Manusia Tanpa Cinta | Bab 70

2.8K 116 7
                                    

Mendadak semua ini berubah
menjadi mimpi buruk
yang terburuk

.

Hari mulai beranjak, langit oranye kekuningan tampak terlukis jelas keindahannya. Tekanan suhu pun kembali menurun.

Terminal bus Desa Puncak tak begitu ramai, hanya ada satu bus yang berangkat kembali ke kota untuk perjalanan sore ini.

"Benar tidak mau eyang antar langsung ke rumah saja? Sekalian temen-temen kamu juga bisa."

"Nggak apapa eyang. Eyang jaga kesehatan ya, nanti kalo Papa udah sembuh Dera balik ke sini lagi.." Dera memeluk ibu dari ayahnya itu erat, begitupun sebaliknya.

"Kamu jangan capek-capek, dua hari lagi eyang ke sana. Jenguk papa mu, sekarang masih ada yang mau eyang urus.."

"Iya eyang.."

Pelukan keduanya terlepas. Gravie, Derry dan Aldon berpamitan sopan sebelum akhirnya berjalan menaiki bus.

Tak jauh berbeda, penumpang bus untuk perjalanan kali ini juga tak banyak.

Gravie menyandarkan tubuh lelahnya ke kursi, matanya melirik langit yang mulai tertutup awan gelap. Sepertinya ia akan merindukan tempat ini.

Bus mulai melaju. Gadis itu menutup mata mencoba menyimpan banyak kenangan hari ini, di tempat ini.

"Grav, lo tidur?"

"Hm?" Gadis itu menoleh.

"Lo mau tidur?"

"Kayaknya gue nggak bakal bisa tidur, Der."

Cowok itu diam, tangannya kemudian merogoh saku hoodie dan mengeluarkan dompet kecil yang sempat diberikan keluarga angkatnya tadi.

Dibukanya benda itu, ternyata isinya sebuah gelang emas berkilau.

"Gue inget dulu ibu kerja keras buat beli ini, gelang ini bener-bener berharga. Gue terkesan Agusio dan istrinya nggak jual ini meskipun mereka butuh uang.." jelas Derry.

Gravie tersentak saat tiba-tiba cowok itu memasang gelas tersebut ke pergelangan tangannya, "Der?"

"Gue pernah ngambil sesuatu yang lo suka dan akhirnya buat benda itu nggak jadi milik lo lagi, sekarang gue kasih ini sebagai gantinya. Suatu saat nanti gue bakal tukar ini dengan benda spesial tanda keseriusan gue, lo mau jaga ini sampe hari itu tiba?"

Gravie tidak tau harus bilang apa, Derry bukan orang yang pandai berkata-kata namun yang barusan, benar-benar berhasil menyentuh hatinya.

Kepala gadis itu mengangguk setuju, "Gue sayan-"

"Woi woii! Eh? Cie pegangan tangan.."

Derry langsung melepaskan tangannya dari Gravie. Wajahnya terasa memanas.

"Apaan sih, Don! Ganggu aja lo," kesal Gravie.

"Gue punya kabar baik." Dera muncul ikut-ikutan menatap ke belakang.

"Kabar baik apa?"

"Barusan tante gue telpon, katanya Mama dan adik gue udah balik. Sekarang mereka ada di rumah sakit.."

"Serius, Ra? Ah gue ikut seneng dengernya." Gravie tersenyum.

Dera mengangguk, "Besok lo semua ke rumah sakit ya, sorean nggak apapa, istirahat dulu."

"Oke, eh iya Ra makasih loh gantungan kunci dan kaosnya, repot-repot dibeliin gue sama Derry."

"No problem, Gra. Lagian itu uangnya juga dari eyang."

DERRY : manusia tanpa cinta [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang