thirtyfour

281 40 0
                                    

Alin tak pernah menyangka bahwa perjalanan dari Seoul menuju Busan bisa selama ini, ia terus mengecek jam dan ponselnya menelpon siapa saja yang ada di Bisan entah bunda, nenek atau om Jisung. Namun semuanya seakan merencanakannya, tak ada satupun dari mereka yang ponselnya aktif. Ia tak tahu harus berapa lama lagi bergulat dengan waktu di tengah jalan ini

"Astaga bun, plisss jangan tinggalin alin" alin mulai menangis, sedikit tak fokus pada jalanan namun beberapa detik setelahnya ia tersentak, tidak. Ia tak boleh lengah nanti bisa saja ia kecelakaan dan malah tak jadi bertemu bunda

Setelah perjalanan panjang, alin sampai di Busan lalu segera pergi ke rumah bunda. Tolong, jangan tinggalkan alin sekali lagi.

Sesegera mungkin alin keluar dari mobil, lalu masuk ke rumah. Pintu terkunci, padahal masih pagi begini. Alin menggedor-gedor pintu, tak bisa hanya dengan menekan bel.

Seseorang lewat, lalu bertanya pada alin "maaf, loh kamu anaknya jihoon kan?"

.
..
...
..
.

"Gimana udah kamu tinggalin?"

...

"Baiklah, kerja bagus. Buat dia sampai seperti orang tak berdaya"

...

"Ah-- aku harus bersiap-siap"

.
..
...
..
.

"Pa, apa yang terjadi sama keluarga kita sekarang?" Nyonya lai menangis pada sang suami, ia tak menyangka bahwa keluarganya akan hancur berantakan seperti ini

"Sabar ma, papa juga gatau kalau pernikahan yang kita lakukan kepada guan dan jihoon akan seperti ini. Papa harus segera ketemu guan dan menjauh sejauh mungkin dari lelaki itu" tuan lai, dia tidak hanya diam di rumah, ia menyewa semua orang terpercaya dan terbaik untuk melacak kemana guanlin dan lelaki itu pergi

"Ini alin juga belum kembali, astaga ayo kita susul alin ke Busan" mereka tengah siapu untuk berdiri, namun alin datang dengan mata super sembabnya "lin, kamu--"

"Bunda pergi, ninggalin alin sendirian" lalu ia pingsan seketika

.
..
...
..
.

"Maaf-- loh kamu anaknya jihoon kan?" Alin tersentak kaget dan hanya mengangguk

"Apa anda melihat bunda saya?" Orang itu tersenyum

"Semalam dia datang bersama jisung dan menjemput ibu, lalu mereka pergi membawa semua barang mereka. Saya ga tau mereka kemana, tapi jihoon nitip ini ke saya kalau-kalau ada yang mencarinya. Kalau begitu saya permisi ya" orang itu pergi, meninggalkan alin dan sepucuk surat beraroma parfum milik bunda.

Tbc...

GS | Being Perfect Wife ( Panwink )Where stories live. Discover now