"Bun, dadd, alin ke kamar dulu ya. Selamat malam" alin mencium pipi kedua orang tuanya bergantian lalu berjalan menuju kamar tepat di sebelah kamar kedua orang tuanya. Jam sudah menujukkan pukul 02.17 waktu Jepang, mereka akhirnya memilih untuk kembali ke hotel karena alin yang sudah sangat mengantuk
Guanlin dan Jihoon masuk ke kamar mereka, jihoon sempat khawatir ia akan tidur dimana malam ini. Apa ia membuat alasan saja agar ia bisa tidur bersama alin di kamar sebelah?
"Duduk kamu!" Guanlin membuka suara rendah dan dinginnya
Jihoon yang sedang memikirkan cara untuk pergi dari sinipun tercekat, lalu duduk di sofa ruang tamu kamar itu
"Siapa suruh kamu duduk di atas? Dibawah!" Ucapnya dingin, jihoon mau tak mau turun ke bawah. Duduk di lantai
"Kalo kamu pikir saya akan tidur satu ruangan dengan kamu, kamu salah" bahkan pikiran itu tidak pernah terlintas di kepala jihoon
"Saya akan ke kamar di lantai atas, pacar saya menyusul tadi sore. Kalau pagi sekali alin kesini bilang aja saya udah nge-gym"
Tidak ada jawaban dari jihoon, ia hanya menunduk memainkan jarinya
"Punya telinga ga?" Guanlin mengangkat wajah sang istri kasar, membuat jihoon ketakutan dan segera mengangguk
Plak
.
..
...
..
."Setidaknya aku tidak akan kedinginan semalam di toilet" ucapnya penuh sabar
Jihoon merapikan beberapa barang bawaannya dan juga guanlin. Guanlin sengaja meninggalkan semua barangnya disini, ia tidak ingin rencananya diketahui oleh sang anak, ia hanya membawa laptop dan pakaian tidur ke kamar sang kekasih
Setelahnya, jihoon mandi dan langsung menuju tempat tidurnya
Namun belum sempat jihoon terlelap, suara bel dari pintu mengagetkannya. Ia lalu bergegas kesana dan membukanya. Betapa terkejutnya ia karena melihat alin berdiri menjulang di depan pintu, sambil memeluk bantal
"Bun, alin tidur disini ya? Kamarnya kegedean, alin ga betah" jihoon tak tahu harus seperti apa, bagaimana jika anaknya menanyakan keberadaan daddy nya.
"Ya yaudah ayo masuk. Astaga anak bunda" jihoon menutup pintu dan memeluk sang anak dari samping, lalu membawanya ke tempat tidur
"Bun, daddy mana?" Benar saja, anak itu menanyakan sang ayah
Jihoon berpikir sejenak, apa yang harus ia jawab?
"A anu, tadi daddy ke cafe di lounge buat ngerjain tugasnya. Nanti juga balik, yaudah kamu tidur aja" alin berjalan menuju tempat tidur super besar itu lalu menyuruh sang bunda untuk memeluknya
Jihoon memeluk sang anak penuh kasih sayang, lalu mengetik pesan untuk sang suami
To : Guanlin
Alin ke kamar, katanya kamarnya | kebesaran dan dia nyariin kamu
.
..
...
..
.Guanlin berjalan menuju lantai atas, ia sudah tak sabar bertemu sang kekasih lalu menuju kamar mereka
Guanlin menekan bel, lalu setelahnya lelaki pujaannya menunjukkan wajah menggemaskannya kepada guanlin
"Sayangggggg" Senho, memeluk guanlin dengan manja seperti yang sering dilakukan alin kepadanya
"Gimana penerbangan kamu?" Guanlin memeluk balik sang kekasih, lalu berjalan masuk ke kamar takut-takut ada yang melihat
"Enak dong, kan first class. Tapi gaada kamu, aku kesepian" Seonho membuat wajah sedih membuat guanlin merasa gemas dan mencium sang kekasih lalu mendorongnya menuju tempat tidur besarnya
"Should we start? I already misa your hall" guanlin menyimpan laptop, hp dan baju tidur yang ia bawa lalu melepas bajunya dengan kasar tanpa melepaskan pagutan mereka
Seonho hanya diam memandangi sang kekasih yang begitu ia rindukan, menunggu untuk dihantam oleh guanlin
Tit
Suara notifikasi dari hp guanlin menghentikan aktifitas mereka
From : Jihoon
| Alin ke kamar, katanya kamarnya kebesaran dan dia nyariin kamu
Tbc...
YOU ARE READING
GS | Being Perfect Wife ( Panwink )
Fanfiction"jangan karena anak saya suka sama kamu, saya bakal terima perempuan kayak kamu" - Lai Guanlin 38 tahun Hight story ranking #1 in laji #5 in panwink