"Bunda ga makan?" Teriak Alin yang menyadari sang bunda tidak ikut sarapan bersama mereka
"Nanti dulu, bunda masih selesaiin jemur pakean" ucapnya menahan tangis, ia tahu guanlin tidak akan suka ia makan bersamanya pada satu meja. Itu saja untung guanlin mau memakan masakannya, biasanya akan ia abaikan lebih parah akan berakhir di tempat sampah
Guanlin sengaja tidak menyewa asisten rumah tangga untuk mereka, ia ingin menghukum wanita yang sudah menjadi istri sah nya ini. Entah kenapa, guanlin merasa sangat jijik berdekatan dengan jihoon
"Bun, udah selesai?" Jihoon berlari menghampiri sang anak yang sepertinya sudah selesai makan itu
"Kenapa sayang?" Jihoon sedikit menyeka keringatnya, baru pagi begini jihoon sudah merasa sangat lelah
"Bunda sarapan dulu gih" guanlin sedikit menyerngit melihat tingkah sang anak, bagaimana bisa dia begitu menyayangi seorang menjijikan seperti ini
"Nanti aja, kamu belum berangkat? Nanti telat lagi loh" ucapnya pada alin
"Alin ga akan berangkat kalo bunda ga makan"
"Ga ada ya! Ayo berangkat bareng daddy" guanlin sedikit menaikkan nada bicaranya pada sang anak, membuat anak satu-satunya itu terkaget-kaget. Guanlin yang menyadari sikapnya yang salah kepada sang anak segera memeluknya "ma-maksud daddy kan baik, nanti alin telat lagi loh"
"Udah lin, ini bunda sarapan kamu berangkat gih. Udah ditunggu itu sama daddy" ucap jihoon sedikit memberanikan diri menatap guanlin
"Yaudah bun, jangan lupa sarapan ya. Alin berangkat dulu" alin mencium pipi sang bunda dan berlari keluar rumah
Alin dan guanlin memang berangkat bersama, tapi jelas beda kendaraan. Alin mana mau dirinya si ketua tim basket terlihat datang bersama daddy nya jangan lupakan sikap guanlin yang begitu memanjakannya dimanapun. Tak kenal tempat
Dirasa alin sudah pergi, guanlin memandang rendah sang istri lalu kalimat selanjutnya membuat jihoon bahkan ingin menghilang saja dari peredaran ini
"Ga usah terlihat menyedihkan begitu, ga akan membuat saya kasihan sama kamu! Menjijikan!" lalu pergi begitu saja dari hadapan guanlin
Jihoon menitikkan air mata, berdiri setegak mungkin sambil menunduk. Ia terlalu lelah dengan semua ini namun ia masih berusaha untuk membuat guanlin sadar bahwa tak semua wanita sama seperti yang guanlin pikirkan tentangnya
Jihoon berjalan gopoh menuju ruang makan, tidak jihoon tidak akan sarapan. Seleranya untuk makan sudah tidak ada lagi, ia hanya akan membersihkan sisa makanan dari suami dan anaknya itu sambil sesekali terus terisak
Selesai dengan meja makan, jihoon menuju pantry dan mencuci semua piring. Lelah memang, dibandingkan pekerjaannya yang dulu menjadi seorang dokter, namun jihoon rela berhenti dari pekerjaan mulianya itu hanya karna sang suami yang bahkan sama sekali tak menghargainya
Ia berjalan menuju kamarnya di lantau atas, masuk melalui kamar guanlin. Kalian pikir mereka satu kamar? Jawabannya tentu saja tidak. Guanlin mana sudi tidur berdua dalam satu kamar bersama wanita menjijikan ini? Kamar jihoon tersembunyi harus melewati kamar tidur guanlin dulu, agar semua orang tidak curiga pada mereka. Kamar itu terletak di balik pintu penyambung antara kamar keduanya.
Hanya kamar kecil namun nyaman, terdapat segalanya disana. Agar guanlin tidak perlu repot melihat jihoon bolak balik masuk kamarnya saat guanlin ingin istirahat
Terkadang, jika guanlin sedang lelahnya jihoon memilih untuk tidur di ruang tengah agar tidak menganggu kenyamanan sang suami. Ia terlalu takut membuat guanlin bahkan bergerak seincipun saat tidur dan berakhir ia yang akan di marahi
Jihoon mendudukkan dirinya di bawah shower menyalakan air sedikit hangat, badannya pegal-pegal lalu selanjutnya bersama cucuran air yang keluar ia menangis tersedu sendirian
Tbc...
YOU ARE READING
GS | Being Perfect Wife ( Panwink )
Fanfiction"jangan karena anak saya suka sama kamu, saya bakal terima perempuan kayak kamu" - Lai Guanlin 38 tahun Hight story ranking #1 in laji #5 in panwink