DERRY : manusia tanpa cinta [END]

Bab 23

Ada yang kembali tanpa diduga,
ada yang bertemu tanpa sengaja. Sejatinya kita semua memang tak
tahu apa-apa.

🍃

Wangi harum sabun seketika menyeruak ketika gadis itu keluar dari kamar mandi. Setelah menghabiskan beberapa waktu untuk berpakaian, ia segera meraih ponselnya yang masih diisi daya.

Gravie terlihat memainkan benda tersebut kemudian tersenyum.

Lean

Baru bangun tdr kan?
Ngaku deh

Sotoy huu

Sotoy? Makanan bukan?

Hah. Soto?
garing ih

wkwk ig km rame tuh gara2
tadi, dikira pacaran

Padahal kan blm yak
hehe

Biarin aja. Besok km
mau aku jemput di bandara?

Ngga usah ih, km kan
sekolah

Kan bisa bolos

Coba ulangi

BOLOS BOLOS
BOLOSS

Gravie tertawa kecil. Tepat setelah mengirim balasan pesan, terdengar suara perutnya yang nyaring. Ia meringis, sejak sore kemarin dirinya memang belum mengisi perut dengan makanan berat. Alasannya terlalu malas bergerak ke luar kamar.

Diletakkannya kembali ponselnya.
Baru saja hendak melangkah menuju pintu, kaki Gravie kembali terhenti, menemukan benda yang masih berada di atas meja belajarnya.

Astaga. Diraihnya benda tersebut lantas ke luar kamar.

"Bik! Bik Sriiiii." Gravie memanggil dari ruang makan.

Sesaat kemudian wanita paruh baya dengan serbet di bahu kirinya itu datang menghampiri. "Iya, non?"

Gadis itu mengangkat benda di tangannya kesal. "Ini gelas bekas susu kenapa belum dicuci. Nanti kalau sisa susunya tumpah trus kena barang-barang aku gimana?"

Bi Sri sedikit membungkuk lantas mengambil benda tersebut. "Maaf non, saya lagi bersih-bersih jadi kelupaan."

"Iya iya, aku maafin. Jangan diulangi lagi tapi."

Wanita itu mengiyakan, kemudian pamit kembali kebelakang. Sementara Gravie segera duduk di meja makan untuk sarapan.

Ia meletakkannya dua lembar roti di atas piring, kemudiam meraih toples selai coklat kesukaannya. Namun setelah tutupnya dibuka, gadis itu kembali berdecak kesal.

"Bibik! Bik Sriii..."

Asisten rumah tangganya itu pun kembali datang dengan tergopoh-gopoh, "iya, ada apa lagi, non?"

"Liat, selai coklatnya abis. Ambilin yang baru!"

Bi Sri mengangguk lantas segera berbalik mengambil apa yang majikannya minta. Perut Gravie kembali berbunyi minta diisi, tak biasanya ia merasa lapar seperti ini.