fourtyseven

277 46 1
                                    

Bagai tersambar petir, guanlin seketika teringat akan masa lalunya-- masa lalu yang dulu dipenuhi oleh kebencian dan makian kepada jihoon. Ia merasa sangat tak pantas untuk memegang bahkan mendekat ke arah bayi itu apalagi jihoon. Wanita itu tidak pernah berubah, ia tetap baik walau guanlin memaki dan menyiksanya selama ini

Guanlin merasa sangat berdosa pernah melukai wanita sebaik malaikat ini, pantas saja alin bahagia berada di dekatnya. Jihoon bagai memberi energi positif kepada orang-orang di sekitarnya

Guanlin bangkit, lalu berjalan mundur menjauhi jihoon yang kebingungan. Ia tak pantas, jangan. Jangan sampai. Ia tak sadar air mata sudah jatuh membasahi pipinya, ia menatap jihoon wanita itu mencoba mendekat

"Guan, kaki kamu kenapa?" Jihoon mendekati guanlin, ia tahu walau sebenci apapun guanlin padanya ia tak mungkin melukai jihoon saat ini

Walau ada sedikit rasa sakit akibat guanlin yang tiba-tiba menjauh jihoon mendekat, mencoba meraih tangan lelaki yang pernah menjadi suaminya itu lalu mendudukkannya pada pinggir tempat tidur alin

"Aku ambil kotak P3K dulu sebentar, kamu jangan kemana-mana" setelah berbicara seperti itu jihoon menghilang di balik pintu membuat guanlin semakin merasa bersalah

Ia bahkan lupa kalau kakinya luka, bahkan darah di sana sudah mengering akibat ia biarkan selama beberapa jam. Sesaat setelahnya, jihoon kembali muncul dengan ember kecik dan kotak P3K

Jihoon membungkuk, walau susah ia berusaha untuk mengobati guanlin. Ia membuka sepatu lelaki itu, untung saja jihoon yang notabene seorang dokter tidak akan mual melihat betapa parahnya luka di kaki guanlin sekarang

"Kamu kenapa? Kecelakaan? Kok ada pecahan kaca?" Jihoon bertanya sambil tangannya bergerak untuk mensterilkan luka guanlin pada ember berisi air hangat. Lalu membasuhnya dengan lembut, air mata guanlin semakin tak terkendali

Setelahnya, jihoon mengeluarkan serpihan kaca lalu mengoleskan betadine pada luka itu-- luka yang cukup besar yang jihoon tidak tahu asalnya

"Nah sudah, aku pergi dulu ya. Udah ditunggu, kamu hati-hati jangan sampai luka kamu kena air dulu dan usahakan ganti perbannya tiga kali seminggu" jihoon membereskan semua peralatannya, lalu membawa sepatu alin yang menjadi alasannya berada disini

Jihoon tampak sangat tenang, wanita itu sudah jauh lebih tegar dari jihoon yang guanlin kenal dulu. Guanlin meremat celananya lalu sebuah kalimat keluar begitu saja

"Ji... maafin aku"



Tbc...

Gimana menurut kalian? Sebentar lagi bakal selesai. Nih aku bikin yang baru, remake sih dari cerita aku yang dulu

https://my.w.tt/sM3dnhwjt4

Vomment
👇👇👇👇

GS | Being Perfect Wife ( Panwink )Where stories live. Discover now