Bab 3

7.2K 240 2
                                    

Sepintar apapun kamu menghindar, dua manusia yang berpikiran hal serupa di waktu yang sama, akan berkemungkinan lebih besar dipertemukan.

🍃

Girl Star. Nama geng beranggotakan lima cewek cantik yang nyaris genap tiga tahun menaungi SMA Semesta Raya. Geng yang pada awalnya beranggotakan Gravie, Dera, Kezia dan Vina itu akhirnya memutuskan menambahkan satu anggota lagi yang menurut keempatnya dapat menjadi pelengkap lingkaran mereka.

Sea Anastasya, cewek yang sebelumnya menempati jurusan Bahasa itu memilih pindah ke IPS karena merasa jurusan itu lebih tepat baginya. Berkat itu juga ia menjadi sekelas dengan keempat cewek yang kini menjadi sahabatnya.

Jika ditanya bagaimana sikap Girl Star selama tiga tahun belakangan, jawabannya sudah bisa di tebak.
Tidak jauh berbeda dengan geng-geng kebanyakan, ada sisi baik dan buruknya, ada untung dan ruginya.

Tak jarang kumpulan cewek-cewek tersebut bersikap bossy juga mengucapkan kata-kata kasar pada siapapun yang menganggu mereka. Namun, seringkali lolos dari guru BK karena tak sedikit yang membela.

Sisi baik dan keuntungannya,
kelimanya sering ikut serta dalam acara yang diadakan sekolah, ikut serta menyumbangkan kekurangan dana hingga mengisi acara. Selain itu juga berhasil menarik perhatian sekolah lain.

Jadi jangan heran kenapa mereka masih dipertahankan.

"Sekarang bersihkan!" Guru gemuk berkacamata menyerahkan sapu pada siswi yang terlihat jengkel itu.

"Buk, saya kan cuma makan. Masa ibuk tega sih ngasih hukuman karena hal sesepele itu!" Gravie menggerakkan tubuhnya masih enggan menerima sapu.

Guru mata pelajaran Sosiologi itu menggeram sehingga pipi gembungnya terlihat lebih besar, "Meninggalkan kelas dan mengajak empat teman kamu itu makan di kantin kamu bilang sepele? Kalian sudah kelas duabelas, masih mau main-main sama pelajaran, hah?"

Gravie memutar matanya malas, telinganya terasa panas mendengarkan setiap perkataan yang keluar dari mulut guru itu, "Ya akan waktu itu ibuk nggak masuk. Lagian yang penting kan tugas kita semua selesai, ya kan?"

"Yakan yakan. Tetap saja keluar kelas saat jam pelajaran itu tidak dibenarkan!" Guru tersebut kemudian memaksa Gravie memegang sapunya.

"Cepat bersihkan! Nanti akan saja cek kembali," tegasnya lagi kemudian berbalik dan mengoceh sambil berlalu. "Heran, murid seperti itu kok bisa jadi lulusan terbaik di SMPnya."

Gravie yang masih mendengar ocehan gurunya tersebut lantas terdiam memandang punggung lebar yang semakin menjauh itu, setelah memastikan guru tersebut sudah jauh, ia langsung mendudukan dirinya di bangku panjang di sana.

"Di rumah aja gue nggak pernah megang beginian, apalagi di sekolah. Ogah banget!" Ia melepas sapu dari tangannya hingga suara gagang yang menyentuh lantai menggema di sepanjang koridor kelas 11 IPA itu.

Tangan Gravie meraih ponsel dari saku kemudian membuka aplikasi chat paling banyak terdapat notifikasi.
Gadis itu terkikik sendiri setelah membuka grup Girl Star yang berisi keluhan teman-temannya atas hukuman yang didapat.

Pesan dari Vina yang mengatakan dirinya dihukum untuk membersihkan kantor guru dengan para guru yang telah duduk rapi karena akan ada rapat membuat tawa Gravie tak bisa tertahan, ia menunduk sembari memukul-mukul pahanya sendiri saking gelinya.

Rambutnya tergerai kedepan nyaris menutupi seluruh wajahnya, gadis itu tak peduli, pandangannya masih mengarah pada layar ponsel berisi pesan-pesan yang menurutnya sangat menggelikan.

"Kantor guru dimana?" tanya seseorang tiba-tiba.

Gravie yang masih asik dengan ponsel itu menujuk arah kiri tanpa menoleh, "Lurus aja, mentok belok kanan, yang pintu kaca," jelasnya kemudian tertawa lagi.

DERRY : manusia tanpa cinta [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang