Lima tahun kemudian...
"Bun, bunda!!!" Alin turun dengan tergesa-gesa
"Awas jatuh jangan lari-lari. Bunda di dapur, kenapa?" Alin tiba-tiba sudah ada di balekangnya, membuat jihoon kaget setengah mati
"Linji mana? Daddy?" Alin sebenarnya sudah harus berangkat sekarang jika tidak ia akan terlambat ke kampus namun rutinitasnya setiao pagi semenjak lima tahun lalu tak bisa ia tinggalkan
"Tadi sih katanya mau nyiram tanaman, di halaman belakang mungkin?"
"Kok bunda malah balik nanya sih?" Alin sedikit kesal, melihat jam tangannya ia sudah hampir terlambat
"Udah sana ke kampus, cium linji nanti aja. Nanti kamu telat loh, jisung aja udah berangkat dari pagi" alin sedikit cemberut, mau tak mau ia tidak mencium linji pagi ini. Nanti saja pas pulang, ia akan balas dendam menciumi linji sampai ia puas
.
..
...
..
."Ayah, kok bunda tanamnya bunga mawar semua sih?" Guanlin yang sedang menyiram tanaman berhenti sejenak, lalu tersenyum saat menatap sang anak
Ia tidak kerja hari ini, lebih tepatnya meliburkan diri. Alasannya cuma satu, ia harus menemani sang anak karena jihoon hari ini ada operasi
"Kenapa emangnya sayang? Bukannya bagus ya?"
"Linji tidak suka, soalnya banyak sekali durinya nanti bisa sakit kalo kena" dia menjawab dengan polos, guanlin semakin gemas saja
"Bunga mawar memang seperti itu"
"Seperti itu gimana yah?" Anak balita berusia lima tahun ini penasaran setengah mati
"Bunga mawar melindungi diri dengan duri-duri yang ia miliki, kenapa? Karena bunganya indah dan harum jadi dia ingin mempertahankan keindahannya dengan duri-duri tajam yang ia miliki" guanlin membelai kepala sang anak, mirip sekali dengan bundanya
Linji kecil hanya mengangguk, walau masih tak paham sepenuhnya ia bisa mengerti sedikit saja
"Guan, aku berangkat ya sayang?" Jihoon menginterupsi pasangan ayah dan anak itu, dia sudah rapi menenteng tas dan jas putih miliknya
Guanlin bangun sambil menggendong linji, "hati-hati ya, kamu bawa mobil?" Guanlin merapikan anak rambut jihoon kebelakang telinganya
"Engga, tadi mobil aku dipake jisung buru-buru dia"
"Mobil dia kemana?"
"Biasalah, yaudah aku pergi ya. Da sayangnya bunda" jihoon menciumi sang anak dengan gemas lalu guanlin mencium pucuk kepala sang istri
"Nanti kalo udah selesai kabarin aku, biar aku jemput ya?" Jihoon hanya tersenyum sembari mengangguk, berjalan menjauh dari guanlin dan linji
Sejam lima tahun lalu, ia sudah mendapatkan haknya kembali sebagai seorang istri. Ia bersyukur sangat bersyukur. Ia tak menyangka setelah badai besar yang mengahantam rumah tangganya, kini ia merasakan manisnya hidup dikelilingi oleh orang yang ia sayangi
YOU ARE READING
GS | Being Perfect Wife ( Panwink )
Fanfiction"jangan karena anak saya suka sama kamu, saya bakal terima perempuan kayak kamu" - Lai Guanlin 38 tahun Hight story ranking #1 in laji #5 in panwink