"Ma... pa... lin... bisa bicara sebentar?" jihoon dengan hati-hati berbicara saat keluarga lai tengah bersantai setelah makan malam. Tadi sore, tuan lai dan guanlin baru kembali dari Amerika setelah perjalanan bisnis yang memakan waktu hingga seminggu
Ketiga orang itu langsung menatap jihoon heran, "ada apa nak?" Tanya nyonya lai
"Ji-- jihoon mau ngomong sesuatu boleh?" Jihoon memainkan jarinya, ia sebenarnya tak ingin membicarakan ini namun ia harus. Ia sudah lama memikirkan ini
Guanlin memelototi jihoon, takut wanita tidak tau diri itu memberitahukan kepada orang tuanya bahwa ia menjalin hubungan dengan sesama jenisnya. Namun ketiganya kaget dengan ucapan yang jihoon keluarkan
"Aku hamil, usianya baru berjalan lima minggu" guanlin melotot pada jihoon. Apa ini strategi wanita ini agar ia tidak berpisah dari guanlin?
"Kamu seri--"
"Anak siapa itu?" Ujar guanlin dingin, membuat nyonya dan tuan lai memandang anak satu-satunya itu
"Apa maksud kamu guan?" Tuan lai bangun dari duduknya, bingung dengan maksud perkataan anaknya itu
"Ya siapa tau aja kan? Seingatku aku udah lama ga berhubungan badan sama dia" ucapnya, padahal ia menyentuh jihoon saja tidak sudi "bagaimana bisa dia hamil?"
Plak
Nyonya lai menampar anaknya itu, jihoon sudah menangis sekarang
"Lin, aku tau kamu--"
Guanlin panik, takut jika jihoon membongkar segala keburukannya di depan orang tuanya
"Kenapa? Kenapa dengan saya? Kamu ngaku siapa bapak dari anak itu? Siapa yang sudah kamu ajak tidur karna kesibukanku?" Benar-benar kemana letak otak dan hati seorang guanlin ini
"Guanlin, diam kamu! Ada apa ini?"
"Mama sama papa ga tau aja kalo selama di Jepang jihoon bertemu dengan laki-laki lain, siapa tau ajakan mereka bersenang-senang?" Guanlin tersenyum miring menatap jihoon yang sudah menangis tersedu-sedu dipelukan nyonya lai
"Cuk--"
"Kalaupun kamu ga mau ngakuin anak ini, aku ga masalah tapi tolong aku bukan seorang istri yang akan bersenang-senang dengan laki-laki lain hanya karena suaminya berselingkuh" demi Tuhan, jihoon tidak berniat mengatakan itu, namun entah bagaimana ia bisa keceplosan
"Apa? Kamu selingkuh? Guanlin jelaskan kepada papa!" Tuan lai berdiri sambil menguncang tubuh anaknya, bagaimana bisa rumah tangga yang terlihat baik-baik saja ini ternyata menyimpan banyak luka?
"Dia bohong, apa maksud kamu? Menutupi keburukan kamu dengan menjadikan saya umpan?" Guanlin menunjuk-nunjuk jihoon dengan penuh amarah
"Cukup hyung! Jaga ucapan hyung ke kakak saya!"
"Jisung?!"
"Tau apa kamu anak kecil?"
"Saya memang anak kecil, saya juga dari keluarga tak berada tapi tolong jaga ucapan hyung ke kakak. Kakak aku wanita baik-baik. Kak, ayo kita pergi aja"
"Apa maksud semua ini? Kalian bercanda? Jihoon, jisung tolong jelasin dulu ke mama maksud semua ini. Kalian mau kemana?" Nyonya lai pusing sendiri
"Ini lin, silahkan kamu tanda tangani surat perceraian ini. Maaf selama ini aku udah mengganggu dan mengusik kebahagiaan kamu. Ma, pa maaf sekali tapi jihoon udah ga tahan lagi. Jihoon pamit" jihoon membungkuk sopan pada nyonya dan tuan lai setelah menyerahkan amplop berisi surat perceraian itu diatas meja
"Pergi saja, kamu pikir saya peduli?!!" Ucap guanlin, jisung merengkuh tubuh jihoon lalu berjalan mengirinya sambil menenteng tas dan koper milik mereka berdua
"Hoon, jihoon jelasin dulu ke mama ini maksudnya apa" jihoon menangis
"Maaf ma, aku pamit dulu"
Tbc...
Double up uhuy
YOU ARE READING
GS | Being Perfect Wife ( Panwink )
Fanfic"jangan karena anak saya suka sama kamu, saya bakal terima perempuan kayak kamu" - Lai Guanlin 38 tahun Hight story ranking #1 in laji #5 in panwink