BUGH!Bugh!
Gravie mendadak terpaku setelah mengikuti sumber suara tersebut, ponsel di tangannya yang bergetar kini diam menampilkan satu panggilan tak terjawab.
Di tempat parkir restoran itu, dengan udara dingin seolah menusuk tubuh dan aroma tanah yang masih basah. Sepasang mata Gravie membulat menatap orang di hadapannya.
"EMANG DASAR ANJING LO!" Derry berteriak tepat di depan wajah cowok yang kerah bajunya tengah ia cengkram.
Gravie terkejut setengah mati setelah melihat siapa orang yang kali ini menjadi sasaran bogem cowok itu.
Lean!
Iya, cowok yang beberapa saat lalu berbicara dengannya di telepon!
"DERRY! APA-APAAN INI?" Gadis itu mendorong bahu Derry secara tiba-tiba, membuat perhatian mereka beralih.
"UDAH GILA YA LO, KENAPA LO NYERANG LEAN HAH?!"
Lean yang tengah meringis kesakitan, menatap terbelalak sosok Gravie di hadapannya, "Grav, k-kamu kenapa bisa ada di sini?"
"JAWAB DER! GUE TANYA SAMA LO!" teriak gadis itu, ia benar-benar syok. Ia tidak tahu akan bertemu dengan Derry secepat ini, di keadaan seperti ini, setelah ia mengetahui masa lalu cowok itu.
Bahkan setelah Gravie berpikir untuk melupakan dirinya.
Derry menatap gadis di hadapannya dingin, "Lo ngapain masih berkeliaran sendirian malem-malem gini, lupa gue pernah bilang apa?!"
"ITU. BUKAN. URUSAN. LO! SEKARANG JAWAB PERTANYAAN GUE, JAWAB DER!" Gadis itu benar-benar sudah tak bisa mengontrol suaranya.
Derry beralih melirik Lean penuh emosi, "LO TANYA AJA SAMA DIA ATAU CEWEK ITU!"
Tunggu, cewek?
Gravie sontak membalikan badan, tangannya seketika menutup mulut menemukan gadis yang sedari tadi tak ia sadari keberadaannya. Gadis yang warna pakaiannya samaan dengan Lean.
Gadis yang sangat ia kenal.
Jangan bilang..
"Gra g-gue b-bisa jelasin.."
"Gravie, aku udah mau ngomong ini ke kamu.."
Kepala Gravie menggeleng pelan, dugaan dugaan terus melintas di benaknya, ia sungguh tidak bisa berpikiran positif.
Gravie sungguh tidak menyangka.
Hatinya sakit, sakit sekali.
"Oh gue ngerti sekarang, gue ngerti.. jadi selama ini gebetan lo itu Lean, Vin? ORANG YANG JADIAN SAMA LO ITU LEAN? IYA?"
Vina melangkah maju lantas meraih lengan temannya itu, "Gra ini nggak seperti yang lo kira, gue bisa jelasin. Sumpah, dari awal gue nggak ada maksud-"
Gravie mundur menepis cepat tangan Vina, air matanya mengalir begitu saja, ia sudah terlalu banyak menangis, "Kecewa banget gue Vin, lo nggak mikirin perasaan gue, lo.. kenapa jahat banget sih. Selain Kezia, ternyata lo juga penghianat. LO NUSUK GUE DARI BELAKANG!"
"Gra!"
"NGGAK USAH SEBUT NAMA GUE!"
"Awh!"
"Vinaa.." Lean bergerak menahan tubuh kekasihnya yang tanpa sengaja terdorong oleh Gravie. "Grav, diomongin secara baik-baik bisa nggak sih! Jangan kayak gini!"
"Baik-baik? Lean, kamu udah ngancurin hati aku banget, kamu bilang kamu mau nunggu sampe aku yakin. Kamu bilang kamu sayang aku. Padahal tadinya aku nelpon buat ngasih tau kalo aku milih kamu daripada Derry, aku mau kamu. Tapi nyatanya apa? Kamu malah- argh!" Gravie mengusap hidungnya sambil terus terisak.
KAMU SEDANG MEMBACA
DERRY : manusia tanpa cinta [END]
Roman pour AdolescentsBest rank #1 of teenfiction [29 Oct 2022] [15+] Cerita ini mengandung banyak kata-kata kasar, harap bijak untuk tidak ditiru! ** Gimana rasanya jatuh cinta dengan brandalan jalanan berwajah rupawan? Berlarian di bawah langit malam, mengobrol di atap...