Kamu tak akan pernah mau mengerti keadaan, selama ego mu masih berada di puncak kepala.
🍃
Gadis dengan rambut berponi itu terlihat kesusahan berpindah pijakkan, dari susunan kotak kayu ke tembok pembatas bangunan setinggi dada orang dewasa.
Gengsi yang terlalu tinggi membuat dirinya enggan meminta bantuan dari satu-satunya orang yang ada di sana, apalagi setelah melihat orang tersebut dengan mudahnya melakukannya.
Ia tidak boleh kalah.
"Bisa nggak?" Derry kembali menoleh melihat gadis manja itu berusaha keras hingga akhirnya mencapai tembok pembatas.
"Bisa gue, nggak usah anggap remeh deh lo." Gravie berpegangan kuat tetap menjaga keseimbangan.
Gadis itu meraih sisi bangunan kemudian perlahan berdiri di atas tembok tersebut, tanpa sadar kakinya gemetar. Gravie mendongak menatap Derry yang telah berada di atap bangunan.
Cowok itu masih menatap lurus padanya, Gravie beralih pada pijakkan sempit di atas ke ventilasi kemudian langsung melompat mencoba naik ke atap.
Drapp
Pijakkan Gravie goyah, gadis itu seketika memekik keras. Ia nyaris jatuh jika tangan kuat milik Derry tidak sigap menahannya dan segera menarik tubuh gadis itu ke atas.
Posisi Gravie yang tidak tepat membuat lututnya sedikit tergores sudut kasar atap bangunan yang tak lain adalah salon sebelah gang tempat mereka sebelumnya.
Derry berdecih, "Dasar cewek."
Gadis yang masih mengamati lututnya itu seketika beralih menatap punggung cowok yang terlihat melangkah ke tengah atap.
Diam-diam Gravie mengamati tangan cowok itu kemudian beralih pada lengannya sendiri, lengannya yang sempat bersentuhan dengan Derry saat membantu dirinya tadi.
Gila sih, tadi tangannya dingin banget
Gravie beranjak lantas berdiri di sebelah Derry, benaknya masih menerka-nerka apa yang sebenarnya ada dipikiran cowok itu hingga membawa dirinya ke tempat ini.
Tak cukupkah ancaman berserta cekikan yang cowok itu lakukan padanya?
Apakah cowok itu berniat mendorongnya dari atas sini?
"Ngapain sih?" tanya Gravie menatap wajah Derry dari samping yang masih tertutup topi.
Tak ada jawaban, cowok itu kemudian melangkah dan duduk di pinggir atap tanpa beralaskan apapun.
Tangannya merogoh kantong celananya lantas mengeluarkan kotak rokok dan mengeluarkan satu batang dari sana.
Gadis itu menjentikkan jari,
"Oh paham, lo butuh temen ya? Uh kesepian.."Derry meletakkan rokok tersebut di bibirnya, matanya menerawang jauh menatap bangunan-bangunan lain yang tampak dari sisi atas.
Gadis yang tidak mendapat respon itu masih berdiri mengernyit tak mengerti dengan cowok tersebut.
Derry kemudian kembali mengambil benda di mulutnya lantas menoleh pada Gravie, "Lo kenal Rnv?"
KAMU SEDANG MEMBACA
DERRY : manusia tanpa cinta [END]
Teen FictionBest rank #1 of teenfiction [29 Oct 2022] [15+] Cerita ini mengandung banyak kata-kata kasar, harap bijak untuk tidak ditiru! ** Gimana rasanya jatuh cinta dengan brandalan jalanan berwajah rupawan? Berlarian di bawah langit malam, mengobrol di atap...