DERRY : manusia tanpa cinta
[New Version]🍃
Gadis cantik semampai dengan penampilan menawan itu menyeberangi jalanan setelah melambaik singkat pada teman-temannya. Tempat makan berlogo M itu kini tampak mencolok dari sudut Indomaret tempat dimana ia berdiri saat ini.
Sudah lewat tengah malam,
kebanyakan gadis pasti sudah tidur nyenyak dikasur mereka dengan selimut sebatas leher. Gravie pun ingin segera melakukan itu namun mengingat ada barang penting yang harus ia beli, terpaksa harus menundanya."Udah malem sendirian aja, mbak?" tanya kasir cowok itu setelah Gravie meletakkan barang yang akan ia beli.
"Bukan urusan lo," jawabnya ketus.
Pertanyaan basi yang sudah jelas sekali jawabannya.Kasir tersebut meliriknya lantas tersenyum tipis melihat barang wanita yang dibeli gadis itu, Gravie tak ambil pusing toh ia memang membutuhkannya.
Setelah membayar, Gravie langsung mengambil barangnya lantas melenggang.
"Hati-hati mbak! Nggak baik cewek sendirian tengah malem begini."
Sempat-sempatnya ia mendengar kasir cowok tersebut berujar sebelum dirinya benar-benar melewati pintu.Hah. Memangnya kenapa? Gravie sudah sering keluar malam. Bahkan jika dipikir kembali, dirinya lebih sering main di malam hari alih-alih siang hari yang menyengat.
Angin dari kendaraan yang melintas berkembus sedikit kencang, gadis itu memegang ujung roknya yang nyaris tersingkap. Sial.
Suara gelak tawa terdengar dari sekumpulan lelaki di seberang jalan, setelahnya entah mengapa mereka mengalihkan atensi padanya.
Gravie membuang pandangan.
Taksi, kemana taksii.Tak lama mendadak dua lelaki di seberang sana tampak menyeberang melangkah ke arahnya. Sebelah sudut bibir mereka tertarik sambil menatapnya dengan tatapan menjijikan.
Gravie mengenggam ponsel segera melangkah cepat menjauhi kedua orang mencurigakan tersebut. Sesekali ia menoleh ke belakang, ah sial. Mereka mengikuti.
"Mau kemana, cantik?" Belum sempat menekan nomor seseorang, lelaki asing itu lebih dulu menghalangi jalannya.
Gadis itu berdesis.
"Ditanya kok diem aja? Sini dong.."
"Heh jangan kurang ajar ya!" Ditepisnya tangan orang yang hendak menyentuh bahunya itu.
Bukannya berhenti, lelaki kurus berambut acak-acakan itu justru mendekat mencengkram lengannya, aroma rokok bercampur aroma tak mengenakan lainnya langsung menyeruak ke penciuman gadis itu.
Mata lelaki itu kemudian melirik ke kalung mewah di lehernya, tidak, jangan bilang mereka ingin merampok.
"Le-lepasin!" Gravie menyentak lengannya mencoba melepaskan diri, pikirannya berantakan sudah, keringat dingin bercucuran dari dahi gadis itu.
Lelaki yang berada di belakang Gravie tiba-tiba terkekeh menyeramkan.
Tidak, sepertinya mereka lebih tertarik ke hal lain, bukan kalung. Ia mulai bergerak meronta saat kedua tangannya telah ditahan dikedua sisi."TOLONGGG!!! TOLO-MMMM." Mulutnya langsung dibekap ketika mulai bertetiak meminta tolong.
"Jangan teriak-teriak cantik, ikut kita yuk."
Gravie menggeleng. Tubuhnya bergetar hebat ketika kedua lelaki brengsek itu menyeretnya entah ke mana. Pikirannya sudah memikirkan kemungkinan paling buruk yang mungkin kini akan terjadi padanya.
"AKH!" Gadis itu meringis ketika punggungnya terhempas ke dinding sebuah teras ruko minim penerangan.
Dua lelaki sialan itu tertawa, matanya menelisik dirinya dari atas hingga bawah.
"Berapa bayaran lo per malam?" tanyanya tersenyum miring.
"BRENGSEK! LO KIRA GUE CEWEK APAAN!!"
"Udah nggak usah malu.."
"LEPASIN!!" Gravie terus meronta mendorong lelaki itu sekuat tenaga, ponsel dan plastik di tangannya sampai tercampak jatuh.
"Stt. Diem sayang, jangan takut.."
"GUE BILANG LEPAS--"
BUGH!!
Dalam sejap lelaki kurus tersebut tersungkur ke tanah, sudut bibirnya robek mengeluarkan darah segar. Sementara temannya hanya mematung terbelelak.
Mata Gravie melebar, ia menutup mulut mengatur napas serta berusaha menahan air mata yang nyaris menetes. Ditemukannya seseorang dengan hoodie hitam melangkah memunggunginya.
"GUE PERNAH BILANG APA SOAL PERBATASAN ANJING!!" teriakan cowok itu seketika menyentak Gravie, juga kedua lelaki sialan tersebut.
Entah siapa sebenarnya orang di hadapannya ini dan seberapa berpengaruh dirinya, yang jelas ia berhasil membuat dua lelaki itu pucat ketakutan.
Diremasnya kerah baju lelaki itu kasar lantas mendorong tubuh kurus tersebut hingga mengahantam dinding. Gravie merinding melihat urat-urat biru di tangan cowok itu.
"MAU GUE HAJAR LO, HAH?"
Lelaki itu menggeleng ketakutan.
Tadi saja berlagak seperti macam, sekarang mirip kucing jalanan."PERGI SANA!"
Kedua manusia bangsat itu langsung berlarian kabur.
Gravie menarik napas. Menatap diam cowok tinggi yang masih membelakanginya itu, sampai kemudian ia berbalik dan tatapan keduanya bertemu.
Seketika gadis itu seolah tersihir.
Tak menyangka dengan sosok di hadapannya.Demi apa. Lumayan juga nih cowo.
🍃
Okee hai it's laa
Setelah setahunan lebih, akhirnya aku memutuskan buat revisi cerita ini + mungkin ngubah beberapa part biar plotnya makin nyambung
Buat yang udah baca sampai akhir, boleh banget kalo mau baca ulang. Buat yang belum baca atau baru nemu cerita ini, salam kenal yaa 💚
Bantu vote and comment, luv!
Ayo ketemu di ending xixii
KAMU SEDANG MEMBACA
DERRY : manusia tanpa cinta [END]
Novela JuvenilBest rank #1 of teenfiction [29 Oct 2022] [15+] Cerita ini mengandung banyak kata-kata kasar, harap bijak untuk tidak ditiru! ** Gimana rasanya jatuh cinta dengan brandalan jalanan berwajah rupawan? Berlarian di bawah langit malam, mengobrol di atap...