Selepas insiden melepuhnya tangan jihoon diketahui oleh nyonya Lai, nyonya Lai begitu khawatir kepada sang menantu dan terpaksa mereka-- guanlin, jihoon dan alin kembali ke kediaman mansion besar tuan Lai
"Kamu ini hati-hati dong sayang, gapapa ini?" Bunda memperhatikan tangan malang sang menantu "nanti guanlin pulang mama marahin dia"
"Ma, aku gapapa kok, ini bukan salah guanlin. Aku yang ceroboh megang panci panas pas bikin sayur"
"Kamu beneran gapapa? Ayo ke rumah sakit mama anterin"
"Ma, aku gapapa kok"
Jihoon bersyukur, setidaknya hanya guanlin yang bersifat monster disini. Jika saja semuanya seperti guanlin, bisa-bisa jihoon mati seketika
.
..
...
..
."Tahun baru kita ga liburan ini? Mumpung alin ga ada turnamen"
"Makan yang benar sayang, nanti keselek" jihoon membersihkan bekas makanan di dagu sang anak
"Dad, ayolah. Daddy juga pasti gasibuk kan? Ke Jepang yuk!"
"Daddy gabisa, daddy" guanlin seketika terdiam melihat wajah kecewa sang anak "ia-ia kita ke jepang besok"
"Yesss, bun kita ke jepangggggggggg" alin yang terlalu bahagia lompat-lompat hingaaa
"Ah" alin terjatuh
"Sayang, astaga" jihoon bergegas membantu sang anak berdiri "kan luka lagi. Duduk dulu, bunda ambilin P3K dulu" setelah mendudukkan alin pada kursi ia bergegas mengambil kotak P3K di ruangan tengah, lalu kembali setelahnya
"Sini aku aja, tangan kamu juga lagi sakit" guanlin mengambil kotak dari tangan sang istri lalu berjongkok di depan sang anak yang kesakitan
"Pelan-pelan dong. Bahagia banget si" guanlin merasa gemas pada sang anak, lalu mencubit pipi sang anak
"Ya kan ini kita mau ke jepang bertiga sama bunda" alin menatap wajah cantik sang bunda
Jihoon mengelus rambut sang anak dengan tangannya yang masih sakit, ia tak bisa menahan untuk tidak bahagia jika melihat senyuman sang anak
.
..
...
..
."Ma, mama beneran gamau ikut?" Jihoon sedikit kecewa karna mertuanya tidak bisa ikut bersama mereka
"Mama sama papa juga pengen, tapi papa ada keperluan ke Singapur jadi kita harus kesana. Kalo urusannya cepat selesai, kita nyusulin kalian kok" nyonya Lai memeluk sang menantu kesayangan
"Pokonya harus nyusul ya, kita tahun baru bareng disana" alin memeluk sang oma
"Jagain istri kamu lin, kasian dia. Sekalian priduksi jihoon junior"
"Ha? Maksudnya pa?" Guanlin ga selo, ia tak bisa menangkap ucapan sang ayah
"Kan udah ada guanlin junior. Tuh!" Tuan Lai menunjuk alin yang tengah bermanja pada sang bunda "sekarang gilirannya produksi jihoon junior biar alin ga kesepian" guanlin tak tahu harus bereaksi seperti apa, ia hanya tertawa canggung
Panggilan terakhir untuk mereka, acara pelepasan keluarga Lai harus segera disudahi jika tidak sia-sia saja mereka membeli tiket itu
"Hati-hati ya, bahagia disana" ucap nyonya Lai menyeka air matanya
"Ma, kayak kita mau pergi selamanya aja sih. Kita pergi dulu, kalian juga hati-hati ya" setelahnya mereka pergi menuju gate
.
..
...
..
.Suara kembang api terdengar dimana-mana, percikan indah itu membuat langit Tokyo semakin menjadi membahana, begitu pula senyuman merekah dari bibir alin yang tak henti berlari bak anak kecil kesana kemari sedari tadi
"Awas jatuh lagi, sayang"
"Bunda, daddy Happy New Years, semoga bunda sama daddy bahagia selalu yah. Kalian berdua anugerah terindah yang pernah alin punya makasih" alin memeluk kedua orang tuanya disaksikan beribu bintang serta percikan indah kembang api di langit malam itu
Begitulah tahun baru mereka bertiga terlewati, bahagia seakan tiada hari esok
Tbc. . .
YOU ARE READING
GS | Being Perfect Wife ( Panwink )
Fanfiction"jangan karena anak saya suka sama kamu, saya bakal terima perempuan kayak kamu" - Lai Guanlin 38 tahun Hight story ranking #1 in laji #5 in panwink