AWKWARD.
Itu kata yang tepat untuk suasana didalan mobil Azam kali ini. Azam duduk di sebelah Salma sedangkan Agnes duduk di belakang. Jemari Salma terus memilin ujung hijabnya hingga keriting, ia tak enak hati dengan Agnes yang sesekali meliriknya dengan cara pandang yang 'aneh'.
"Udah berapa lama kenal mas Azam mbak?" tanya Agnes memecahkan keheningan.
"Eh, baru kemarin" jawab Salma, kenyataanya begitu ia kenal dengan Azam secara benar ketika Azam menjadi dosenya.
"Kok bisa kenal?"
"Pak Azam dosen saya mbak"
Agnes tampak lega, kemudian ia memundurkan tubunya bersandar pada sandaran kursi mobil "aku kira pacaran"
Lirih Agnes tapi bisa di dengar dua orang di depanya, telapak kaki Azam secara tak sengaja menginjak rem, kaget dengan yang di ucapkan Agnes.
"Maafin Agnes ya Sal"
Salma tertawa kecil, sedikit memaklumi banyak tidaknya. Wanita dibelakangnya sepertinya memiliki sifat yang sama dengan Maryam. Usilnya juga mungkin.
"Sekarang semester barapa mbak?"
Interview apa gimana sih batin Salma
"semester akhir mbak"
"Oh masih anak kecil" sahutnya sombong, karena ia lebih dulu selesai kuliah dari pada Salma.
Azam menggeleng pelan, lalu ia kembali menginjak gas perlahan-lahan. Membawa Agnes bukan mengurangi keanehan suasana justru menambah suasananya menjadi tambah aneh -sekali.
"Oh ya, emang suka bareng mas Azam gini ya?"
"Kadang mbak"
Agnes memajukan tubunya, rasa ingin tahunya menjadi berkali lipat lebih banyak.
"Kamu tau Sal, mas Azam gak pernah biarin cewek duduk di situ kecuali mamanya dan aku" ucap Agnes bangga dan menyebut nama Salma begitu saja mengingat umurnya lebih tua. Alasan lainya karena ia tak suka Salma dekat dengan Azam pastinya.
Otak Salma berputar, bukanya sekarang dirinya yang duduk di samping Azam dan bukan Agnes.
"Jadi duduk disitu tuh istimewa" Agnes masih terus membanggakan diri tanpa menyadari jika sekarang Salma sedang duduk di kursi kebanggaanya.
"Oh ya mbak, tapi hari ini yang duduk disini saya, gimana dong? " tanya Salma pura-pura bertanya, membodohi diri sendiri. Sengaja agar Agnes segera diam.
Benar saja, Agnes terdiam, ia baru sadar yang hari ini duduk di depan sana bukan dia tapi Salma.
Lalu Agnes memilih diam hingga sampai di kampus, ia kalah telak.
***Setelah hening menyelimuti perjalanan akhirnya Salma bisa bernafas lega setelah mobil sudah berhenti di parkiran khusus dosen. Tentu semuanya belum berakhir, beberapa anak lagi-lagi memperhatikan Salma, di tambah lagi ada Agnes yang ikut keluar dari dalam mobil.
Salma menunggu Azam keluar dari mobil, ia harus berterima kasih dan segera pergi dari dua orang itu. Setelah mesin mobil berhenti Azam keluar dari dalam mobil dengan tasnya.
"Pak, makasih ya saya permisi dulu Assalamualaikum" kaki Salma melangkah cepat tanpa menunggu Azam menjawab salamnya.
"Waalaikumsalam"
"Jangan di panggil" kata Agnes sebelum Azam memanggil Salma. Agnes sudah melihat pergerakkan bibir Azam barusan.
Salma mendengarnya, ia juga tidak berharap dipanggil. Masalah pulang urusan gampang, semoga Faiyah mau mengantarnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Khitbahmu Calon Imamku
ChickLit(COMPLETED) Salma Gadis keturunan Jawa yang di tinggal oleh tunanganya di H-3 bulan menikah menjadi perbincangan banyak orang. Bahkan hingga H- satu minggu tak ada tanda-tanda Yudhistira calon suaminya datang, setidaknya untuk memutus khitbahnya. H...