twentysixth

289 43 5
                                    

Setelah selesai berkemas, alin dan jihoon buru-buru memesan taksi dan langsung menuju bandara. Masalah tiketing sudah diurus semua oleh daniel, mereka tinggal kesana dan akan bertemu daniel disana. Ia daniel sedang menunggu mereka di bandara sekarang

Sebenarnya baik jihoon maupun alin tak ingin merepotkan daneil lebih jauh lagi, namun daniel sendiri yang meminta walau jihoon dan alin merasa sangat tidak enak

Sepanjang perjalanan alin menggenggam tangan sang bunda, yang masih terdapat plaster luka bekas infus. Alin sampai terheran-heran kepada bunda, bagaimana bisa dia mengetahui dan memendam semuanya sendiri serapih ini. Tak bisa alin bayangkan

"Nanti kalo udah sampai di Korea, kamu langsunh balik ke Seoul ya kamu harus sekolah" jihoon mengelus kepala sang anak yang terletak di pundaknya

"Ga bisa gitu bun, nanti bunda sama siapa?" Alin bangun, memperhatikan wajah sang bunda

Bunda tersenyum, lalu kembali berbicara "alin sekolah, selesaikan sekolah alin nanti liburan bisa ketemu bunda" jihoon tersenyum manis

"Alin udah ijin sama bu guru sebulan" dengan entang alin bilang tanpa merasa bersalah

"Astaga nak, kamu kenapa bisa ijin begitu sih? Kan keadaan ga sedarurat itu buat alin bolos sekolah"

"Alin ijin ya bun bukan bolos"

Jihoon bi laik -_________________-

.
..
...
..
.

"Gimana hyung, udah ada kabar?" Guanlin meremas hpnya hingga jarinya terlihat memutih "yaudah hyung buruan kabarin kalo dapat kabar ya, makasih hyung. Maaf merepotkan"

"Kemana si kalian" guanlin duduk di kursi ruang kerjanya, meremas rambutnya sendiri. Entah mengapa ada rasa menyesal sekaligus sedih saat ia dengan tidak tahu diri melakukan hal yang tidak sewajarnya ia lakukan di depan sang istri disaat sang anak menghilang entah kemana

"Sayang~~" seonho masuk tanpa aba-aba, guanlin hanya tersenyum. Senyum dipaksa tentu saja

"Main yuk, gatel banget nih aku" ia melepas celana serta kemejanya tanpa di duga, membuat guanlin langsung berdiri dari duduknya

"Bukan waktunya sayang, kamu bisa keluar dulu ga?" Guanlin masih bersabar, berbicara dengan halus

"Tapi aku mau~~" ia lalu duduk melepas resleting celana guanlin. Guanlin bisa apa? Ia hanya bisa menikmati seakan lupa dengan keadaan yang entah bagaimana ini

.
..
...
..
.

"Makasih ya niel, maaf banget sudah merepotkan" daniel membalas dengan senyum, lalu mengelus kepala sang mantan kekasih

"Andai bunda sama daniel hyung, bunda sudah pasti bahagia"

"Lin, hati-hati ya. Jaga bunda lo, kabarin kalo udah sampe" alin hanya tersenyum tipis

"Btw, ujin hyung mana? Dia gamau nganter apa? Ntar kangen aja awas ya" alin merajuk, mereka terlihat seperti keluarga yang sangat bahagia

"Dia ada ujian hari ini, nanti dia bakal telpon kalo udah selesai" daniel tersenyum lalu memeluk alin, ia tak tahu bahwa anak tengil sahabat sang adik yang selama ini sering main ke rumahnya waktu di Busan itu adalah anak tiri dari mantan kekasihnya

"Kita pamit ya, sampai ketemu lagi" alin memeluk daniel, lalu mengajak sang bunda untuk group hug sebelum akhirnya mereka benar-benar pergi dari sana



Tbc...

GS | Being Perfect Wife ( Panwink )Where stories live. Discover now