Manusia Tanpa Cinta | Bab 67

2.6K 123 18
                                    

Untuk saat ini, dalam diam aku
masih menyimpan tanya

.

Setelah menempuh perjalanan sekitar tiga setengah jam, bus yang mereka tumpangi akhirnya tiba di terminal Desa Puncak.

Gravie terbangun ketika merasakan pipinya ditepuk-tepuk seseorang, siapa lagi kalau bukan si pemilik bahu yang telah ia jadikan sandaran.

"Bangun! Mau ditinggal lo.."

Gadis itu mengusap mata lantas merenggangkan otot-otot tubuhnya.

"Udah nyampe? Kok cepet banget?"

"Nyenyak banget lo Grav, abis begadang?" Aldon terkekeh kemudian melangkah mengikuti Dera.

Melihat penumpang lain mulai turun, Gravie segera bangkit.

"Der, bawain ransel gue ya!" Tanpa menunggu jawaban cowok itu, Gravie segera melenggang turun dari bus.

Udara dingin seketika menyapa kulitnya. Derry tidak bohong, tempat ini benar-benar dingin. Namun gadis itu tak begitu menghiraukan karena masih takjub memandang deretan pegunungan yang tampak indah di kejauhan.

"Hatchimm!" Gravie mengusap hidungnya yang tiba-tiba gatal.

"Jaket lo mana, Gra?" tanya Dera menghampiri temannya itu.

"Nggak bawa."

"Bukannya dah gue ingetin."

"Lupa, hatchimm!"

"Nggak percaya dibilangin, pake!" Derry memberikan jaketnya pada gadis itu.

"Nggak usah galak bisa nggak?" Gravie menerimanya dengan wajah kesal, bibirnya kemudian menahan senyum melihat cowok itu tampak lucu dengan ransel pink di bahu kirinya.

Derry merapikan rambut panjang Gravie ke punggung kemudian mengembalikan ransel milik gadis itu.

"Loh kok dibalikin?"

"Biar nggak jadi bahan ketawaan lo."

"Loh siapa bilang?"

Derry hanya berdecak.

"Btw sekarang kita ke mana nih?" tanya Aldon akhirnya.

"Gue udah sempet ngabarin eyang sih, katanya ntar bakal ada mobil yang jemput. Niatnya mau ngabarin lagi, tapi di sini udah nggak ada jaringan.." jelas Dera.

"Huh iya beneran nggak ada jaringan!" Gravie menatap ponselnya.

Tin tinnn

Keempatnya kompak menoleh.

"Nah itu mobilnya."

***

Gravie, Derry dan Aldon melihat-lihat pajangan di rumah megah milik eyang Dera yang sangat klasik. Hiasan, ukiran dan lukisan di ruang tamu, semuanya tampak antik dan mahal.

Saat ini Dera tengah bicara dengan eyangnya mengenai keadaan keluarganya, mereka ada di ruang lain sementara ketiganya tetap di ruang tamu karena merasa tak ingin mencampuri urusan keluarga Dera.

"Sumpah, ini kan barang-barang yang udah langka banget." Aldon berdecak kagum.

Derry mengangguk setuju, "Keluarga ini emang terkenal paling kaya sedesa."

"Tau darimana?" Gravie menoleh.

"Dari orang-orang."

Gadis itu mengernyit.

DERRY : manusia tanpa cinta [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang