yang membuatnya sedikit tidak fokus di takhiat akhir tadi, lantunan kalam Allah di suarakan dengan begitu indah.

Azam menengok ke belakang, disana, Salma mengaji Alquran dengan khusuknya.

Subhanallah,,, 

Bisik batin hati Azam.

"Nanti ikut abi ke masjid ya mas" pinta Salma begitu sadar Azam sedang melihat ke arahnya. Ia lalu menutup Al-quran dan melepas mukena di lanjutkan membaca buku pelajaran.

"Kamu?" tanya Azam balik.

"Di rumah, udah kebiasaan gitu sih soalnya umi juga di rumah" jawab Salma

"Besok kamu kuliah kan?" Azam tak mau menghentikan percakapan mereka begitu saja.

"Iya, kan cuti nikah, setelah nikah udah selesai deh liburnya" jawab Salma.

Azam ingat pertanyaanya tempo lalu, masih belum di jawab Salma, mungkin ini saat yang tepat karena waktu sholat subuh juga masih sedikit lama.

"Sal" panggil Azam.

"Apa?" jawab Salma tanpa melihat si pemanggil. Ia sibuk menggumamkan materi kuliahnya.

"Kamu ingat pertanyaan saya 5 hari sebelum pernikahan gak?" tanya Azam.

Pertanyaan Azam berhasil membuat Salma beralih dari bukunya, Salma berpura-pura mencoba mengingat apa yang dibicarakan Azam kala itu, padahal  ia sudah ingat semuanya, tapi kendalanya Salma belum tau harus menjawab apa.

"Ingat?" tanya Azam lagi tak sabaran.

"Oh iya ingat" kata Salma dengan memberi senyum terbaiknya, senyum lebih dibuat-buat sebenarnya.

"Jawabanya?"

"Aku mau coba, tapi ga janji bakal ada hasil yang manis" Salma mencoba memberi jawaban terbaiknya. Selamanya ia tak mungkin begini terus dengan Azam.

Khitbahmu Calon ImamkuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang