Jihoon mengerjapkan matanya akibat cahaya yang memaksa masuk ke netranya yang masih nyaman tertidur, tunggu bagaimana bisa...
"Jangan ngelamun, bangun! Udah siang ini!" Guanlin yang tengah memakai kemeja putihnya tiba-tiba berdiri di depan jihoon
"Kamu yang ngangkat aku kesini?" Jihoon tersenyum, mungkin yang semalam bukan hanya mimpi. Pikirnya
"Gausah senyam-senyum begitu. Kamu pikir saya peduli sama kamu? Saya ngangkat kamu kesini karena saya ga mau disalahin lagi sama mama kalo kamu sakit" guanlin sedikit kesusahan memasang dasi, biasanya dia akan menyuruh asistennya untuk memasangkan dasi, namun hari ini ia sedikit terlambat bangun
Jihoon bangun, memberanikan dirinya untuk berjalan ke arah sang suami, mendekat lalu memakaikan dasi itu
Wajah guanlin sempat terkaget namun ia diam saja, tak tau harus seperti apa. Ia ingin marah namun ia juga butuh
"Ciee mesra banget si" alin menyembulkan kepalanya di celah pintu, sangat bahagia melihat interaksi pagi yang romantis antara kedua orang tuanya
"Boleh masuk ga nih?" Basa basinya lalu melangkah masuk ke kamar milik sang daddy
"Ck-- nanya belum dijawab udah nyelonong" ucap guanlin yang hanya di jawab kekehan oleh sang anak "mau apa ke kamar? Minta uang jajan lagi?" Jihoon tengah merapikan dasi guanlin, sangat rapi bahkan lebih rapi dari dasi yang biasa dipasang oleh sang asisten
"Dih orang alin mau minta tolong bunda buat bikinin bekel, alinkan harus latihan" alin memeluk lengan sang bunda posesif, takut daddy nya akan merebut sang bunda padahal guanlin saja jijik berdekatan dengan jihoon
"Kamu ga liat daddy sama bunda lagi mesra-mesraan ini?" Guanlin menarik jihoon ke dalam pelukannya, demi apapun jihoon merasa sangat bahagia sekarang, ia bahkan tak bisa mengeluarkan sepatah katapun
"Dih udah ah, yuk bun alin mau sarapan nasi goreng bunda lagi" alin menarik paksa jihoon dari pelukan sang daddy lalu meninggalkan ruangan itu, guanlin tersenyum entah karena apa namun segera ia tersadar dengan apa yang sedari semalam ia lakukan. Sepertinya ia sudah gila
"Kamu kok cepet banget bangunnya hoon? Tidur lagi aja" nyonya lai, yang tengah sibuk di dapur membuat jihoon merasa tidak enak
Ia lalu segera bergegas ke sana dan membantu sang mertua tercinta
"Ih udah kamu tidur lagi aja, kamu kan lagi ga enak badan. Semalam aja guanlin sampe harus ke apotek tengah malam karna badan kamu panas" ucap nyonya lai, jadi semalam bukan mimpi, batin jihoon
Ia sedikit tersenyum mengingat hal semalam, ia pikir itu hanya mimpi atau imajinasinya karna terlalu tak percaya dengan apa yang terjadi
.
..
...
..
.Anggota keluarga Lai tiga generasi tengah makan di ruang makan, jihoon sangat bahagia karna guanlin terlihat begitu peduli padanya walau ia tau itu hanyalah gimik buatan guanlin agar orang tuanya tak curiga padanya
"Bun, nanti alin telat pulang lagi biasalah"
"Jangan terlalu sibuk sama ekskul, sekolah aja yang bener biar ngurus perusahaan" ucap tuan lai pada sang cucu yang bahkan baru menduduki kelas 2 SMA
"Kek, jangan bahas perusahaan dulu jalan alin masih panjang alin masih mau menikmati masa muda alin" ucapnya sambil menyendokkan nasi lalu menyuapi sang bunda kesayangan yang tengah sakit "ini juga bunda sakit mulu kenapa sih, daddy jangan sibuk sama perusahaan terus jaga bunda ni kasian udah kurus"
Jihoon melebarkan matanya mendengar ucapan sang anak, mati sajalah dia nanti akan dimarahi sama guanlin
Tbc...
Jangan lupa komen yah, aku mau tau menurut kalian cerita ini gimana. Tulung banget nih...
YOU ARE READING
GS | Being Perfect Wife ( Panwink )
Fanfiction"jangan karena anak saya suka sama kamu, saya bakal terima perempuan kayak kamu" - Lai Guanlin 38 tahun Hight story ranking #1 in laji #5 in panwink